Bel istirahat berbunyi. ''Baiklah,'' Satoshi Ohno Sensei, guru fisika mereka berkata, ''tugas dikumpulkan minggu depan. Selamat siang.'' Ohno Sensei berjalan keluar bersama murid-murid lain yang sudah menahan lapar sejak tadi. Hiroko menoleh, dia berdehem dan mendekati Daiki. ''Senang berkenalan denganmu,'' ucap Hiroko sambil mengulurkan tangannya, ''semoga kita bisa menjadi sahabat akrab.''
Mio, Ayaka, Kaguya, dan Tori saling pandang. ''Ini pertama kalinya aku tahu Hiroko seramah itu kepada orang baru,'' bisik Kaguya, ''biasanya dia tidak seperti itu.'' ''Sepertinya ada yang aneh dengan Hiroko hari ini,'' Ayaka ikut berbisik, ''dia semangat sekali seperti sudah tahu kalau anak baru itu akan datang.'' ''Jangan-jangan dia sudah mengenal anak itu sebelumnya,'' gumam Mio, ''makanya dia semangat sekali.''
Tori diam saja, dia menatap Hiroko dan Daiki. Agak aneh memang bagi yang lain, mengingat Hiroko itu sangat pemalu dan jarang mau berkenalan dengan anak baru. Tapi tadi Hiroko sudah bersemangat sejak awal. Tori menghela napas, dia membuang muka keluar jendela.
''Kita sudah berkenalan tadi,'' ucap Daiki tersenyum, tapi dia menjabat tangan Hiroko. Hiroko sangat senang, dia ingin menangis merasakan jabatan tangan Daiki lagi. ''Kau pasti betah tinggal disini,'' ucap Hiroko, ''aku dan yang lain akan menjadi sahabat baikmu.'' Hiroko menoleh, dia mendekati keempat temannya dan berkata, ''Mereka adalah sahabat-sahabatku. Masih ada sembilan orang lagi, mereka masih ke kantin. Kami bersahabat sejak kecil, dan mulai hari ini kau juga bagian dari kami.''
Daiki menatap Hiroko, matanya menunjukkan rasa bahagia yang luar biasa. ''Ini adalah Mio,'' ucap Hiroko, dia menunjuk Mio yang bersandar di dinding sambil menata rambut pendeknya, ''Mio Wakana. Dia adalah ketua tim cheerleader sekolah.'' Mio menoleh, dia tersenyum dan melambaikan tangannya kepada Daiki. ''Yoroshiku,'' ucap Mio.
Daiki tersenyum dan membungkuk kecil. ''Yang ini Kaguya,'' kata Hiroko melanjutkan, dia menunjuk gadis berambut panjang di sebelah Mio, ''Kaguya Murakami. Dia juga anggota tim cheerleader.'' Kaguya membungkuk memberi salam, dia tersenyum kecil.
''Ini Ayaka,'' kata Hiroko menunjuk gadis di dekatnya, ''dia anggota klub musik.'' Ayaka tersenyum dan berucap, ''Yoroshiku, Arioka-Kun.''
Hiroko bergeser sedikit, dia berkata, ''Dan ini Tori. Dia anggota klub drama.'' Tori menoleh, dia hanya melambaikan tangannya.
Daiki tersenyum senang, dia berucap, ''Senang bisa berkenalan dengan kalian. Semoga kita bisa menjadi teman akrab.'' ''Tentu bisa,'' ucap Hiroko cepat, ''kita akan sangat dekat seperti sahabat. Jangan khawatir.''
''Tapi....'' Daiki menunduk, ''aku masih orang baru.''
Hiroko tersenyum, dia berkata, ''Menjadi sahabat tidak ditentukan dari seberapa lama kau mengenal seseorang, tapi dari ikatan batin. Meskipun kau baru mengenal seseorang selama sepuluh detik, tapi kalau kalian memiliki ikatan batin yang kuat kalian pasti akan menjadi sahabat.''
Daiki menatap Hiroko, dia lalu tersenyum dan mengangguk. Hiroko ikut tersenyum, dia merasa sangat bahagia sekarang. Hiroko teringat buku yang dia temukan di kamar, dia memutuskan untuk menuliskan kejadian ini nanti disana.
''Kaguya-Chaaaaaaaan!''
Hiroko dan yang lain menoleh. Yuto berlari dan duduk sambil merangkul Kaguya. ''Aku belikan coklat untukmu,'' ucap Yuto sambil memberikan coklat kepada Kaguya, ''coklat yang manis untuk sayangku yang juga manis.''
''So sweet,'' Kaguya tersenyum cerah, dia merangkul Yuto dan mencium pipi pemuda jangkung itu. Mio menatap Ryosuke, dia menyenggol lengan pemuda itu dan berkata, ''Kau tidak membelikanku coklat juga seperti Yuto?''
''Tidak,'' jawab Ryosuke cuek, ''kau gendutan, sih. Kalau dietmu berhasil aku belikan coklat.''
Yang lain seketika tertawa mendengar jawaban Ryosuke, bahkan Tori sampai tergelak. Mio merengut, dia memukuli lengan Ryosuke yang tertawa jahil. ''Aku benci kau, Yamada Ryosuke!'' ucap Mio kesal, ''sana pergi! Jangan duduk di dekatku!''

YOU ARE READING
Back In Time
Fiksi PenggemarDewa... Beri aku satu kesempatan... Satu saja... Biarkan aku mengubah semua... Kalaupun aku tidak bisa mengubah takdir... Izinkan aku menyempurnakan kisahnya... Mengisinya dengan banyak tawa... Sehingga penyesalan itu tidak akan pernah ada... * FF i...