Sandiwara

215 27 2
                                    

Hari yang cukup cerah di musim dingin. Entah sudah berapa derajat suhu saat ini hingga mampu membekukan titik-titik air menjadi butiran salju putih yang begitu lembut dan memberikan banyak makna bagi yang merasakannya serta menanti-nanti kedatangannya dalam setahun. Walau hujan salju tidak turun lagi, sisa-sisa tumpukan salju masih nampak di sudut-sudut jalanan kota kecil itu. Terlihat juga beberapa batang pohon yang tertutupi selimut putih. Ada pula warga yang sedang sibuk membersihkan salju yang menutupi pekarangan rumah mereka. Semua pemandangan menyenangkan itu tertangkap jelas oleh mata bulat dan jernih milik seorang gadis yang berdiri di balkon kamarnya. Ia menghirup udara banyak-banyak sebelum membuangnya hingga muncul kepulan asap dari mulutnya. Gadis itu siapa lagi kalau bukan Gyu Woon. Ia mengeratkan jaket rajutan wool-nya yang hangat sambil tetap menikmati pagi di pertengahan musim salju yang indah ini.

"Apa aku cocok dengan ini?" Tanya seseorang membuat Gyu Woon berbalik.

Gadis itu termangu menatap pria yang berdiri beberapa meter di depannya itu. Entah ini memang suatu keajaiban dari dirinya atau hanya cahaya musim dingin yang membuatnya seperti itu di mata Gyu Woon. Ya, pria yang sudah tiga bulan tinggal bersama Gyu Woon ini, tentu saja Kyuhyun. Entah kenapa bagi Gyu Woon, sejak memasuki musim dingin dan salju putih turun banyak di luar sana, kulit Kyuhyun tampak semakin putih seputih salju-salju itu. Pria itu nampak bersinar tanpa cacat juga nampak dingin seperti salju. Ketika ia menjadi tikus pun, bulunya semakin putih, bersinar, dan lembut. Entahlah, mungkin hanya perasaan Gyu Woon yang terbawa suasana hatinya yang sangat senang akan musim dingin.

"Mantel darimana?" Tanya Gyu Woon setelah sekian lama diam.

"Eun-a memberikannya padaku kemarin" Timpal Kyuhyun membuat gadis itu mengangguk.

"Kau pakai saja pakaian-pakaian dari Soori. Sudah sangat menumpuk di almariku" Kata Gyu Woon. Ya, sampai saat ini tetangganya itu masih merepotkannya. Ia sering memberikan makanan enak dan pakaian-pakaian bagus untuk Kyuhyun. Tapi anehnya pria itu tak mau sedikitpun menyentuhnya.

"Sudah kubilang aku tak mau memakainya" Sergah Kyuhyun.

"Sudahlah... mungkin saja dia ingin berdamai denganmu. Apa masalahnya?" Kata Gyu Woon.

"Kau sendiri? Apa tidak masalah?" Tanya Kyuhyun membuat Gyu Woon mengerutkan keningnya. Ia tak mengerti apa yang pria itu katakan padanya.

Gyu Woon menggigit bibir bawahnya. Entahlah, ia rasa Soori tidak pernah punya masalah dengannya. Tapi sejak pertama bertemu Soori selalu saja mencari masalah dengan Gyu Woon. Apa gadis itu membencinya? Jujur saja, bagi Gyu Woon sikap Soori sangat mengganggunya apalagi sampai mengirim barang-barang mewah itu untuk Kyuhyun. Gyu Woon merasa tersinggung, walau ia tahu Kyuhyun mencoba menghargai kerja kerasnya, tapi gadis itu merasa sangat egois. Toh saat ini, Kyuhyun butuh mantel untuk musim dingin, tapi Gyu Woon belum bisa memberikannya. Upah Kyuhyun pun belum cukup untuk memberi pakaian baru.

"Tapi kau butuh mantel. Gunakan saja, mantel dari Soori pasti nyaman dipakai" Kata Gyu Woon. Kyuhyun hanya tersenyum miring dan meraih roti yang kemarin dibelinya di atas meja lalu memakannya.

"Makanlah" Kata Kyuhyun memberika sepotong roti untuk Gyu Woon.

"Kau belum menjawabku" Tukas Gyu Woon.

"Aku mencoba berterima kasih padamu tapi kau justru memintaku untuk semakin melukai harga dirimu. Kau ini kenapa?" Tanya Kyuhyun.

"Kau 'kan sadar, aku miskin dan kau belum mendapat upah yang cukup. Sedang kau butuh baju-baju hangat. Tidak usah sombong" Sergah Gyu Woon. Ia bertanya baik-baik tapi kenapa Kyuhyun malah menanggapinya dengan emosi? Merusak mood di pagi hari saja.

A Mouse ProblemWhere stories live. Discover now