Do I Have to Let You Go? (part 9)

18.5K 1.2K 126
                                    

mian g pake foto, lama uploadnya... g mau udah dari tada padahal -_-


Karna followers author udah 500an jadi author kasih update bonus~

Di sini fokus sama sudut pandang Min Yoongi dulu ya... next baru Haerim. Padahal yang Haerim yang di bikin duluan hahahahaha

Typo di mana-mana...


Maaf di sini alurnya agak cepat, author lagi malas bertele-tele...


Selamat membaca~


Yoongi pov


Aku masih sibuk dengan file-file yang berserakan di atas mejaku saat menemukan Haerim tertawa sendiri pada ponselku yang ia mainkan. Ah aku baru ingat aku tidak memberikannya ponsel hingga hari ini, well ponsel tidak terlalu penting karena ia selalu bersamaku 24 jam. Aku tak bisa menahan senyum untuk mengukir di wajahku menyaksikan wajah itu tertawa bahagian hanya karena sebuah ponsel. Ia tidak pernah memintaku membelikan perhiasan mewah, berlibur ke luar negeri atau hadiah-hadiah lainnya, ia tidak pernah meminta apapun dariku. Aku sedikit merasa bersalah karena tidak terlalu memperhatikan hal itu, membiarkan ia terkurung di rumah ini sepanjang hari sementara aku sibuk dengan pekerjaanku.

Aku merapikan kertas-kertas di atas mejaku masih dengan kacamata yang menempel di wajahku. Aku duduk di sebelahnya yang kini masih tertawa terbahak-bahak dengan ponsel pintar itu.

"Oppa... ini lucu sekali, perutku benar-benar sakit"

Bahkan aku melihat air mata keluar dari sudut matanya karena tertawa terlalu keras. Kemudian batrai ponselnya habis dan benda itu tiba-tiba mati menghasilkan wajah cemberutnya.

"Yah..."

Kemudian ia menyerahkan ponsel itu lagi padaku.

"Mian aku menghabiskan batrainya"

Aku hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya sementara ia fokus memperhatikanku dan kedua tangannya memegang pipiku lembut.

"Kau sangat tampan memakai kaca mata"

Shit! Pipiku panas karena malu. Gadis ini, ia lebih berbahaya dari Jimin atau perayu manapun, ia membuat dadaku sesak setiap kata-kata gombal keluar dari bibirnya.

Ia terkekeh pelan kemudian memelukku erat menenggelamkan tubuhnya di dalam tubuhku yang hangat. Aih... sangat menyenangkan.

"Kau tidak bosan di rumah saja?"

"Tadinya aku ingin meminta Jimin menemaniku makan es krim, tapi ia harus ke kantor. Lagipula kau ada di rumah, aku tidak punya alasan untuk keluar"

"Mau jalan-jalan?"

Ia mengangguk senang dan aku tak tahan untuk tidak mencubit hidungnya gemas.

*****

Ia terpana saat Mall sebesar ini tidak ada seorang pun yang berbelanja, hanya pelayan dari masing-masing toko.

"Kemana semua orang?"

"Mall ini milikku... aku meminta tempat ini di kosongkan sebelum kita datang ke sini. Aku hanya ingin lebih bebas, aku tidak suka berdesak-desakkan dengan orang lain"

"Daebak! Kau mengusir semua pembeli hanya karena kau ingin berbelanja?"

Aku mengangguk dan ia masih menganga karena terkejut.

Aku berniat mengajaknya langsung ke lantai tiga di mana pakaian, tas dan sepatu berada tapi ia menahan tanganku dan menatap ke deretan troli.

"Oppa... aku benar-benar ingin melakukan satu hal sejak lama"

Lost in a Lust Love [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang