Flashback(2)

28 6 1
                                    

Akhirnya aku mengalah, aku pergi menuju kamarku dilantai dua yang menghadap taman belakang sekaligus menghadap rumah pohon yang biasa ku pakai bermain bersama Alde dan Cello

•••••

Setelah aku selesai menaruh koperku di mobil aku langsung berlari ke arah rumah pohon, untuk meminta maaf kepada Alde dan Cello karna aku meninggalkan mereka cukup lama, sambil membawa dua surat yang brrbeda warna. Tapi saat aku sampai di sana yang aku cari sudah tidak ada lagi.

Mom memanggilku, lagi. "Sayangggg..."

Aku menjawabnya dengan nada kecewaku, "Ada apa mom?"

"Ayo sayang kita berangkat nanti kita bisa telat, kasihan papahmu sudah nunggu" ucap mom meneriakiku dari bawah rumah pohon

"Tapi mom aku belum berpamitan kepada Alde dan Cello, mom" kesalku

"Aduh sayang nanti kita pasti balik lagi kok, kita ikut daddy ga lama kok sayang. Ayo lahh kasihan daddy udah nungguin di bandara" mom mulai kesal kepada tingkahku ini

"Ta--"

"Ga ada tapi tapian lagi" ujar mom ketus padaku

Surat yang aku bawa aku taro di depan pintu agar mereka gampang menemukannya.

Sebenernya aku sangat kesal pada mom, tp aku tidak berani melawan kepada orang tua karena aku selalu di didik untuk tidak melawan kepada orang tua.

Sebenernya aku ingin menghabiskan sisa waktu yang tinggal sedikit lagi dengan mereka tp apa yang bisaku lakukan saat ini(?). Karna aku ga tau kapan balik lagi ke Bandung, mungkin mereka nanti sudah pindah entah kemana. Batinku sedih

•••••

Cello Pov

Maafin aku lun, bukannya aku ga mau nemenin kamu disaat terakhir kamu tapi aku ga mau liat kamu nangis di saat kita berpisah. Batin Cello yang memperhatikan dari kaca rumahnya (rumahnya Cello sama Lunna deketan jadi gitulahh).

Sebenarnya aku sangat merasa bersalah kepada diriku sendiri yang mengajak Alde untuk pulang tapi aku lebih sangat bersalah jika aku melihat Lunna menangis dihadapanku.

"Cel kenapa kita pergi sih dari bascamp ?" Tanya Alde ketus

"Ga papa.." Jawaku singkat tanpa melihat Alde

"Ya terus ngapain kita kerumah kamu sih?", tanyanya tambah ketus

Aku berbalik menatapnya dengan tatapan dingin, "Ya udah sana kamu pergi"

Aled nampak heran dan dia langsung pergi. Mungkin pulang ke rumahnya.

•••••

Setelah Lunna pergi, aku kembali ke rumah pohon yang kini mungkin hanya tinggal kenangan tentangnya saja.

Saat aku sampai, aku melihat dua buah surat berbeda warna, yang satu berwarna biru langit dan ada foto kami bertiga dengan ukuran kecil yang bertuliskan 'Untuk Sean' dan yang satunya berwarna putih dengan foto kami bertiga di suratku bertuliskan 'Untuk Marcel'.

Awalnya aku heran karna setauku dia tau bahwa aku tidak mau di sebut seperti itu, Alde pun sama. Namun entah mengapa aku merasa aneh saat membaca nama panggilan yang tak aku suka dia cantumkan dengan sengaja dan di berikan padaku.

Sahabat Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang