Pagi itu hujan turun membasahi jalanan kota yang biasa disebut sebagai kota hujan. Yaps benar, kota Bogor, salah satu kota di Indonesia bagian barat, tepatnya berada di jawa barat.
Mobil milik Rasya memasuki halaman parkir mobil guru di SMA Nusantara Baru. Parkiran sudah dipenuhi mobil-mobil mewah para guru, hanya tersisa beberapa lapang saja untuk parkir.
Pagi itu adalah hari pertamanya mengajar sebagai guru bahasa. Dan kelas pertama yang akan menyambutnya sebagai guru baru adalah kelas XII 1.
Di SMA Nusantara Baru (Smanusba) ada 4 kelas untuk setiap angkatannya. Letak kelas XII 1 ada di lantai bagian bawah, sehingga itu memudahkan Rasya untuk menemukan kelas pertamanya itu dengan cepat.Tepat sebelum Rasya memasuki ruang kelas XII.1 itu jam ditangannya menunjukkan pukul 07.00, yaps tepat waktu, batinnya dalam hati.
Seketika ruang kelas menjadi sunyi, padahal beberapa saat yang lalu bisa dikatakan ruangan itu tidak beda dengan pasar tradisional.
Beberapa siswi yang sedari tadi asik menggosip dan membentuk satu gerombolan itu langsung bubar,kembali ketempat duduk masing-masing."Selamat pagi anak-anak" sapa Rasya diiringi senyuman yang mampu membuat setiap kaum hawa yang melihatnya lupa daratan.
"Selamat pagi, pak!" Balas murid-murid didalam kelas itu.
Evelyn yang duduk disamping Adeline langsung menyenggol bahu teman sabangkunya itu.
"Heh lin, lihat itu guru baru, gantengnya kebangetan!" kata EvelynNamun tetap saja pandangan Adeline tidak beralih dari buku yang ia baca.
"Perkenalkan nama saya Rasya Panggabean, umur saya baru 22th, tidak selisih banyak dari umur kalian bukan? saya baru saja wisuda 2 bulan yang lalu, salah satu wisudawan dari Universitas Gadjah Mada, yang pasti sarjana bahasa karena disini saya akan mengajar tentang bahasa" Rasya tersenyum lalu melanjutkan kalimatnya "ada yang ingin kalian ketahui lagi?"
"Ada pak..status, pin bbm, nomer wa, instagram pak!" Kata Evelyn yang sedari tadi tidak sempat mengedipkan matanya karena sibuk melihat pemandangan indah di depannya.
Bagaimana tidak indah? Rasya memilik hidung mancung, kulit putih, badan yang pas dengan tinggi badannya dan mata yang terlihat tenang, selain itu ia juga seorang blasteran Indonesia Belanda.
Huuuuuu ! Sorak para laki-laki dikelas itu secara spontan
Evelyn memang seperti itu, centil, namun itu diimbangi dengan wajahnya yang cantik.
"Saya single, untuk pin bbm atau nomer wa nanti saya berikan saat ada tugas yang perlu dikonsultasikan, mungkin dipertemuan yang selanjutnya saya beri tahu, sekarang giliran saya yang mengenal kalian semua. "
Lalu tangan Rasya yang cekatan langsung meraih buku absen yang ada dikelas itu, dan menyebutkan satu persatu nama-nama yang ada dibuku absen tersebut, diiringi dengan satu dua pertanyaan tentang rumah atau apa mata pelajaran favorit mereka
"Adeline Pontororing?"
Matanya yang indah mencari-cari sosok pemilik nama tersebut.Sang pemilik nama sontak kaget dan gelagapan menjawab. "Ya?"
"Adeline Pontororing?" Ulang Rasya
"Iya, saya pak" jawab Adeline dengan singkat dan ragu-ragu menatap guru barunya itu, takut-takut jika gurunya memarahinya karena sedari tadi Adeline sibuk dengan bukunya.
Rasya tersenyum, lalu berkata "sepertinya kelas ini memang cocok untukmu"
Adeline tersenyum, dalam hatinya bersyukur gurunya tidak segalak guru bahasanya semester lalu, Bu Estela.
1 jam terakhir mereka sudah mempelajari bab pertama di pelajaran bahasa yaitu bab tentang kaidah penulisan sinopsis.
Terimakasih untuk waktunya😆
Sungguh ini bukan apa-apa tanpa kalian semua💕
Selamat membaca part selanjutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Adeline
Roman pour Adolescents"Jika Adeline tanya mama, benda apa yang bisa menggantikan simbol untuk hati? Maka jawabannya adalah RUMAH." "Mengapa?" Tanya Adeline. "Karena tidak semua orang kau ijinkan masuk dalam rumahmu, benar? Ada orang yang hanya kau ijinkan ada didepan rum...