2. Pertemuan Pertamaku Dengan Mu (Next)

85 43 4
                                    


(Cerita Steven )



Minggu, 31 Juli 2016/ 10.00wib

Dengan lancang dan tidak sadarnya gue ikutin cewek itu diam-diam. Gue penasaran dan gue akui gue suka. 

Tapi siapa ya dia? Sepertinya gue pernah ngelihat, tapi dimana? Sampai akhirnya gue sampai di taman dekat mall.

Bruakkk,.

Gue nabrak lagi. Ya tuhan apa salah gue, mengapa hidup gue nabrak orang melulu. Saat ini tepat di hadapan gue terdapat sesosok laki-laki berambut putih dibalik bunga mawar yang tinggal separuh dipegangnya karena barusan gue tabrak. Orang itu mengernyit kesal seolah gue mau diomel habis-habisan.

Mati gue!!

Sambil membungkukkan badan, gue mulai mencoba meminta maaf. "Pak, saya tidak sengaja."

"Bagaimana sih, kalau jalan matanya dipakai dong nak." Bapak itu masih menatap kesal, sepertinya dia tetap tidak terima. Astaga, barusan gue menerima makian dengan kalimat yang sama dari dua orang yang berbeda.

"Iya pak, saya tidak sengaja." Seperti tidak ada kata-kata lain yang terpikir di kepala ini. Gue ulang kalimat yang sama, sambil gue pungut bunga-bunga yang berserakan di tanah itu.

Gue merasa sial banget hari ini, udah dua kali gue nabrak orang diomelin pula. Udah ke mall nggak tahu jalan, nyasar di taman malah nabrak orang lagi.

"Lalu bagaimana ini dagangan saya, kalau begini saya tidak bisa berjualan."

"Bagaimana jika saya mengganti bunga bapak yang rusak ini dengan uang. Berapa pak? Biar saya ganti,..."

"Tidak bisa." Kata bapak itu cepat sebelum gue menyelesaikan ucapan gue. "Ini bunga mau dikirim sekarang, bukan karena uang. Gampang banget. Itu seperti kamu menyerobot orang yang lebih dulu memesan bunga ini dari pada kamu." Lanjut bapak itu mulai meninggikan suara.

Menyerobot? Gue hanya akan ganti rugi. Lagian itu kelopak bunga sudah pada rusak. Gue menyerobot hanya karena membeli bunga rusak? Gue gagal paham.

"Tapi bapak kalau saya tidak ganti rugi dengan uang saya harus apa? Dan juga,.."

Belum sampai omongan gue selesai sudah diselah oleh seorang cewek "Ada apa ya pak, ini?" Kata cewek itu sopan.

Gue tolehkan kepala gue ke sumber suara.

Dia,..

"Anak ini nabrak dagangan saya. Jadi rusak bunga-bunga yang akan saya kirim." Kata penjual bunga itu mengeluh.

Gue diam, menatap paras wanita yang sekarang berada di samping gue ini. Percaya, tidak percaya dia di sini.

"Bantu gue." Dengan tidak tahu malunya mulut gue berucap.

"Hemm?" Dia menoleh.

"Bantu gue." Ulang gue. Dia hanya menatap gue dengan tatapan yang tidak bisa gue artikan.

"Apa? Elo minta bantuan gue?" Katanya sedikit berbisik. "Elo meminta tolong atau nyuruh?" Lanjutnya, dia tersenyum.

"Tolong." Seru gue pelan. Sebuah mantra pengetuk jika kita ingin di bantu. Sebuah kata yang ditunggu-tunggu akhirnya terucap dari mulut gue. Jika bapak ini tidak memperumit dan mau menerima uang dari gue mungkin masalah ini sudah selesai dari tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me And KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang