Aku masih kepikiran dengan surat kemarin yang kuterima selama tiga hari berturut itu.
Hari ini, entahlah apa yang akan terjadi.
Asal kamu tau saja, aku tak menjawabnya sedikitpun. Aku tak jadi ke kafe tory, dan aku pun tak membalas suratnya. Entahlah, pikiranku kacau!
Pagi ini aku menuju Front Office, tempatku bekerja. Tak ada surat yang ada di lokerku. Fiuuuh. Mungkin laki-laki itu sudah taubat.
"Vany, pacarmu romantis ya?"
Pacar? What?!
Dea, temanku sesama front office menatap dengan mata berbinar. Matanya melirik ke arah tempatku biasa bertugas.
Kuikuti arah tatapannya dan seketika mataku membulat.
OH MY GOD!
Dia benar-benar mengirimiku seloyang pizza dan sebuah... um.. sepucuk bunga mawar. Dasar gila! Siapa sih manusia hiperbola ini?? Kenapa dia begitu romantis? Oh shit!
Aku celingukan. Siapa tau lelaki yang berambisi padaku itu masih berkeliaran di sekitar sini. Mungkin sedang memata-matai?
Sejujurnya, yang membuatku penasaran adalah bagaimana dia bisa tau yang mana lokerku? Yang mana meja kerjaku? Tau aku amat suka pizza? Dia pasti orang kantor, nggak salah lagi. Tapi siapa???
Aku mulai menjadi detektif, karena masih level cupu aku menyamakan diriku dengan Conan.
Oh, bukan. Bukannya aku bilang Conan masih cupu, tapi karena Conan adalah serial kartun yang diciptakan untuk anak-anak. Paham kan?
Mana mungkin aku merasa mirip Sherlock Holmes sementara daya penyelidikanku masih dibawah rata-rata.
Oke, kita lihat sekeliling. Saat ini laki-laki yang ada diruangan hanyalah Zulkifli, sekuriti berusia 26 tahun. Mungkin dia tahu sesuatu?
Atau jangan-jangan..
hump!
Jangan-jangan malah dia yang naksir aku dan mengirimi aku surat tiga hari berturut. Oh my God ini nggak boleh terjadi. Bisa-bisa aku dikeluarkan kalau sampai terjerat skandal percintaan dengan sekuriti.
"Buka dong Van, lumayan buat sarapan. Mumpung belum ada yang datang. Hehe," kata Dea.
Pandanganku masih mengawasi Zulkifli. Apa iya dia orangnya?
Ide gila mulai muncul dalam pikiranku. Oke, Vanny, jangan alihakan perhatianmu dari pria yang gelapnya satu tone dibawah warna tongkat sekuriti yang dipegang-pegangnya.
Oh tidak. Sekarang dia menatap kearahku, lalu tersenyum seakan berkata "selamat menikmati, Vany". Ough. Kurasa ini benar-benar mimpi buruk.
Katakan omong kosong dengan penyelidikan ini. Pipiku panas saat kepergok barusan.
"Eh ada suratnya nih. Gue baca yah Van.."
Dear Vanila..
Aku menepati janjiku, mengirimkan seloyang pizza--rasa favoritemu--sebagai permintaan maaf.
Maafkan aku atas permintaanku kemarin ya..Semoga kamu suka dengan Pizza-nya..
Regards,
Pria yang (hampir) gagal jadi pangeranmu"O-Em-Ji, Vanilla, Cowokmu sweet bangeeeeeeettt~~"
Aku cuek saja Dea bilang begitu. Kayaknya lebih baik kalau kunikmati pizzanya. Kalaupun ini dari Zulkifli..? Ooh, come on Van.. bersikaplah wajar sedikit. Pura-pura bodoh agar dapat menikmati pizza toh nggak ada salahnya kan?
***
"Hallo mbak Vany, maaf mengganggu waktunya," kata pria berjaket itu.Lumayan tampan sih..
Aduh Vanny! Hentikan! Kok jadi keganjenan gini..
"Siang Mas, ada yang bisa saya bantu?"
"Ada mbak, hati aku galau..."
Pikiranku penuh tanda tanya. Aku bengong tak paham maksud ucapannya.
"Haha, lemot juga ya ternyata," ia tertawa "Ini aku mau ketemu sama pak direktur, udah janjian kok. Ada di ruangan?" Katanya.
"Oh, sebentar, dengan mas siapa maaf?"
"Alwan Zatory, dari PT Masa Depan Denganmu"
Aku hanya mengangguk.
"Selamat Siang Pak Dirga. Ada tamu, mas Alwan dari PT Masa Depan Denganmu,"
"PT Apa...?" Terdengar tawa dari seberang telepon. Aku baru sadar betapa bodohnya aku. Kulirik pria bernama Alwan yang juga sedang tertawa tanpa suara.
Mukaku sudah kayak kepiting rebus saking malunya, "ehm. Maaf pak, sepertinya mas Alwan sedang bercanda"
"Hahaha. Nggak apa-apa. Teman baik saya itu. Suruh masuk ya Vanny"
"I-iya pak.."
"Buahahhaha. Makanya kamu jangan terlalu serius, Vanny" ketawa Alwan pecah dihadapanku.
Untung saja orang ini teman atasanku. Kalau enggak, mungkin cetusan yang bakal keluar dari mulutku.
"Ehm, kata pak Dirga silakan masuk keruangan saja. Sudah tahu ruangannya kan?"
"Belum,"
"Oh, biar diantar sekuriti,"
"Maunya diantar kamu"
Apa-apaan sih ini orang? Mau ngerjain aku lagi? Kekesalanku sudah diubun-ubun rasanya.
"Atau aku bakal bilang kalau FO disini nggak melayani tamu direkturnya dengan baik?" Dia memancingku.
"Okee, sebentar ya Mas Alwan, ayo saya antar keruangan" kataku akhirnya yang membuat Alwan tersenyum penuh kemenangan.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me ?
RomanceMenikahi pria yang tak tau siapa karena surat cinta yang dikirim ke loker milikku setiap hari? Ah, kalian pasti berpikir aku aneh..