03 ∴ Someone

1K 23 3
                                    

Hari ini yang menurut semua murid itu hari yang paling bahagia karena mengadakan perlombaan-perlombaan untuk para murid.

"A ... A ... Test! Perlombaan berenang sebentar lagi akan dimulai. Harap peserta bersiap-siap!" Pak Judiman, guru di specialist dalam olahraga itu memberikan aba-aba.

Amel dengan senang hati bersorak ria di tempat duduk penonton. Di sebelah Amel-Grace, sedang menguap besar-besaran karena ia paling males ikut nimbrung di keramaian seperti ini.

"Mel, pelankan suara cempreng lo."

Amel mengembungkan pipinya dengan kesal. Namun, tak diacuhkan lagi dengan perkataan Grace. Ia kembali berteriak saat melihat sosok Devin keluar dengan hanya memakai celana renang.

Devin terlihat berkali-kali lipat lebih tampan dari biasanya, lebih hot dan sexy di mata Amel.

"Hei, hei. Air liur lo itu udah mau netes," ledek Grace. Amel segera menggosok bibirnya, namun tidak menandakan ada air di sana.

"Nyebilin ih!" gerutu Amel.

Beberapa saat kemudian, suara bunyi 'tet' aba-aba yang dipegang Pak Judiman terdengar. Semua peserta yang ikut lomba berenang itu mulai melompat ke dalam kolam renang.

"KAK DEVIN! KAK DEVIN!" teriak Amel kencang membuat Grace sontak menutupi kedua telinganya.

Di antara sorakan para murid, yang terheboh dan terkeras itulah suara Amel.

"Aduh, Mel! Gue masih mau telinga gue. Suara lo itu jangan dikenceng-kencengin dong! Gue yang awalnya ngantuk pun jadi terjaga karena suara merdu dan gemes milik lo," sindir Grace sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Amel cemberut, tapi beberapa saat kemudian, ia kembali berteriak kencang atas Devin yang paling cepat di antara semua peserta.

"Grace! Kak Devin, juara satu! Dia juara satu!" seru Amel dengan riang. Grace malahan menguap tanda ia tak peduli dengan menang atau tidaknya perlombaan kakaknya-yang menurutnya tidak penting.

"Duduk dulu napa sih, Mel? Nggak usah terlalu heboh juga!"

"Cepat bawa dia naik!" teriak seseorang dengan nyaring membuat Amel memalingkan wajahnya.

Terlihat Devin seperti kesakitan sambil memegang kakinya.

"Kak Devin!"

💕💕💕

Amel menarik pergelangan tangan Grace sambil berlari. "Cepat, Grace!"

Grace yang sudah mulai kelelahan pun melepaskan tangannya. "Gue ... gue nggak sanggup ... lari lagi."

"Dia Kakak lo, masa nggak khawatir?" tanya Amel. "Udah, ayo!"

Kembali Amel menarik tangan Grace membuat gadis itu mengeluh.

Di luar ruang UKS, banyak sekali gadis-gadis yang mengerubungi. Amel sama sekali tidak bisa melihat ke dalam.

"Grace, gimana dong ini? Gue sama sekali nggak bisa lihat," ucap Amel sambil berjinjit.

Grace menghela napas kemudian mendorong Amel ke sebelah.

"Kalian ngapain di sini?! Pergi sana! Ganggu Kakak gue istirahat aja!" usir Grace dengan suara toa-nya.

"Kami juga karena khawatir, kamu sebagai Adiknya masa nggak takut terjadi apa-apa?" Salah satu gadis menjawab.

"Dia hanya terkilir, bukan kecelakaan yang besar. Udah, pergi sana! Kakak gue bisa gue yang jaga! Tanpa kalian dia bisa sembuh lebih cepat!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bestfriend Brother [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang