Adeline terbangun, matahari pagi yang masuk melewati celah tirai di kamarnya itu yang membangunkannya.
"Hoammm... kok udah pagi ya? jam berapa ni?" Gumamnya sambil melihat jam dinding.
"Jam 7?? Kenapa aku bangun siang sekali? hmmm.." Adeline selalu merasa bersalah jika ia tidak bangun tepat waktu, seperti biasa ia selalu bangun jam setengah lima. Entah itu hari masuk sekolah ataupun libur.
"Ve...bangun...siap-siap, 1 jam lagi kita harus keruang makan untuk sarapan" Adeline menggoyang-goyangkan badan Evelyn disampingnya.
"Kamu mandi duluan aja lin." Jawab Evelyn dengan nada malas.
Ya okelah, pikir Adeline. Dia meraih segelas air putih, mengambil pakaian ganti lalu mandi.
Beberapa menit kemudian Adeline keluar dari kamar mandi dan mendapati Evelyn masih sembunyi dibalik selimutnya.
"Darla... ini sudah pagi! bahkan ayam sudah berkokok puluhan kali. Cepat mandi! Atau aku akan meninggalkanmu."
Evelyn terpaksa bangun dari tidurnya, dan cepat-cepat masuk ke kamar mandi, sebelum sahabatnya yang satu itu berubah menjadi singa betina.
Pukul delapan pas mereka sudah diruang makan, lalu bergegas mengambil piring serta isinya.
Disana hanya ada bu Estela, Erin, Cassandra dan Thomas.
Kemana pak Rasya? Pikir Adeline."Hallo..selamat pagi semua" sapa Adeline dengan ramah dan hangat, diiringi senyum manisnya.
" Pagi kak." Jawab Erin dan Cassandra bersamaan.
"Selamat pagi Adeline, selamat pagi Evelyn" suara seseorang yang tak asing ditelinga mereka. Pak Rasya.
"Pagi pak Rasya" Evelyn tersenyum. "Lhoh pak Rasya darimana?kok ngga ikut sarapan bareng sih?" Tanya Evelyn selanjutnya.
"Jalan-jalan didepan situ, saya tadi sudah duluan, hehe..maaf ya" jawab pak Rasya.
" Sepertinya sudah ramai sekali ya pak jalanan didepan.." ucap Erin sambil melihat-lihat ke luar jendela.
Ya kamar mereka yang ada dilantai 3 dan itu otomatis membuat ruang makan mereka juga ada dilantai yang sama, memudahkan untuk meliha-lihat luar jendela. Saat malam hari pasti menyenangkan melihat lampu-lampu kota Yogyakarta dari sini.
Pukul 9 pas, pak Zaman sudah datang. Beliau hanya menunggu dilantai satu lalu menghubungi pak Rasya untuk menanyakan apakah rombongannya sudah siap atau belum.
Tidak perlu waktu lama mereka semua langsung bergegas turun.
Benar sekali pak Zaman sudah menunggu mereka. Pagi itu pak Zaman terlihat berbeda dari kemarin malam, mungkin itu karena pakaian yang ia kenakan hari ini. Kata pak Rasya itu namanya lurik. Lurik berasal dari bahasa jawa, lorek, yang berarti garis-garis, itu merupakan lambang kesederhanaan.Setelah mobil yang kami naiki melaju kurang lebih setengah jam dijalanan Yogyakarta akhirnya mobil ini terparkir diparkiran UGM. Tepat didepannya kami melihat papan yang bertuliskan "Fakultas Ilmu dan Budaya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adeline
Ficção Adolescente"Jika Adeline tanya mama, benda apa yang bisa menggantikan simbol untuk hati? Maka jawabannya adalah RUMAH." "Mengapa?" Tanya Adeline. "Karena tidak semua orang kau ijinkan masuk dalam rumahmu, benar? Ada orang yang hanya kau ijinkan ada didepan rum...