(Cerita Stella)
Sabtu, 23 Juli 2016/ 10.00wib
Bell menandakan istirahat pun berbunyi. Setiap lorong sekolah pun sudah dipenuhi oleh para siswa-siswi yang wira-wiri.
"Stef aku tunggu di depan kelas."
Yang aku ajak bicara hanya mendongak dan mengangguk dengan penuh senyum sambil memasukkan satu persatu buku ke dalam tas merah jambu kesayangannya itu.
Rasanya kantuk banget diterangin guru bahasa kayak didongengin, jadi ingin memuletkan tubuh ini sambil berjalan-jalan merenggangkan otot-otot yang mulai kaku karena duduk selama 3 jam.
"Eh sorry," Kataku setelah dengan tidak sengaja menabrak cowok berkacamata yang aku lihat samar-samar karena cowok itu juga terlihat buru-buru, dia hanya tersenyum selagi melanjutkan langkah kakinya.
"Hei, ngapain bengong," Stefy menepuk pundakku dan seketika aku tersadar dari lamunanku.
"Oh, enggak." Jawabku yang tetap memperhatikan lorong yang dilewati anak itu tadi.
Stefy yang sepertinya ikut penasaran dengan apa yang aku perhatikan mulai ikut menoleh ke arah yang sama denganku. "Ada apa sih? ayo ke kantin, anak-anak sudah pada di sana."
Aku menggeleng seraya tersenyum. "Nggak ada. Oke, ayo, ke toilet dulu ya tapi." Aku menggandeng lengannya dengan kedua tanganku mengajaknya berjalan.
Sambil jalan aku masih memikirkan cowok itu. Siapa dia? Kenapa sepertinya aku nggak pernah tahu? Apa aku aja yang nggak tahu? Tapi itu anak nggak minta maaf main nyelonong aja.
***
"Kalian lama banget?" gerutu Welly kesal karena sudah menunggu di kantin tanpa makan apa-apa, ku rasa.
"Tahu lah Well, biasa tadi jalanan macet, hehehehe" Kata Stefy ngeles sambil dia tarik kursi di sebelah Welly, sedangkan aku tarik kursi di sebelah Felly dan aku posisikan dudukku.
"Yaelaah, Kelas kantin nggak sampek lima kilo meter. Emang kejebak apa? pohon tumbang? Udah laper kelamaan nunggu kalian tahu."
"Tadi itu Stella ngajakin ke toilet dulu mangkanya,..." Stefy mencari pembelaan.
Seketika Felly dan Welly melirik ke arahku. Pasti bakal tambah ngambek tuh Welly dengar pernyataan Stefy. Aku yang ditatap hanya tersenyum bingung mencoba mencari pembelaan.
"Ehh, bukan, bukan." Jawabku.
Welly menatapku sambil memanyunkan mulutnya. Dia mengendus kesal.
"Mau aku traktir minum? pada haus kan?" ucapku seketika. Mungkin jika aku rayu temanku satu ini dengan mentraktirnya, dia bakal luluh. Karena kalau denger gratisan, Welly ini biasanya langsung senang.
"Felly udah lapar, pakek banget." Felly yang dari tadi diam akhirnya mulai bersuara. Dia mulai menepuk-nepuk meja di depannya dengan jari-jarinya.
Pandangaku berpaling ke arahnya. "Stell, Well, Stef kalian pesan apa? biar Felly yang sedang kelaparan ini mencatat." Kata Felly menarik memo dan bolpoin di depannya. "Dari tadi kalian malah berdebat, tambah lama kan pesannya."
Fiks, Felly ternyata juga ngambek. Padahal aku dengan baik hatinya sudah mau nraktir minum meskipun uang jajan bulan ini lagi menipis karena kemarin aku belanjakan buku.
"Biar gue aja yang mesan. Kalian pada pesan apa??" Kataku pasrah. Aku tarik memo pesanan yang Felly pegang.
Aku lihat cengiran kecil terukir di sudut bibir Felly. Wahhh, ternyata aku dikerjain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Kamu
Teen Fictionupdate kembali setiap hari Jum'at,.. Tinggalkan coment, kritik, maupun saran, vote jika suka di setiap ep-nya juga. Terimakasi,...