6: Bunga & Ferrerro Roche.

309 10 1
                                    

Bagas memandang Dika yang dari tadi termenung tanpa ekspresi. Bukannya Bagas tidak tau tentang (namakamu) yang berusaha menjauhi sahabatnya yang mengilakan bola itu. Entah apa alasannya.

"Woy, bengong mulu. Napa sih lu?"Bagas menyenggol lengan Dika, alhasilnya Dika kaget.

"Masa lo kaga tau sih? Gak berguna lo jadi temen,"

"Tentang (namakamu)kan? La elah, cewe kek gitu aja repot. Bentar lagi baikan kok. Gue tau dia gak betah ngejauhin lo. Ditambah lagi, lo temen kecilnya yang dia deket,"ucap Bagas sambil menaik-turunkan alisnya.

"Masalahnya dia sama Alwan, bego,"

"Terus apa masalahnya? Jangan bilang yang lo takut sama Alwan,"

Dika memberikan Bagas pandangan membunuh.

"Oke. Sorry sorry,"

"Apa kata kalo lo nanti pulang pergi ke rumahnya dia? Dan lo beliin dia coklat. Lo sendiri juga yang bilang kalau dia ngambek lo sering beliin dia coklat,"idea cerah Bagas membuat senyuman Dika kembali mekar.

"Ada yang bilang mau beli coklat?"seorang lelaki berkacamata menghampiri meja yang di duduki Bagas dan Dika.

Dan lelaki itu adalah Bryant. Anak kepada pengusahawan dan dia juga dikenali sebagai pelajar yang sering mengambil kesempatan untuk berjualan di sekolah, walaupun aturan sekolah mengatakan berjualan adalah dilarang bagi pelajar disana .-.

***

'Knock knock'

Dika mengetuk beberapa kali pintu rumah (namakamu) sambil tangan kanannya memegang sebuket bunga dan ditengahnya ada coklat Ferrero Roche.

'Semoga (namakamu) suka'

Jika tidak, sia-sia saja dia berhutang dengan Bagas. Ditambah lagi syarat berlebihan Bagas.

'kalo (namakamu) gak menerima semua itu, lo harus bayar 2x lipat dari harga biasanya'

Ish, Bagas kalau berteman memang ada perhitungannya. Ini juga Bryant, jualnya mahal banget. Kaga bisa dikasih murah dikit napah. Dika membebel sendirian di depan pintu (namakamu).

Pintu terbuka setelah beberapa kali diketuk oleh lelaki bernama Dika tersebut.

"Assalamualaikum,"senyuman Dika semakin mekar apabila mengetahui yang membuka pintu itu adalah (namakamu,).

"Waalaikumussalam. Napa?"tanya (namakamu) dengan nadanya yang cuek.

"Nih, buat kamu. Moga kamu suka ya,"Dika menyerahkan bunga sekaligus Ferrero Roche yang dipegangnya tadi.

"Makasih ya,"ucap (namakamu) sambil menerima hadiah daripada lelaki yang sangat dirinduinya.

Ya, walau (namakamu) berusaha menjauhi Dika, namun hatinya tetap ingin bersama Dika. Apakah? Apakah (namakamu) menyukai Dika?

(Namakamu) menggeleng.

"Ermm. Kamu sendirian aja? Bunda mana?"tanya Dika sengahaja untuk berbasa-basi.

"Lo kaga ada kerjaan lain?"ucap (namakamu), sedikit tidak selesa dengan perilaku lelaki tersebut.

"Yaudah. Aku pergi dulu ya,"Dika mengukir senyuman tipisnya, sedikit kecewa dengan respon (mamakamu).

(Namakamu) hanya menggangguk.

Dika sempat tersenyum pada (namakamu), sebelum dirinya membuka langkah untuk pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari situ.

Dan sosok Dika hilang dari pandangan (namakamu).

(Namakamu) menggenggam erat hadiah yang diberikan kepadanya sambil tersenyum ia pandangi hadiah tersebut.

(Namakamu) berbalik, ingin memasuki rumahnya. Namun, seseorang menepuk bahunya.

"(Namakamu)~"

(Namakamu) memandang lelaki yang tersenyum dihadapannya.

Dan, semuanya menjadi gelap.

***

"Gue gak mau tau, yang penting dia harus lenyap dari pandangan gue!"gadis berambut panjang sepinggang itu membentak-bentak di telefon sejak beberapa menit lalu.

"Bunuh kek, dijual kek! GUE GAK MAU TAU APA JUGA CARANYA TITIK!"

Chelsea melempar sesuka hati hpnya yang berjenama i-Phone ke kasurnya. Beberapa saat kemudian, Chelsea mengukir senyuman.

"Lo gak bakalan bisa macam-macam sama gue (nam...),"

Chelsea meninggalkan kamarnya yang masih berantakkan, tanpa ada niat untuk membereskannya.

***

"Hanif, kamu ketemu dia di mana?"perlahan perempuan paruh baya ini mengoles ubat di beberapa bahagian tubuh gadis muda yang terbaring tidak sedarkan diri itu.

Lelaki yang bernama Hanif itu menulis sesuatu di buku kecilnya dan menunjukkannya pada ibunya.

'Di dekat hutan. Makanya Hanif bawa ke sini,'

Sudah jelas lelaki itu tidak bisa bicara. Bahkan sejak ia bayi. Entah itu kutukan atau kebaikkan bagi dirinya, namun ia hanya mengambilnya sebagai sesuatu yang positif untuknya.

"Yaudah, mama tinggal kalian disini dulu ya. Mama pengen buat teh angat buat dia,"

Hanif hanya mengangguk.

Hanif hanya merenung jauh tanpa menyedari bahwa gadis itu mengerang, merasa sakit di bahagian kepalanya. Semakin lama, erangan tersebut memecahkan renungan Hanif.

(Namakamu), gadis yang terbaring tadi berusaha untuk bangun dari tempat tidur tersebut, namun dihalang oleh Hanif.

Hanif melambai-lambaikan tangannya menandakan ia melarang (namakamu) untuk bangun.

"Kamu..cowo yang nolong aku,kan? Pas--,"

(Namakamu) memegang kepalanya sendiri. Denyutan masih terasa di bahagian kepalanya. Entah apa yang terjadi pada dirinya, yang ia ingat hanya ia diseret ke mobil dan di pukul habis-habisan dengan kayu entah dimanakah mereka pada saat itu. Dan datang seorang lelaki yang berjalan terhincut-hincut dengan tongkat yang membantunya untuk berjalan.

Hanif menulis dengan pulpennya di buku kecilnya.

'Kamu masih lemah, jangan banyak bergerak dulu,'

(Namakamu) mengangguk. Ia juga masih merasakan dirinya belum sempurna sehat.

"Kayanya aku kenal kamu,"(namakamu) kembali berbaring di ranjang dan meneliti wajah lelaki yang berada di sampingnya.

Hanif menggerak-gerakkan tangannya sebagai bahasa isyarat.

"Ohh iya. Kamu anak kelas sebelah. Nama kamu siapa? Aku (namakamu),"

***

"(Namakamu), kamu di mana? Aku khawatir,"Dika berbolak-balik di kamarnya.

Dika baru saja menerima pesan whatsapp dari bunda, menyatakan bahwa (namakamu) tidak ada di rumah. Dia hanya menemukan hadiah yang diberikan oleh Dika dihadapan pintu rumah.

Bahkan, ia mengirim perpuluh-puluh pesan pada (namakamu) dan menelfon (namakamu) tanpa diangkat. Dia juga memgirim pesan pada Bagas dan si kembar -Dianty & Adiba-, mungkin saja mereka ada bertemu dengan (namakamu), namun jawapan mereka mengecewakan.

---

YA ALLAAHHH UDAH LAMA KAGA UPDATE NI CERITA!!! last updatenya kapan sih .-.? ini juga on dari laptop. oh ya, mulai dari sekarang, aku mau kalian manggil aku thor *terkesan kaya memaksa aku '-'* kerana thor mau kuat seperti thor. *pansih, kaga jelas*. semoga masih ada yang ngebaca + ngevote ni cerita yak ^^.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 11, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Aku Rindu Kebahagiaan. || (namakamu).Where stories live. Discover now