CHAPTER 5

895 117 1
                                    

Hari Minggu yang cerah itu diawali dengan bunyi alarm yang sudah di snooze lebih dari 10 kali oleh Irene.

" Baechu, bangun sayang. Kamu kan bilang ke mama kemarin kalo dalam 3 bulan ini setiap hari minggu kamu volunteering di perusahaan obat buat memperbaiki nilai kimia kamu." Teriak seorang wanita paruh baya sambil menepuk-nepuk pipi Irene untuk membangunkannya.

" Hmm, sekarang udah jam berapa ma?."

" Jam 09.30 sayang, kamu harus on time masuk jam 10.00 kan?."

" HAH????, DEMIAPA MA UDAH JAM 09.30?. Jarak dari sini ke perusahaannya kan 30 menit, kenapa mama gak bangunin dari tadi?." Tanya Irene sambil mengambil sabun muka, sikat, dan pasta gigi bergegas langsung masuk ke kamar mandi.

Ibunya hanya bisa tertawa melihat kelakuan anak semata wayangnya, begitulah Irene setiap akhir pekan. Tidak pernah bisa bangun sebelum jam 9 pagi, alasannya karena ia lelah setiap hari Senin-Sabtu harus bangun lebih pagi untuk ke sekolah. Senin-Jumat ia masuk untuk belajar sedangkan hari Sabtu untuk club memasaknya karena ia adalah ketua klub, jadi ia harus datang menyiapkan ruangan dibantu oleh Sana satu jam sebelum clubnya beraktivitas.

" Ma, Irene berangkat ya. Irene sarapan ambil roti satu doang tadi di meja karena udah gaada waktu lagi, gausah ada goodbye kiss ya karena Irene udah telat. Irene sayang papa mama." Teriak Irene sambil berlari keluar dengan satu potong roti di mulutnya menuju halte bus.

-

" Teman kamu mana?, dia sudah terlambat lebih dari 10 menit dan saya tidak suka keterlambatan karena kamu juga sudah datang 30 menit sebelum kegiatan volunteering ini dimulai." Ujar pemilik perusahaan obat.

Wendy pun melihat jam tangannya dan tepat pukul 10.15 terdengar langkah seorang perempuan yang terengah-engah karena berlari.

" Maaf Pak saya terlambat, saya Bae Joohyun, saya mengetahui kesalahan saya karena datang terlambat, dan saya bersedia menerima segala konsekuensinya." Jawab Irene masih dengan napas yang terengah-engah karena habis berlari.

" Ya sudah, saya maafkan untuk kali ini. Lain kali contoh teman kamu yang sudah datang jauh sebelum pekerjaan dimulai."

" Oke siap pak." Jawab Irene sambil menghela napas lega.

" Untuk tugas-tugasnya silahkan tanya teman kamu, tadi sudah saya jelaskan ke dia semuanya." Jelas Mr Kim.

Irene hanya mengangguk dan langsung bertanya kepada Wendy apa yang ditugaskannya. Wendy pun menjawab tetap dengan nada dinginnya seperti biasa.

" Jadi kita disuruh nganterin pesanan obat-obat ini ke apotek yang mesen sebagai tugas pertama karena kita masih pemula. Kata Mr Kim baru 2 minggu lagi kita baru bisa kerja di bagian peracikan."

" Oh gitu, terus kita nganternya pake apa?." Tanya Irene.

" Kita dikasih pinjem mobil perusahaan buat menghemat waktu, jadi mending berangkat sekarang." Ujar Wendy sambil melangkah keluar.

" Hah demiapa naik mobil?, hari ini gue sial kalo naik mobil. Makanya tadi pas kesini gue lebih milih naik bis, padahal bokap gue udah nawarin bareng naik mobil. Mendingan kita naik motorlo aja." Jelas Irene.

" Listen Bae, gue gapeduli sama hal-hal yang galogis yang biasa lo bilang. Gue gamau lama-lama disini terserahlo mau ngapain, tapi intinya gue tetep naik mobil pinjeman perusahaan so take it or leave it." Ujar Wendy.

Irene pun terpaksa mengikuti Wendy, karena sudah cukup masalah yang terjadi padanya hari ini dan ia tidak berniat untuk menambah masalah lagi.

Sebenarnya dalam hal bekerja sama, keduanya tidak terlalu buruk. Wendy menyetir, Irene memberi alamat, Irene mendata obat dengan pemilik apotek, dan Wendy menurunkan obat-obat yang diperlukan. Hingga saat makan siang pun tiba dan mereka memutuskan untuk pergi ke restoran cepat saji.

" Wen, lo belajar nyetir kapan?, sumpah lo bawa mobil halus banget. Bokap gue aja gak sehalus itu kalo bawa mobil." Tanya Irene sambil mengunyah sandwich tuna nya.

" Kalo lo tinggal berdua di rumah cuman sama adek yang masih sekolah pasti tau alesannya." Jawab Wendy sambil memandangi saladnya tanpa memakannya.

" Tertutup banget sih lo jadi orang, tapi sumpah wen. Kenapa lo tertutup banget sih?, jawab apa-apa seperlunya, ngomong kalo ditanya doang, sekalinya ngomong cuman teasing atau ngasih alesan logis ke gue." Tanya Irene semakin heran.

" Ya, itu karena emang gaada hal yang penting buat diomongin dan emang gue males aja ngeladenin orang bawel dan galogis kayak lo. Udah yuk jalan lagi, biar kita selesainya gak sore-sore banget. Karena gue harus jemput adek gue dari rumah temennya ntar dia marah." Ujar Wendy yang hanya memakan sesendok salad untuk makan siangnya.

Irene hanya bisa diam melihat pola makan Wendy yang menurutnya buruk, karena sejauh ini ia sudah menghabiskan 3 sandwich dan Wendy hanya memakan sesendok salad.

Pekerjaan itu pun selesai pukul 15.00 dan mereka sampai kembali di perusahaan dengan selamat. Hal ini pun mendapat apresiasi dari Mr Kim karena mereka menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan sebagai bonusnya ia mengizinkan Wendy dan Irene untuk pulang.

" Daritadi kita naik mobil gakenapa-napa kan?, jadi lo gausah percaya takhayul lagi." Ujar Wendy yang bersiap-siap di atas motor ninjanya untuk pergi menjemput adiknya.

Baru Irene ingin menjawab kalau apa yang terjadi hari ini hanya kebetulan belaka, tiba-tiba ponsel Wendy berbunyi.

" Iya rim. Iya kakak mau jalan ke rumah Saeron, ini baru aja selesai. Kamu tunggu ya disana, hmmm apa?, mau ke mall?, iya nanti kita ke mall tapi kamu diem di rumah Saeron. Jangan nakal dan ngerepotin, iya kakak sayang kamu juga." Wendy pun menjawab telepon dengan senyuman kecil di mukanya dan langsung bergegas pergi meninggalkan Irene yang kembali kebingungan dengan tingkah Wendy.

" Wendy Son Seungwan. Gue gatau kalo lo orang yang penyayang juga." Ujar Irene sambil berjalan pergi menuju halte bis.

-

" Irin - chan, gimana kerjaan weekend lo?." Tanya Sana sambil tersenyum riang melihat Irene datang dengan wajah kusut.

" Bawel lo tupai, gue ngantuk gara-gara gue baca fanfic semaleman. Seru parah, dan jawaban untuk pertanyaan lo biasa aja." Jawab Irene sambil mengambil bantal di tasnya untuk tidur di meja.

" Uuuu seharian sama miss genius, fanfic an mulu lo, gabosen apa?, eh btw kita ada murid baru dari New Zealand sama Australia loh." Ujar Sana.

" Hah siapa?, cewek ya? kalo gasalah gue denger kata orang-orang." Tanya Irene dengan muka yang masih tertutup bantal.

Sebelum Sana sempat menjawab tiba-tiba Seulgi datang sambil berlari dan berkata.

" Gila lo harus liat, murid barunya cantik parah sama baik parah, mereka bagi-bagi coklat. Lo pada mau ngak?" Kata Seulgi sambil memakan coklat yang dia ambil banyak di tangannya.

" Ren, liat yuk. Gue pengen coklat nih." Kata Sana sambil berdiri.

Irene pun menganguk dan ikut berdiri karena ia juga penasaran.

Sesampainya di koridor, Irene melihat dua murid baru itu masih membagi-bagikan coklat dan masih banyak murid yang mengantri. Tiba-tiba Wendy datang dengan menggunakan Headphone di kepalanya tanpa mempedulikan murid baru tersebut. Salah satu murid baru itu mengenali Wendy dan berlari menghampirinya, tetapi Wendy menanggapi murid baru tersebut dengan dingin dan langsung pergi ke rooftop sekolah tanpa mempedulikan orang-orang yang memandanginya.

Irene yang kasihan terhadap murid baru itu langsung datang menghampirinya.

"Eh lo ngak apa-apa?." Tanya Irene.

" Iya kok, gue ngak apa- apa." Jawab wanita itu.

"Btw nama gue Bae Joohyun tapi panggil aja Irene, namalo siapa?, tadi kayaknya lo kenal ya sama Wendy?, tapi kok Wendy gituin lo?."

" Nama gue Kim Jennie, iya gue kenal dia karena Wendy itu mantan pacar gue."

.

.

.

MatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang