04. Terungkap

95 17 12
                                    

RANGGA POV.

"Aduh, gw lupa beli obat buat nyokap gw.. dan tempatnya udah lewat jauh... balik aja ah" ucap gw penuh penyesalan.

Saat gw udah selesai bayar obat dikasir, gw lihat ada anak cewek 2 orang lagi naik sepeda..

"Tunggu dulu, mereka itu kayak pernah gue lihat deh... tapi dimana ya.." ucap gw melihat kearah 2 anak cewek itu.

"Oh iyaa... mereka itu Alena sama Melody... iya!" Ucap gw antusias.

"Tapi mereka kemana ya? Gak mungkin mereka pulang ke rumah, sedangkan rumah Alena itu di kompleks melati, dan Melody... dii... tau ah. Apa Gw ikutin aja" ucap gw yang langsung cepat cepat mengikuti mereka.

"Haahhh? Mereka lewat jalan rumah sakit? " Gw kaget.

"Kring..terong, teong. Kring..teong,teong" seketika hp Rangga di saku celananya berbunyi dan spontan ia memberhentikan motornya sementara.

"Mama?" Ucapku melihat nama orang yang menelpon.

"Ngga? Kamu udah pulang belum? Kok lama banget? Udah beli obatnya?" Pertanyaan bertubi tubi datang dari suara telpon mamanya.

"Ya, iya ma, aku udah pulang, udah beli obatnya. Ini lagi dijalan mau pulang" jawab Rangga gugup karena sebenarnya ia sedang mengikuti seseorang tetapi ia harus langsung pulang karena ia ditunggu oleh mamanya.

Rangga pun segara pulang menuju rumahnya.
Sedangkan Melody dan Alena tidak sadar kalau mereka tadinya sedang di ikuti Rangga.

Rangga Pov.

Sesampaiku di rumah, aku memberikan obat yang tadi aku beli kepada mamaku.

"Ini mah, obatnya, semoga Mama cepat sembuh" sambil memberikan obatnya kepada mamaku karena mamaku sedang sakit demam.

"Oh iya, makasih ya ngga" ucap mamaku.

"Kakaak!! Bantuin aku bikin pr dong!" Teriak Stella, adikku yang masih berumur 10 tahun.

"Yaa.. nanti aja ya, kak Rangga masih cape" balasku.

"Tapi janji ya.."

"Iyaaa bawel" ucapku sambil mencubit pipi Stella yang chubby.

Setelah itu, aku langsung menginjakkan kakiku di tempat tidurku. Aku berfikir, ngapain Alena pergi ke rumah sakit di temani Melody, apa jangan-jangan ada yang sakit?, Atau jangan-jangan mereka bukan pergi ke rumah sakit?. Udahlah, besok gue akan nanya langsung sama Alena.
Ehh.. bentar, nanti kalau gue nanya langsung sama dia, apa dia gak curiga kalau misal kemarinnya gue ngintilin mereka. Tapi kalau gue gak nanya, gue gk akan tau dong.

"Gue kok jadi peduli gini sama Alena?"ucap gue bingung.

Alena Pov.

"Ok, dah sampe..." ucap aku pelan. Saat aku sedang berhenti dan memarkirkan sepedaku dan seketika Melody muncul bersama dengan sepedanya. Memang aku akui tadi saat di jalan, aku mengayuh sepedaku dengan cepat sampai-sampai Melody tertinggal.

"Masuk yok" ajak Melody sambil menarik tangan Alena ke dalam.

"Jangan tarik-tarik juga kali" bantah aku sambil menaikkan nada saat berbicara.

Belum sempat aku dan Melody masuk ke dalam tempat itu, sudah ada yang teriak-teriak memanggil namaku.

"Kak Lenaa!!" Teriak anak kecil itu sambil mengeluarkan suara imutnya layaknya anak kecil, yang ternyata ia adalah seseorang bernama Tiana, gadis kecik berumur 5 tahun.

"Kok akunya gak di panggil sih" ucap Melody kesal.

Memang sih, yang datang aku bersama dengan melody, tetapi anak itu tidak terlalu mengenal Melody, karena Melody memang jarang datang kesini, sesekali dia datang hanya untuk menemaniku saja saat banyak waktu luang.

"Oh iya, dek Tiana, ini namanya kak melody, teman sekolah kak ALENA." Ucapku sambil menunjuk melody yang berada di sampingku.

"Oh iya, salam kenal dek Tiana" ucap Melody sambil berjabat tangan dengan Tiana.

"Hehehe.. salam kenal juga" balasnya.

Kita pun masuk ke dalam kamar-kamar anak anak panti asuhan untuk mengajak mereka bercerita dan sekaligus memberikan mereka Snack.

Inilah kegiatan ku yang paling aku senangi, yaitu bisa membuat mereka tertawa, senyum, dan bahagia sehingga mereka bisa lupa bahwa hidup mereka tidaklah se enak orang lain, yaitu masih memiliki kedua orang tuanya. Walaupun itu hanyalah sesaat.
Entah mengapa, orang tuaku selalu mengajarkan untuk hidup dalam kesederhanaan dan tidak menunjukkan kekayaan, hidup bersolidaritas, dan bisa menerima kenyataan.
Hal terakhir yang orang tua ku bilang padaku "dan bisa menerima kenyataan" sangatlah tak ku mengerti. Ucapku dalam hati.

***
"Len, hari ini hari terakhir kita bertemu sampai 4 hari kemudian." Ucap Melody sedih.

"Udahlah gpp... yang penting kan kamu masih balik?" Ucapku disertai dengan senyum tenang. Padahal dalam hatiku sangatlah sedih, tapi aku gk mau bilang sama Melody nanti dia malah tidak menikmati liburannya.

RANGGA POV.

Hari ini, gue harus berani nanya sama alena tentang kejadian kemarin.

"Alena, boleh ngomong sebentar gak?" Ajakku sambil memberanikan diri.

"Boleh" ucap alena singkat dengan raut muka yang datar.

"Ok... tapi di luar boleh gak?"

"Okelah" jawabnya singkat sambil bangkit dari bangku tempat duduknya dan berjalan menuju luar kelas bersama rangga.

"Kemarin, gak sengaja pas gue pulang, gue lihat lu sama melody" ucap gue lalu berhenti sebentar sambil menghirup udara.

"Itu kemarin kalian mau pergi kemana?" Lanjutku.

"Ohh.. kemarin itu aku pergi ke panti asuhan" ucap alena tenang.

"Oh. Ngapain lu ke panti asuhan?" Tanya gue lagi.

Alena pun menjelaskan panjang lebar.

"Oh jadi gitu ya, gue salut sama lo len. Lo bisa dibilang anak orang kaya, tapi cara hidup lo itu sederhana dan lo peduli antar sesama"

"Gak usah puji gitu kali. Biasa aja"

---

Ok guys, sampai di sini dulu yah...
Di part selanjutnya itu pasti lebih seru...
Ditunggu vomentnya ya!
See you next part!

-AdistyNez

[MMS] Make Me StrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang