There is no Way Out (part 2)

28.1K 1.5K 116
                                    


Haerim pov

Tubuhku benar-benar tidak bisa digerakkan bahkan mataku masih perih karena menangis semalaman. Aku tidak menemukan namja pucat itu lagi di sebelahku, aku sendirian di dalam selimut tidak mengenakan apapun, setidaknya ia melepaskan ikatan di tanganku. Ahjumma yang semalam tangannya di pukul oleh Yoongi, sibuk menyiapkan sesuatu bersama dua pelayan wanita lainnya.

"Kemarilah... kami akan membantumu mandi..."

Aku tidak bisa bergerak dan rasa sakit meradang di beberapa bagian di tubuhku, aku meringis pelan saat mereka membantuku berjalan menuju kamar mandi dan membiarkan aku berendam di dalam bathup.

"Kenapa kau melakukan itu?"

Wanita itu bicara selagi ia sibuk membantu menggosok badanku, hanya ada aku dan wanita ini di sini.

"Biar bagaimanapun semua itu salahku"

"Selamatkan saja dirimu terlebih dahulu, di sini tidak ada yang bisa membantumu selain dirimu sendiri dan Tuan Yoongi"

"Jika dia semengerikan itu, kenapa kau masih betah di sini?"

Wanita itu terhenti dari kegiatannya membantuku mencuci rambut dan aku bisa mendengarkan suara hembusan nafasnya yang berat.

"Aku berhutang banyak padanya"

"Aku tidak mengerti kenapa di sini manusia sama rendahnya dengan uang"

"Bukan... aku tidak berhutang uang padanya. Ayah tuan Yoongi membantuku keluar dari rumah gisaeng tempat kau berasal. Jika aku masih di sana, aku tidak tahu seperti apa aku sekarang. Aku yakin kau tahu seperti apa di sana. Seharusnya kau bersyukur, tidak semua orang bisa bebas dari wanita penyihir itu"

Aku teringat kejadian di mana aku di sekap bersama beberapa perempuan dan kami di pertontonkan kegiatan pemerkosaan pada gadis-gadis di sana. Apa bedanya dengan di sini? bahkan lelaki itu lebih mengerikan, memperlakukan aku seolah aku adalah sebuah benda yang tak merasa sakit.

"Haerima... Jika kau tidak mau mengalami kesulitan, lakukan saja seperti yang dia inginkan, maka hidupmu akan lebih mudah"

Aku terdiam mendengarkan kalimatnya, mengikuti laki-laki itu? seseorang yang tidak jelas jalan fikiran dan maunya, bertindak seenaknya melupakan batas-batas kemanusiaan. Aku harus mengikuti orang seperti itu?

"Apa aku benar-benar tidak bisa pergi lagi?"

"Untuk sekarang ini sebaiknya jangan terlalu banyak berharap"

Aku terdiam menatap pantulan diriku di air tenang bathup. Dalam sekejap duniaku berputar sangat cepat menghentikan aku di sini. Aku seolah berada di dunia lain, dunia antah berantah yang menjebakku. Aku yakin di luar sana tidak ada yang tahu apakah aku masih hidup atau sudah mati, tidak ada yang memperdulikanku, bahkan pemerintah mungkin berfikir aku orang asing. Seorang diri di bumi sebesar ini, tidak memiliki apapun dan sekarang aku terjebak dengan laki-laki itu, yang mungkin akan membunuhku secara perlahan.

****

Min Yoongi memaksaku duduk bersamanya di meja makan saat makan malam, aku benar-benar tidak pernah bisa membaca jalan fikirannya yang acak dan semraut. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi padanya hari ini tapi wajahnya sedikit kusut dan ada luka di hidungnya. Ahjumma bilang, ia tidak suka di sentuh oleh sembarang orang, hanya Jin yang boleh mengobatinya jika ia terluka dan selebihnya jika ia bisa mengatasinya sendiri, ia tidak akan repot-repot meminta bantuan orang lain.

Ia tidak bicara selama makan, sesekali menatapku tajam dan kembali melanjutkan makannya.

Dari sudut mataku aku mencoba menelitinya lebih baik, ada luka juga di lengannya dan beberapa goresan di sana, berkemungkinan besar ia berkelahi atau terjatuh. Aku tak berani memberi komentar apapun, berusaha fokus dengan makananku. Ia berdiri dan sedikit meringis saat berjalan kembali ke kamarnya dan saat itu si lelaki rambut emas tiba-tiba muncul.

Lost in a Lust Love [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang