#7 pergi bersama

18 3 0
                                    


Sesampainya di minimarket Annaya turun lalu bergegas masuk kedalam ruangan yang sudah dilengkapi pendingin ruangan.

Satrio menunggu diluar, annaya mengambil beberapa bahan-bahan kue seperti terigu dan yang lainnya karena memang tadi ibundanya meminta tolong untuk di belikan, saat ia menyusuri barang-barang yang tersusun dirak. terlintas difikirannya kenapa engga coba pake perwarna makanan untuk darah boong-boongan untuk tugas kelompoknya.

Annaya lalu mengambil salah satu perwarna makanan dan langsung bergegas menuju kasir,
Setelah semuanya sudah terbayar ia melangkah lalu mendorong pintu kaca, berjalan keluar menghampiri Satrio yang sedang duduk diatas motornya

" Udah ?" Tanya Satrio

" Udah,ohya sat sebentar " jawab Annaya sambil meraih sesuatu didalam kantung plastik yang ia tenteng sedari tadi dan menunjukan kepada Satrio

"Buat apa" Satrio bertanya

Ia memberi tahu kepada Satrio soal idenya untuk menggunakan pewarna makanan rasa strawberry yang berwarna merah untuk properti darah boong-boongan

"Oh tumben jalan otaknya,ya udah ayo, udah sore juga" Satrio

****

"Sepeda gua gimana" tanya Annaya saat sesampainya dirumah ia baru ingat bahwa ia tadi berangkat sekolah menggunakan sepeda dan pulangnya malah dengan Satrio


"Oh iya, yaudah besok gua kesini nganterin lu ambil sepeda disekolah " Satrio

"E eh ngga usah gua sendiri aja deh " Annaya

"Udah santai,kaya ke siapa aja" Satrio

Satrio bersikap seperti itu karena hanya ingin tanggung jawab karena dia yang mengajak Annaya pergi.sehingga sepeda Annaya harus ditinggal disekolah
"Besok gua jemput jam sepuluh yaa"lanjutnya

"Iya makasih sat.hati-hati" Annaya, dibalas acungan jempol

Kemudian Annaya masuk kedalam rumah,setelah menyalami Ibunya dan memberi barang-barang yang ia beli diminimarket tadi yang memang pesanan ibunya, lalu ia meminta izin langsung pergi ke kamar untuk beristirahat.

Annaya merebahkan tubuhnya di kasur menatap langit-langit kamarnya terlintas dibenaknya mengapa sikap ia bisa berubah secepat itu merasa tidak risih pergi bersama seseorang yang sudah tidak pernah bertemu lagi, bisa di bilang orang asing yang datang kembali dari dalam kenangan masa lalunya yang bisa dibilang sepele alias buruk karena memang takdirnya tidak akur

Mungkin dulu namanya juga masa anak-anak kecil yang mulai ingin beranjak remaja, bagi anak-anak semua hal yang mengusik zona nyamannya dan mengganggu itu, harus di lawan, apalagi dengan kata-kata celaan yang niatnya mungkin itu hanya candaan. namun kalian harus percaya perkataan lebih tajam dari pedang,karena luka goresan dari pedang akan bisa hilang dengan lambat waktu, namun goresan perkataan tidak membekas di tubuh namun dihati yang tak terlihat namun terasa, beranjak remaja semua hal yang seperti itu dianggap sepele dan dapat mudah dilupakan karena semua ada fasenya dari waktu ke waktu dan berlalu begitu saja

Annaya mengerjap-ngerjap kan matanya setelah bangun dari tidurnya dan bangun beranjak dari tidurnya, setelah pulang sekolah tadi ia memutuskan setelah mandi,kemudian tertidur.

ia langsung mengambil mukena yang tersampir di bangku belajarnya dan melaksanakan sholat Maghrib setelah itu ia keluar dari kamarnya untuk makan bersama keluarga dan berkumpul di ruang tengah

Annaya memang anak tunggal ia tinggal bersama kedua orang tuanya, namun kemarin lusa kakak sepupunya datang dari Surabaya untuk mencari pekerjaan,ia laki-laki 3 tahun lebih tua darinya namanya; mas Heru ia sudah mengganggap Annaya sepertinya adiknya sendiri begitu pula sebaliknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brown CardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang