The Meeting

9 1 0
                                    

"Right on time." ucap Kadek saat sosok Nana berjalan ke arahnya.

"Mana anak-anak yang lain?", tanya Nana

"Cuma kita berdua aja.", jawab kadek singkat, sambil membuka tas ranselnya

"Eh kamu gak niat macem-macem kan?", tanya Nana mulai khawatir

"Lo masih waras gak sih. Nih file dari ketua panitia yg dulu lo pelajari dulu, kalo ada yang kurang tanya gua besok.", tutup Kadek lalu ia mulai meninggalkan Nana

"Eh cuma gini doang? kamu bilang bahas lebih dalem tadi."

"Ya ini di dalem filenya bisa lo baca sendiri dan sekarang kita lagi ngebahas soal acara. Jadi we're done." jawab Kadek hanya memalingkan kepalanya saja, lalu lanjut berjalan.

"Eh... iya", jawab Nana kalah. Lalu, ia pun segera memasukkan file itu dalam tasnya dan segera meninggalkan ruangan OSIS untuk pulang.

......

"Dek ayo makan dulu, oh my... kamu belum ganti baju sama sekali ayo cepet turun papa udah mau berangkat lagi", panggil Andrew di muka pintu kamar Nana. tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Sepulang sekolah Nana memutuskan untuk langsung segera ke kamarnya untuk melihat berkas-berkas yang diberikan Kadek. segalanya bahkan sudah di selesaikan dengan baik entah itu proposal anggaran dan sponsor maupun rundown acara Yayasan. bahkan semua proposal itu sudah di setujui semua. Lalu, apa yang harus ia lakukan? apakah Kadek hanya sekedar mengisi kekosongan struktur organisasi saja. Ia pun segera tersadar dari pikirannya setelah kakaknya membuka pintu kamarnya.

"Aduh kak maap gak usah mandi dulu deh ya. Papa pulang? kok pergi lagi?", balas Nana dengan cepat.

"Iya He said that he want to finish it faster as he can. Ayo cepet." tutup Andrew yang lalu meninggalkannya sendiri di kamarnya. Nana pun segera bangkit dari kasurnya tanpa merapikan file-file yang berserakan di kasurnya dan segera turun untuk makan.

"So, Andrew kapan Devi kamu ajak ke sini?" tanya papa seketika Andrew baru mau melanjutkan makan malamnya.

"As long as adek masih gak suka sama Devi apa boleh buat pa.", jawab Andrew datar sambil menyendokkan makanan ke mulutnya.

"Nanti biar mama deh ya yang ngomong ke dia.", sambung mamanya. lalu, sosok Nana pun muncul.

"Don't worry mom nanti Andre sama Nana mau nonton bareng sama Devi.", jawab Andrew sambil memainkan matanya kepada Nana mengingatkan akan kesepakatan mereka. Nana yang menyadari hal itu hanyak mengangguk setuju. Sebenarnya ia tidak suka dengan pacar kakaknya yang sekarang karena terkadang ia menjadi seakan tidak dianggap oleh kakak yang ia sayangi. Cukuplah studinya yang membuatnya terpisah tapi jangan lagi ada orang lain yang menjauhkan kakaknya darinya.

"Bagus deh, dek itu motornya udah diperbaiki sama Pak Man tadi kamu bisa pakek kok.", ucap papanya sambil mengelus kepala anak kesayanganya itu.

"Pa.. Papa kok cuma makan doang sih. Kenapa mesti pergi lagi?", rajuk Nana sambil meminum air putih dari gelasnya.

"Papa mesti cepet selesin kerjaan papa supaya kita bisa berangkat sama-sama waktu kakak kamu wisudaan sayang, jadi artinya kita bisa liburan sekeluarga di Jerman.", jawab papanya

"Janji ya pa? Nana gak mau papa ingkar janji lagi."

"Hahaa iya sayang. udah ya papa berangkat dulu.", tutup papanya lalu berdiri mencium kening istrinya dan putrinya lalu meninggalkan mereka.

"Nana kamu ingetkan kamu harus mandi dulu sebelum kita berangkat.", sindir Andrew padanya

"Iya ah iya duh.. Im done here ma aku mandi dulu ya.", Nana pun segera berdiri namun dicegah mamanya.

"Glory to the Father to the Son and The Holy Spirit...."ucap mamanya

"As it was in the begining, as now, and ever shall be. Amen." ucap Nana dan Andrew lalu mengakhiri doa mereka dengan tanda salib lalu menuju kamar mereka masing-masing.

....

"Dek cantik can we use your motorcycle?" Andrew membuka pintu kamar adiknya yang sekaligus membuat keduanya terkaget dan kembali menutup pintu.

"Kakaaaaak ah....", teriak adiknya dari dalam. Nana masih baru saja mau memakai baju ketika kakaknya membuka pintu kamarnya. Dari luar kakaknya pun hanya tertawa sambil menunggu dari luar adiknya yang sedang memakai baju atau yang saat itu hanya setengah telanjang.

"Dasar mesum. Nih kuncinya, kok pakai motor? Kak Devi bagaimana?", Nana membuka pintu sambil meyerahkan kunci motor pada kakanya.

"Dia udah tunggu di sana. Lagi pula kita gak bakal nonton kok. Just talk little. yuk."

.....

"Gilee kakak belajar balap dimana tu salah sedikit kita bisa mati lo kak", ucap Nana antusias setelah sampai di restoran tujuan mereka. Hanya membutuhkan wakktu 10 menit untuk sampai di tempat tujuan mereka.

"Belajar di Timezone hahaa.", jawab Andrew sambil tertawa

"Dasar oramg serius malah dibecandain." ucap Nana namun ia terhenti ketika melihat kakaknya diam melihat ke arah jam 2. Sosok punggung seorang wanita dengan rambut coklat sebahu dengan seoran pria makan sambil bergandengan tangan di atas meja.

"Kak itu kan.." belum sempat menyelesaikan kalimatnya mulutnya dibungkam oleh kakaknya. Ia hanya bisa melihat yang dilakukan kakaknya. Andrew hanya memotret mereka di tengah keramaian restoran lalu menghampiri keduanya sambil menggenggam erat tangan adiknya.

"Well good luck with you two, Devi we are done." sambil meletakkan smartphone dengan layar menyala, sebuah foto bukti genggaman tangan kedua pasangan itu. lalu, ia pun pergi tanpa melepaskan genggaman tangannya pada adiknya itu. Perempuan yang tertangkap basah itu pun segera mengejar Andrew. Namun, Nana dengan sigap melepas tangan kakaknya dan menampar pipi perempuan itu," Jangan pernah deketin kakak gua lagi atau lo berurusan sama gua." seketika itu seluruh pandangan orang mengarah kepada mereka bertiga.

"Dek kamu salah paham. Itu sepupu aku kami...", segera dengan satu jarinya Nana menyentuh mulut perempuan itu.

"Keep it. Gua gak butuh. Lo udah kecewain kakak gua titik.", lalu ia pergi menyusul kakaknya tanpa menggubris Devi kekasih kakaknya itu atau lebih tepat "Mantan kekasih"

"I knew kalo aku bawa kamu pasti bakal beres hahaa." Ucap Andrew ketika melihat adiknya mendekat.

"Ah kakak. udah begitu masih bisa ketawa. kakak patah hatikan?", tanya adiknya

"No i'm not. aku kakakmu Nat. you dislike her for a reason. Yuk pulang." jawab kakanya sambil menyerahkan helm pada adiknya.

Nana cukup senang karena kini hanya dia yang disayangi kakaknya. Dan ia pun kembali memanggulnya dengan panggilan nat. Ketika mereka kecil Andrew sering memanggilnya dengan panggilan Nat-Nat. Andrew yang gemar dengan film perang memberi namecode "nat-nat" pada adiknya. Itu menandakan hanya Nana yang kakaknya sayangi. Pertemuan yang ia kira akan membosankan ternyata tidak seperti yang ia pikirkan. Pertemuan dengan Kadek yang sangat singkat dan pertemuan mengejutkan dengan Devi. Nana hanya bisa tersenyum dengan kejutan-kejutan yang ia alami ini.

To be continued....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Page 1 Of 365Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang