Silent

7 2 0
                                    

"Hari ini ada temen baru dateng dari jakarta mau sekolah di sekolah kitaa...", seluruh anak IPA1 menyanyikan lagu Jamrud yang liriknya sudah diganti oleh Kadek dan anak-anak OSIS lainnya untuk menyambut siswi baru di sekolah mereka. Natalia Caecil Novina gadis kelahiran Jakarta 17 Juni 1999. Ia merupakan blasteran Jawa Bali. Matanya coklat tajam. Wajahnya bulat, rambutnya hitam agak panjang tak terikat, dan putih. Logatnya yang lebih mirip ibunya yang berdarah Bali. Wajar saja ia lebih sering liburan ke Bali ketimbang ke Jogja, karena suasana keluarga besar ibunya tidak sekaku keluarga besar ayahnya. Ditambah lagi Ayahnya yang seorang arsitek lebih sering mendapat job di Bali, membuatnya lebih dekat dengan Bali.

"Selamat pagi anak-anak, terima kasih untuk sambutannya. Nah, sekarang gantian teman baru kalian yang akan berbicara. Nah silahkan nak Natali.", Wali kelas IPA1 mulai berbicara saat nyanyian selesai. Siswi baru itu mulai maju ke depan dan mulai menyapa, "Selamat pagi teman-teman semua nama saya Natalia Caecil Novina. Teman-teman semua bisa memanggil saya dengan panggian Nana. Salam kenal." Sontak senyum dari wanita itu membuat semua siswa laki-laki di kelas itu kecuali Kadek tersenyum dan kompak berkata, "salam kenal jugaaak."
"Baik Nana kamu bisa duduk di bangku sebelah Kadek. Sementara ini kamu juga bisa tanya-tanya tentang sekolah ini di Kadek. Kadek bantu Nana ya." 
"Why must her?", gumam Kadek dalam hati. Semakin keras ia berusaha menjauhi perempuan malah semakin banyak pula perempuan yang mendekatinya. Ia pun menjawab, "baik bu." Jawabnya datar. Kemudian setelah mengetahui posisi Kadek, Nana pun segera menempati bangku kosong di sebelah Kadek. Baru saja menaruh tas Kadek bersuara tegas, "salam" seluruh anak di kelas pun mulai menyapa guru mereka dan segera duduk. Nana yang kaget hanya tersenyum dan berbisik pada Kadek, "gak usah canggung aku gak gigit kok." Namun, Kadek hanya mengangguk dan mulai memperhatikan guru yang ada di depannya. Nana hanya menatapnya penuh penasaran. Ia memikirkan tentang Kadek. Apa dia salah sudah sok akrab dengannya? Apa Kadek sedang tidak mood. Pikiran itu segera ia hapus dan mulai mengikuti pelajaran.

Saat bel istirahat berbunyi seluruh anak beruara lega. Karena akhirnya 3X45 menit pelajaran Kimia sudah usai. Nana hanya tersenyum dan kemudian ia teringat untuk meminta Kadek untuk menjelaskan seluruh informasi tentang sekolahnya ini.
"Dek, namamu Kadek kan? Aku boleh gak minta jam istirahat kamu? Aku gak maksa sih" tanya Nana sambil merapikan bukunya yang ada di meja.
"Woe bedak jadi gak tan...ding", suara keras Nico pun turun drastis ketika melihat Kadek bersebelahan dengan murid baru itu. Ia pun segera menghampiri Nana dan berkenalan, "Nico anak IPS2." "Nana salam kenal", balas Nana sambil tersenyum. Nico sempat tertahan menatap mata Nana dan kemudian bola mencium mukanya.
"Neh latian dulu sana yang bener gua ada urusan bentar." Tegur Kadek setelah melemparkan bola kaki. Nana yang melihatnya pun tertawa kecil. Sambil menutup mulutnya. Sejenak Kadek teringat akan sesuatu. Tetapi, ia ragu.
"Kampret lu dak. Wait... lo bilang ada urusan? For God shake lo selalu nolak kalo ada anak baru yang minta tolong ama lo. Jangan bilang lo nerima yang ini? God makasih Kadek udah tobat." Cerocosan Nico yang cepat sambil berlutut di depan Kadek.
"Siapa bilang? Gua mau ngambil brosur sekolah di pak Suryana buat ni anak abis tu gua ada rapat panitia buat ultah Yayasan." Jawab kadek datar membuat Nico yang berlutut kembali berdiri dan melempar bola kembali ke muka Kadek, namun Kadek berhasil menangkap," Asem lu dak. Udah biar gua aja yang ajak dia keliling. Udah cantiknya sebelas duabelas ama kay.. eh.. Natasha Wilona lu tolak lagi." "Ayo sama gua aja na. Kadek emang lagi sibuk banget, s-i-b-u-k-b-a-n-g-e-t." Ucap Nico sambil mengulangi kata sibuk banget di dekat telinga Kadek.
"Oke gua cabut.", tutup Kadek. Lalu ia pun pergi meninggalkan Nico dan Nana di kelas.
"Oh ya Nico tolong ya hehe." Pinta Nana memecah keheningan.
"Eh gua minta maaf ya temen gua yang itu emang rada alergi sama cewe. Yok kita keliling sekolah sekalian gua jelasin tentang sekolah ini.
Sekali lagi Nana hanya tersenyum dan memendam rasa penasarannya di dalam hatinya saja.

Page 1 Of 365Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang