Salam, Pembaca, akhirnya saya berhasil menyelesaikan tulisan ini. Semoga bisa memuaskan keinginan kalian. Hehe. Saya sih senyum-senyum sendiri menulisnya. Jangan lupa vomennya ya. I LOVE YOU ALL.
==========
26New Year’s Date
==========
FRAN (POV)
Aku terbangun karena mendengar suara berisik berulang kali dari… er… suatu tempat. Dengan susah payah, aku membuka mataku yang langsung berhadapan langsung dengan sinar matahari yang masuk dari jendela yang terbuka lebar—juga sakit kepala yang luar biasa.
“Aaargh!” erangku, memegang kepalaku sambil berusaha menutup mataku meski sia-sia. Sinar matahari tetap saja masuk, belum lagi udara musim dingin menyergap masuk dari luar, membuatku menggigil. “Siapa orang gila yang membuka jendela kamarnya pada bulan Januari saat salju masih bertumpuk di luar sana?”
“Aku.”
Kesadaranku muncul begitu saja mendengar suara di belakang punggungku. Suara yang dekat sekali dengan telingaku sehingga aku bisa merasakan sapuan napasnya. Suara yang rasanya tak mungkin kudengar saat bangun pagi.
Suara Jeremiah.
Aku berbalik cepat, tidak memedulikan kepalaku, untuk melihat Jeremiah yang memang ada di belakangku. Dia tidur di sisi satunya, masih dengan mata tertutup.
Aku tak bisa bicara. Atau bergerak. Rasanya seluruh tubuhku berhenti beroperasi untuk sementara waktu. Apa yang dilakukan di sini? Di tempat tidur. Bersamaku. Kami tidak—
Sebelum aku bisa berteriak panik, Jeremiah sudah bergerak duluan dengan kecepatan luar biasa sebelum aku bisa mengedip. Dia membekap mulutku, memegang kedua tanganku dan meletakannya di atas kepalaku.
Mataku membulat kaget. Napasku terhenti begitu saja melihat wajahnya yang begitu dekat dengan wajahku. Kami saling menatap selama beberapa detik. Aku melihatnya dengan ngeri dan dia memberikan pandangan jengkel padaku.
“Aku sudah bilang kalau kau tak boleh menendangku lagi dari tempat tidurku,” katanya pelan. Suaranya serak karena baru bangun tidur. Rambut mencuat ke segala arah. Ada beberapa janggut yang mulai muncul di wajahnya karena belum bercukur. Meski ada kantung mata di sana, tetap saja tak bisa menghapus kilatan berbahaya yang dia berikan padaku.
Dear Lord, he’s so sexy!
Jantungku kembali melonjak dengan cepat, nyaris melompat keluar. Napasku tertahan sejenak begitu merasakan tubuhnya yang menempel ke tubuhku. Kualihkan pandanganku dari wajahnya dengan wajah merah padam ke bawah dan sialnya, aku malah semakin merona.
Jeremiah tak mengenakan apa-apa selain boxer. Bagian tubuh atasnya terekspos begitu saja begitu selimut turun dari punggungnya karena harus menindihku yang nyaris menendangnya. Masalahnya, bukan hanya dia yang mengenakan boxer. Aku juga hanya mengenakan boxer karena aku baru menyadari kalau punggungku bersentuhan langsung dengan selimut dan dadaku nyaris menempel dengan dada Jeremiah.
Jangan sampai dia mendengar suara jantungku karena saat ini aku nyaris mati karena terkena serangan jantung.
“Kau mabuk parah. Kau tak ingat?” tanya Jeremiah.
Kucoba untuk mengingat apa yang terjadi kemarin. Hanya ada beberapa bagian yang kuingat selebihnya menjadi kabur. Aku tak ingat apapun lagi sejak Jeremiah meneleponku. Aku menggeleng susah payah, tangannya masih di mulutku.
Dia menatapku beberapa detik, lalu menghela napas. “You’re hopeless,” gerutunya, membebaskanku dan berguling ke samping tempa tidur. Aku masih tak bisa bergerak. Masih terlalu terpukau dengan sensasi berdekatan dengan Jeremiah. Kulit dengan kulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beloved Mr Bad
RomanceWARNING! 1. Cerita ini beralur manxman 2. PG[13] dan tak ada konten fisik yang terlalu eksplisit seperti ILUMRG 3. HOMOPHOBIC, MENJAUHLAH! 4. Bila Anda penasaran tapi ragu, JANGAN DIBACA (Ini serius) karena saya tahu Anda akan: 'tergila-gila' atau '...