Author playlist : Xing Yue Shen Hua - OST The Myth 2010
***
Where will you be in a thousand years time?
What would the scenery look like around you?
Our story does not count as beautiful
Yet it is unforgettableDespite breathing in air from the same sky
I am not able to embrace you
If time, identity and name were changed
I hope I will still remember your eyes***
Enjoy!
.
.
.
Dalam ruangan berpenerangan cahaya lilin itu Jian Guo memandang wajah putrinya yang terbaring di atas ranjang. Ia bernapas sepelan mungkin, memastikan jika suara napasnya tidak mengganggu tidur putrinya yang lelap. Ah... walau dalam keadaan minim cahaya sekalipun, Chao Xing terlihat begitu pucat, hingga membuat Jian Guo merasa cemas.
"Yang Mulia...?!" panggil Kasim Ren dengan suara serendah mungkin. "Ampun, Yang Mulia, sudah saatnya Anda kembali ke Istana Emas," ujarnya mengingatkan dengan nada hormat dan bijak. Sudah tugas Ren untuk mengingatkan rajanya untuk mematuhi protokol kerajaan. Istana Emas merupakan tempat peristirahatan raja, juga tempat dimana ruang kerja pribadinya berada.
"Apa aku tidak bisa tinggal di sini untuk malam ini saja?" Jian Guo balik bertanya, tanpa mengalihkan tatapannya dari wajah Chao Xing. "Aku ingin memastikan jika dia baik-baik saja," lanjutnya membuat Kasim Ren mengangguk paham.
"Hamba mengerti," sahut kasim masih dengan nada hormat dan bijak yang sama. Ren bahkan tersenyum tipis saat mengatakannya. Ada kebahagiaan yang menyelinap ke dalam hatinya saat mengetahui jika rajanya mulai menerima Chao Xing sebagai putrinya. Ah, tidak, ralat Kasim Ren cepat. Raja sudah mengakui Sang Putri jauh sebelum ini, batinnya. "Namun Anda tidak bisa melanggar protokol kerajaan," tambahnya tenang. "Para selir, pejabat serta bangsawan pasti akan bertanya-tanya mengapa Putri Chao Xing diperlakukan sangat istimewa?" jelasnya pelan.
Ren terdiam sejenak, memberi waktu Jian Guo untuk meresapi ucapannya. "Yang hamba khawatirkan—perhatian istimewa yang Anda tunjukkan pada Putri Chao Xing akan membuat putri kerepotan di masa yang akan datang."
Sekejap kedua mata Jian Guo melebar terlihat marah walau pada akhirnya ia hanya melepas napas panjang tanpa melepaskan pandangannya dari wajah Chao Xing. Ia mengamatinya dengan seksama, seolah-olah memastikan jika putrinya itu masih bernapas dengan teratur.
Dengan gerakan pelan ia pun berdiri, mencondongkan tubuhnya lalu mengulurkan tangan untuk kemudian diletakkannya di atas dahi Chao Xing yang kini sudah bersuhu tubuh normal. "Dia akan baik-baik saja bukan?" tanyanya, terselip nada bersalah dalam suara beratnya saat mengatakannya.
Kasim Ren mengangguk. "Tuan Putri akan segera sembuh," sahutnya sangat yakin. "Putri akan segera sembuh dan mengganggu saudara-saudaranya yang lain," tambahnya dengan sebuah senyum yang terukir pada wajah keriputnya yang dimakan oleh usia.
***
Chao Xing melirik lewat bahunya, memastikan jika rencananya kali ini tidak diketahui oleh Dayang Ju maupun hamba sahayanya yang lain. Sekuat tenaga ia mengabaikan rasa sakit yang sesekali masih berdenyut pada kedua betisnya. Yang ada di dalam pikirannya saat ini hanya satu—mencuri lihat para sarjana yang tengah melaksanakan ujian nasional untuk memilih sarjana-sarjana berkualitas untuk menduduki posisi-posisi penting dalam pemerintahan.
Bedebah itu pasti mengikuti ujian lagi untuk kenaikan jabatan, batin Chao Xing yang terus memaksa kedua kakinya berjalan menuju halaman istana yang kini disulap menjadi area tempat ujian nasional dilaksanakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - CHAO XING (朝兴)
FantasiaHighest rank #1 in Fantasy The Land of Wind Series #1 VERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY (18+) Chao Xing tidak pernah menganggap jika dirinya seorang Putri. Untuk apa dia berpikir seperti itu jika ayahnya sendiri-Yang Mulia Raja Jian Guo...