Curiga

216 31 2
                                    

Di Awal malam ini suasana nampak tidak begitu bising. Langit pun nampak cerah tanpa ada gumpalan awan yang menghalangi lukisan langit ciptaan Tuhan yang indah. Jutaan bintang yang bersinar setia berkerlip menemani sampai pagi menjelang nanti. Bulan purnama itu nampak akan hampir habis masanya. Cahayanya tidak lagi benderang dan nampak mulai meredup.

Dialah Kyuhyun yang memandangi bulan itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia telah lama duduk di balkon kamar milik seorang gadis yang telah dua bulan ini menjadi tempat bergantungnya untuk melanjutkan hidup di Bumi. Siapa lagi kalau bukan Gyu Woon. Ya, tak banyak yang bisa dilakukan Kyuhyun, ia hampir menghabiskan tiap harinya di sekotak kamar itu untuk menyembunyikan diri dari dunia luar. Sejujurnya, pria itu ingin sekali merasakan kehidupan di luar sana, seperti saat Festival. Tapi ia tak mau berulah banyak, atau Gyu Woon akan merasakan banyak kesulitan lagi. Akhir-akhir ini banyak pikiran yang menyerangnya. Ini adalah hari ke 940 dan tidak banyak perubahan yang terjadi.

"Kyu? Kau dimana?" Terdengar suara Gyu Woon yang baru memasuki kamarnya.

Gadis itu sedikit bingung karena kamarnya nampak gelap seperti tidak berpenghuni. Gyu Woon melebarkan matanya, mungkinkah Kyuhyun kabur? Gadis itu segera menyalakan penerang di kamarnya dan mencari-cari sosok itu. Gadis itu merasa lega ketika melihat Kyuhyun duduk di balkon, memunggunginya.

"Kyu!" Ujarnya dan berhasil membuat Kyuhyun menoleh.

"Kau sudah pulang" Balas Kyuhyun.

"Kau sedang apa?" Gyu Woon berdiri di samping Kyuhyun.

"Menikmati malam saja"

"Aneh"

"Apa?"

"Akhir-akhir ini kau aneh"

"Aneh bagaimana?" Kyuhyun memandang Gyu Woon yang kini duduk di tepian ranjangnya.

"Tidak apa-apa" Ujar Gyu Woon kemudian.

Gyu Woon sebenarnya merasa perubahan pada sikap Kyuhyun, terutama sejak sebulan yang lalu setelah ia membelikan pakaian baru untuk pria itu. Entahlah, sekarang Kyuhyun jadi lebih diam. Gyu Woon padahal sudah sedikit demi sedikit menerima keberadaan Kyuhyun, apalagi saat itu ia melihat sendiri bagaimana Kyuhyun berubah menjadi tikus putih yang selama ini jadi penganggunya.

Kini ia kembali melihat Kyuhyun dengan wajahnya yang cenderung resah itu duduk di tepian ranjang berseberangan dengannya. Entahlah, sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu dan tidak berniat ingin membagi bebannya pada Gyu Woon.

"Jika kau ada masalah lebih baik selesaikan, daripada kau bersikap aneh seperti ini" Ujar Gyu Woon mempertahankan nada sinisnya.

"Aku tidak apa-apa"

"Jangan memasang ekspresi seperti itu kalau begitu!"

"Ekspresi bagaimana?"

"Kau seperti sedang memikirkan masalah sebuah negara" Kyuhyun hanya tersenyum samar tidak membalas. Hal itu justru membuat Gyu Woon semakin tak mengerti dengan pria itu.

"Besok aku akan jadi tikus lagi" Keluh Kyuhyun sembari berbaring di ranjang.

"Kau tidak suka ya?"

"Jadi tikus itu merepotkan. Lagipula kau tak menyukai tikus... apa aku perlu berubah menjadi manusia saja?"

"Tidak.. tidak! Kau akan membuang-buang waktumu sendiri" Gyu Woon tidak setuju dengan pemikiran Kyuhyun. Pria itu merasa tertarik dan beranjak duduk menghadap gadis itu.

"Kau sudah bisa menerimaku kalau aku seekor tikus?" Tanya Kyuhyun.

Gyu Woon terdiam membuat Kyuhyun semakin penasaran menunggu tanggapan gadis itu. Gyu Woon sendiri tak tahu harus menanggapi seperti apa. Sejujurnya ia masih sedikit takut dengan tikus, itu sudah phobia-nya sejak kecil.

A Mouse ProblemWhere stories live. Discover now