CHAPTER 8

926 120 3
                                    

" Wen, darimana aja lo?. Tadi kita kaget tau pas Irene tiba-tiba dilempar slushie lo langsung nongol dan ngajak dia pergi. Sejak kapan kalian deket?." Tanya Joy penuh selidik.

" Gue cuman ngajak Irene ke loker gue kok, gue kasian pasti dia kedinginan dilempar gituan. Jadi gue minjemin sweater ke dia." Ujar Wendy sambil kembali duduk dan membaca novelnya.

" Sejak kapan Wendy peduli sama orang?." Tanya Momo sambil memakan jokbal nya.

" Shhh moguri, I am reading right now." Jawab Wendy acuh tak acuh.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, saat makan siang pun tiba.

" Wen, kita masih harus ngomong. Setelah kejadian tadi pagi, gue makin penasaran." Ujar Mina menepuk pundak Wendy.

" After taking food, meet me at the rooftop but don't bring moguri or jwoy." Jawab Wendy sambil membawa makanannya berjalan menuju rooftop sekolah.

Setelah mengambil makanan, Mina pun langsung pergi menuju rooftop dan melihat Wendy sedang berdiri di pinggiran atap dan menghirup napas.

" I am here, now spill."

" Jadi gue pernah bilang kan ke lo bertiga dulu kalo gue punya mantan dan kurang lebih mantan gue itu ninggalin kenangan yang jelek banget di hidup gue?, ya. Jennie mantan gue." Ujar Wendy, saat Mina ingin memotongnya bicara Wendy memberi sinyal untuk mendengar dulu ceritanya.

" Kemaren pas lo ngeliat gue nangis itu gara-gara kurang lebih gue ada argumen sama Jennie sebelumnya di taman dan Jennie nangis. Terus tadi pagi yang Rose, Jennie, Irene terlibat cekcok gitu gue denger kalo Rose nyalahin Irene gara-gara kemaren Jennie nangis padahal juga Jennie nangis sebagian besar salah gue. Nah gue denger dan gue langsung gaenak dong, orang ini masalah gue sama Jennie doang kok tiba-tiba Irene bisa ketarik-tarik. Jadinya gue tanpa mikir lagi langsung narik Irene tadi dan minjemin dia sweater, gitu ceritanya." Ujar Wendy sambil meminum jus buahnya.

" Wow, that's intense wen. Tapi kok bisa ya Rose nyalahin Irene?, Irene muncul dimana dalam masalah ini?." Tanya Mina. Wendy pun hanya mengangkat bahu karena ia tidak tahu.

" Tapi wen, lo serius tadi nolongin Irene gercep gitu gara-gara kasian doang gaada alasan lain?." Tanya Mina tersenyum.

" For god sake minari. You and the romantic side of yours, gak lah gila. Ngapain gue sama orang galogis kayak gitu. It's purely a symphaty feeling and no string attached." Ujar Wendy.

" Kalo lo ada alasan lain juga gue dukung kok wen. Irene cantik kok, jago masak, dance nya juga gabeda jauh sama moguri dan Seulgi, and she's like the complete opposide of yours. Like her bright energy and smile. Besides, you know that you should move on wen from the Jennie of yours and I think Irene suits you more." Mina yang daritadi menahan senyumnya pun akhirnya tertawa.

" Ah ngomong apa sih lo minari. Whatever I am outta here." Ujar Wendy sambil melangkah pergi.

" Cepat atau lambat gue yakin lo sadar kok Wen, kalo dari dulu pun lo tertarik sama Irene." Gumam Mina.

-

" Seul, rumahnya yang mana sih?, gue lupa masa. Terakhir lo ngajak gue ke rumah Yerim kan tahun kemaren." Teriak Irene di telepon. Seulgi yang mendengar teriakan Irene pun langsung menjauhkan ponsel dari telinganya.

" Mansion putih ren, yang pagernya tinggi. Ada satpam kok disitu, lagian pelupa bat sih lo nek. Terakhir gue ajak lo kan 6 bulan yang lalu, yang lo sumpah gamau ke situ lagi gara-gara ada insiden sama Wendy dan sekarang lo ke sana buat nemuin dia." Ujar Seulgi sambil tertawa dari ponselnya.

MatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang