Anya terdiam sejenak. Ia membayangkan laki-laki itu. Nama! Anya belum sempat bertanya namanya. Tapi, dari gerak geriknya, laki-laki itu benci dengan Anya. Kembali ke misi awal, Anya ingin menyelesaikan grafity-nya ditembok belakang sekolah.
Warna demi warna telah keluar dari semprotan botol warna. Anya mengerjakannya dengan lihai.
"Eghm."seseorang berdeham. Anya membalikkan badannya. Ia melepas earphonenya, dan berjalan malas ke arah wanita paruh baya-ibunya-
"Sedang apa kamu?"
"Mama gak lihat? Anya lagi nyelesein grafity-nya."
"Kamu tahu? Itu dilarang disekolah. Kamu mencorat-coret lingkungan sekolah!"
Anya memutar kedua bolamatanya.
"Ma. Ini bukan grafity yang gak beraturan kok. Ini udah didesain, jadi keliatan rapi. Lagi pula tembok belakang sekolah polos banget. Kurang berwarna gitu.."Yura-ibu Anya- menarik nafas panjang.
"Bukan berarti karna kamu anak ketua yayasan, kamu tidak mendapat hukuman ya Anya!""Mama mau hukum Anya? Skorsing? Silahkan.."
"Anya!! Mama udah sabar sabar hadapin kamu selama ini. Kali ini! Mama kasih kamu dua pilihan."
"Skorsing atau dropout?" Kata Anya menirukan gaya kepala sekolahnya.
"Asrama atau berubah?!"
Mata Anya membelalak. Sekolah Anya ini ada dua kategori. Asrama atau setengah hari. Anya paling anti dengan asrama, karna kalau asrama, keagamaan lebih diperketat dan difokuskan kearah bimbingan belajar, diluar jam sekolah.
"Bagaimana?"
"Aihh.. ma, ini dunia Anya. Anya nyaman sama gaya Anya yang gini. Lagi pula, gimana Anya mau berubah? Siapa yang bimbing Anya? Mama? Mama gak selalu ada buat Anya, Sarah? Sarah mungkin aja udah capek. Jadi, biar Anya hidup gini aja, cuman agak dirubah dikiiiit aja. Gimana?"
"Kalau masalah itu gampang. Intinya, kamu mau dan ada niatan untuk berubah, Anya."
"Anya belum ada niatan untuk berubah menjadi lebih baik, ma"
"Kamu ini aneh, dimana-mana orang itu mau berubah untuk jadi yang lebih baik, yaa.. walau cuma niatnya aja. Tapi kamu malah gak mau berubah."
"Tapi mama gak mau kasih hadiah apaa gitu kalau Anya berasil berubah. Gak seru ah!"
"Ada, mama ada hadiahnya! Tapi kamu harus berubah dulu sampai kamu lulus. Itung-itung ada 3 semester lagi, Nya. Semangat!" Kemudian Yura pergi meninggalkan Anya, yang sebelumnya mengelus punggung Anya. Anya meniup poninya. Malas.
⚜️
YOU ARE READING
I'm in love with you, ice
Teen FictionAku jatuh cinta sama kamu, walau kamu dingin, kamu 'anti' sama perempuan, tapi mau gimana lagi, aku cinta sama kamu, laki laki dingin.