"And, the winner is Aroon." Suara tepuk tangan menggelegar di sekeliling mereka. Aroon tersenyum penuh kemenangan yang membuat Arla mendengus.
kok bisa-bisanya tuh cowo menang.
"Inget sama janji lo kan?" ucap Aroon sambil tersenyum miring.
"Iya aku inget." Arla menghentakan kakinya dengan kesal sambil berjalan menjauhi Aroon.
Arla menerobos kerumunan orang-orang yang sedang memperhatikannya dengan pandangan takjub. Pandangan Arla terhenti pada seorang cewek dengan dandanan seperti nenek sihir menurutnya. Arlin. Ia menatap Arla dengan sinis sambil menaikan dagunya.
Arla tidak menghiraukan pandangan itu, ia membuang muka.
--
"Arla! Katanya kamu kalah tanding dance sama Aroon ya?" tanya Kaira tiba-tiba saat Arla baru saja memasuki kelasnya.
Arla mengangguk lesu, "Iya! Aku kesel banget tau, masa aku harus jadi pacar pura pura nya sih."
"Kamu sabar aja, emang jodoh kali hehe. Kalo aku jadi kamu sih seneng bisa jadi pacar dia walaupun pura pura."
"Iya itu kan kamu, kesel deh. Kalo boleh aku mau ingkarin janji. Tapi aku kan inget kalo janji adalah utang. Uh kesel," ucap Arla gemes.
"Sabar ya. Udah yuk kita ke kantin aja, aku traktir deh," ucap Kaira.
"Wah? Siap Capten!!"
Mereka berdua langsung berjalan menuju kantin. Selama mereka berjalan, tatapan orang orang tertuju pada Arla. Membuat Arla mengernyit bingung.
"Ar, kok pada liatin kamu gitu sih?" tanya Kaira penasaran.
"Gatau Kai, aku juga bingung. Kenapa ya?"
Tiba-tiba langkah mereka berhenti ketika melihat geng Arlin berjalan ke arah mereka.
"Heh lo cewek centil, pake pelet apa bisa buat lo jadi pacar Aroon?" tanya Arlin sinis.
Arla mengernyit, "Apa sih, aku gatau apa apa."
"Sok polos banget sih lo, gayanya aja polos taunya cabe. Tukang rebut pacar orang," kata Shafira.
Mata Kaira melebar, tidak terima sahabatnya dibilang seperti itu. Ia maju satu langkah mendekati Arlin dan Shafira.
"HEH? Enak aja sahabat aku dibilang cabe!! Kalian kali yang cabe! Cabe kok teriak cabe cih."
"Heh lo, gausah ikut ikutan deh. Bukan urusan lo juga, urusin aja urusan lo," bentak Shafira.
"Ini jelas urusan aku lah, ini kan sahabat aku," bela Kaira.
"Udah Kai, ini emang urusan aku kok."
"Tuh, lo denger apa kata temen idiot lo ini."
Arla mendelik, "Maaf ya, aku sama kalian, lebih idiot kalian. Kali cuma bisa nindas orang yang bahkan gatau asal usulnya."
"Belagu banget sih lo, berani ya sama kita-kita. Gue yakinin lo berdua gabakal hidup tenang selama di SMA," ancam Shafira.
"Wajar la belagu, ngomongnya aja sama cabe," kata Arla sambil terkekeh.
Jangan salahkan bila kalian menganggap Arla belagu.
"Enak banget lo ngomong." Tangan Arlin bergerak menampar Arla, tapi sebelum itu tangan Arlin sudah tertahan sebelum tangannya menempel pada pipi mulus Arla.
Yang pasti penahannya bukan salah satu dari mereka berempat tapi orang lain.
"A-ar.."
****
Ok segini dulu ya....
langsung ajah wkwkwk
jangan lupa
vote
and
commentmakasih 😘
bye....
KAMU SEDANG MEMBACA
Im Falling in Love With You
Teen FictionAroon, si cowok populer di sekolah Arla yang disukai seangkatan, bahkan adik-adik kelas, kecuali Arla. Cowok yang disukain, dikenal, dan selalu dianggap oleh orang-orang. Berbeda 180 derajat dengan Arla. Arla, si perempuan kutu buku yang judes. Hid...