Sepucuk Surat (1)

74 4 0
                                    

Mana mungkin aku bisa percaya sama love at the first sight? secret admirer? atau apalah itu. Huh.

Jangankan untuk menjalani situasi seperti itu, membayangkannya saja aku nggak pernah!

Tapi kamu...

Cuma kamu yang bisa patahkan semua itu...

Oh tidak! Aku mulai gila!
.
.
.
.

"Vanilla? Kupesankan secangkir cokelat ya! Lalu menikahlah denganku..."
.
.
.
.

================================

Temui aku di Kafe Tory, besok, jam 2 siang.

Ttd
Pangeranmu

Isi sebuah sobekan kertas terbungkus amplop berwarna pink yang terselip di loker nomor 301--milikku--entah ditujukan pada siapa.

Yang jelas, aku yakin bukan ditujukan untukku. Apalagi nama pengirimnya tidak dicantumkan dengan jelas.

Lagipula siapa juga yang akan menungguku di kafe?

Pangeran? Memangnya dia pikir ini negeri dongeng? Ha ha ha.

Sumpah ya, makin kesini kok manusia makin nggak waras. Imajinasinya terlalu liar, atau cuma mau main-main? Ya apapun itu, nggak lucu menurutku.

Heran, zaman udah serba canggih kok masih ada ya janjian pakai surat-suratan begini?

Kuremas kertas itu sampai kecil, lalu kubuang begitu saja di tempat sampah yang tak jauh dari loker. Aku tak peduli.

***

Marry Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang