Kriiiiiing....Kriiiiiiing
Jam beker berbentuk gitar, bersuara nyaring. Kemudian, sebuah tangan
-anya- meraba-raba dan mematikan jamnya. Anya berjalan malas menuju kamar mandi.Jam menunjukkan pukul 06.00
Anya sudah duduk manis di meja makan, walau masih mengantuk."SUBHANALLAH ANYAAA!"
"Paan sih ma."
"I-ini beneran kamu?"
"Iya.." Anya melirik mamanya yang masih menggunakan daster, sambil membawa gayung berisi air.
"Kamu gak ngigo-kan?"
"Ishh.. enggak. Mama ngapain masih pake daster bawa gayung isi air pula?" Tanya Anya heran.
"Eh. Mama hari ini gak kerja, mama bisa antar kamu, trus ini mama tadi barusan aja mau ke kamar kamu. Mau nyiram kamu supaya bangun. Ehh.. kamunya malah udah bangun." Yura meringis.
"Kejham!"
"Ya udahh, sekarang kamu sarapan aja. Mama siap-siap dulu."
Kemudian Anya mulai melahap rotinya. Dan menunggu Yura selesai bersiap-siap sambil membaca ulang pesan dari Adi dan tersenyum-senyum sendiri.
⚜️
"Dahhh sayang.. nanti jangan lupa bimbel sama Adi! Terserah kamu mau bimbel dimana, ni mama kasih uang jajan tambahan.""Makasih ma." Anya mencium pipi Yura. Yura tersenyum. Lama kelamaan perbedaan Anya semakin terlihat. Batin Yura.
⚜️
Anya berjalan santai menuju kelasnya. Saat masuk, kelas masih sepi. Sangat sepi. Anya memilih tempat duduk barisan tengah, biasanya dia duduk dipaling belakang."Woyy!"
"Anjir! Santai coy!!" Anya mengelus dadanya.
"Lu-lu parah emang! Kenapa berangkat pagi amat sihh?? Gue-kan gak jadi ditraktir nonton.." Sarah berjalan mondar-mandir. Lebay.
"Hahaha,, lu mau nonton apaan sih?"
"Adalah,,"
"Ya udah, pulang sekolah nanti gue traktir dahh, nyokap kasih uang tambahan jajan."
"Sumpah lo?!!!"
"Iyaa udah tenang aja." Kemudian Sarah memeluk Anya.
"Anya terbaiklahh."
Setengah jam setelah itu, bel masuk berbunyi, dan pelajaranpun dimulai. Pelajaran pertama di kelas Anya adalah PKn. Anya benci PKn. Pertama: isinya cuma dengerin orang ngomong tentang kenegaraan atau berhubungan dengan negara. Kedua: bikin ngantuk. Ketiga: ruwet. Anya meletakkan kepalanya di atas meja. Ia memasang earphone, berkali-kali Anya menguap.Prakkk..
Suara penggaris telah terdengar."Anya!! Kamu dengerin saya tidak."
"Enggak."
"Kenapa?!!!"
"Bosenin pake banget pelajarannya." Satu kelas tertawa.
"Kamu inii.. lepas earphonenya!"
"Gak ah."
"ANYA! BERDIRI!"
Dengan malas Anya berdiri berjalan kedepan. Bu Yuni-guru PKn-mengamati Anya dari bawah hingga ujung kepala. Kemudian geleng-geleng.
"Ini apa ini?" Bu Yuni menunjuk rambut Anya.
"Rambut, ibu."
"Bukan!!! Kamu ngecat rambut?"
"Ini asli."
"Gak percaya!"
"Lah.. bukannya dari kelas 10 rambut saya pirang ya bu? Dari lahir malahh."
"Tapi ini ada ungu-ungunya apa ini?"
"Biar ada variasi. Bosen pirang."
"Kamu tau peraturannya??"
"Tau."
"Kenapa masih dilakuin?"
"Lah suka-suka sayalah bu.. dosa juga saya yang tanggung."
"Emang dosa ngecat rambut?"
"Tanya sama guru agama aja dah bu."
"Kamu berani nyuruh saya ya?!!"
"Kayak ibu gak pernah nyuruh saya aja"
"ANYA!!"
"IBUU.." lagi lagi satu kelas tertawa.
"Berdiri didepan tiang sambil hormat ke bendera sampai istirahat selesai!!"
"Siapp!"
Anya pergi meninggalkan Bu Yuni. Ia berjalan menuju depan tiang. Kemudian ia berdiri dan melakukan hormat. Sudah hampir setengah jam Anya berdiri. Mata Anya berpapasan dengan matahari. Anya menyipitkan matanya. Hukuman ini sudah sangat sering dilakoni Anya.
⚜️
YOU ARE READING
I'm in love with you, ice
Teen FictionAku jatuh cinta sama kamu, walau kamu dingin, kamu 'anti' sama perempuan, tapi mau gimana lagi, aku cinta sama kamu, laki laki dingin.