Scene [16] > You Said "FRIENDS"

37.5K 2.2K 224
                                    

16

[You Said "FRIEND"]

==========

FRAN(POV)

Jeremiah tengah menungguku di depan café tempat kami biasanya ngobrol. Di kedua tangannya ada dua cangkir kopi, yang dia berikan satu padaku, sebelum akhirnya merangkul bahuku dan menarikku keluar sebelum aku mengucapkan apa-apa.

“Erm,” kataku, merasa sedikit gugup melihat tangannya.

“Kau harus menemaniku ke suatu tempat. Tak jauh dari sini,” tanpa banyak bicara, dia membawaku melewati trotoar, melewati para pejalan kaki.

“Kita mau kemana?” kataku, meneguk kopiku.

“Kau akan tahu nanti,” katanya nyengir lebar.

Wajahku memanas melihatnya betapa cemerlangnya senyumannya. Matanya lebih bercahaya dan lebih hidup daripada sebelumnya. Bukan hanya itu saja, dia tampak—

“Fran, kau kenapa?”

Suara Jeremiah membuatku mengerjap. Dengan cepat aku menggeleng dan meminum kopiku agar aku tak harus menjawab pertanyaannya. Ada apa denganku? Kenapa aku memandanginya seperti itu? Aku tak pernah melakukan hal itu sebelumnya.

“Oh, ini dia. Ayo.”

Lagi-lagi dia menarikku masuk ke salah satu toko. Aku hanya menurut tanpa banyak bicara, meminum kopiku dengan susah payah hanya untuk membuatku sibuk dengan sesuatu tanpa harus merasa gugup dengan keberadaannya.

“Mr Huges!” seseorang menyapanya.

“Jeremiah, Cole. Jeremiah.” Pria itu memperbaiki, menjabat pria pendek mengenakan kacamata yang baru keluar dari salah satu pintu. “Kalau kau memanggilku Huges lagi, aku akan meninjumu.”

Yang mengherankan, pria kecil itu tertawa kecil. “Kau tak berubah.” Lalu dia melirikku.

“Ini Fran Cattermole, profesor di kampus Cody. Fran, ini Ivan Cole. Dia pemilik tempat ini.”

Kami berjabat tangan. Cole tersenyum kecil, melirik Jeremiah.

“Berubah selera, Jeremiah? Kupikir, kau tak akan pernah berselingkuh dengan Cody,” katanya.

Dia tertawa, tampak bangga. “Jangan khawatir. Aku sehidup semati dengan Cody. Aku setia padanya.”

Cole mendengus. “Sombong seperti biasa,” gumamnya dan Jeremiah tertawa lagi. “Lalu, ada yang bisa kubantu?”

“Yep. Aku ingin rancangan pernikahan.”

Aku terkejut, terbatuk-batuk parah begitu menyesap kopiku. Dahi Jeremiah mengerut padaku, menepuk-nepuk punggungku tapi tak mengucapkan apa-apa. Cole juga tak terlalu memerhatikanku karena dia segera mengalihkan pandangannya pada Jeremiah.

“Jadi, kau akan menikah?” Cole nyengir lebar. “Siapa wanita sial yang bersedia sehidup semati denganmu? Aku yakin dia tak melihat para mantanmu antri menunggu kalian cerai.”

Aku tak mendengar tawa Jeremiah. Berita pernikahan ini terlalu mengejutkan.

Jeremiah akan menikah. Dia akan menikah!

Oh my god! Apa yang kupikirkan? Tentu saja dia akan menikah.

Tapi, dengan siapa?

“… bukan aku, tapi Cody,” sayup-sayup terdengar suara Jeremiah, membuatku mengerjap lagi dan kembali menatapnya.

“Cody?” bisikku.

Jeremiah mengangguk padaku.

“Cody?” Cole tampak terkejut. “Dengan siapa? Aroz?”

The Beloved Mr BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang