"Sayang kamu harus makan teratur disana, mama sama papa akan jarang pulang. Jangan buat oma kamu stres melihat tingkah cucunya yang memiliki bibit mercon kayak kamu." ujar rentetan untuk memberitahu anak sulung nya itu.
Perempuan yang tengah menikmati serapannya hanya bisa diam saja, ia tidak begitu mendengarkan semua kalimat mamanya. sang mama hanya bisa menghela nafas dan meletakan beberapa obat di dalam tas kecilnya, semua itu tak luput dari penglihatan nya.
"Maa..."
"Hm.."
"Aku nggak mau bawa minyak angin, mama tau aku nggak suka sama bau nya."
Mamanya menghela nafas, putrinya ini selalu seperti ini. "Sukanya sama balsem kamu ini anak mudah apa nenek-nenek sih."
"Aish mama, aku ini anak mudah gaul yang cantik dan pandai menabung."
"Tapi, jomblo." Ujar mamanya yang begitu telak, ia merenggut kesal.
"Mama titip salam sama oma, bulan depan kami akan ke Indonesia. Selama disana mama nggak mau dengar kamu buat ulah, oma sudah tua tidak bisa mengurus kamu yang bahkan sudah bisa bikin anak sendiri."
Tidak ada angin apa, mamanya mengatakan hal yang begitu membuatnya mendesis kecil. "Mama resek kalau lagi lapar."
"Kamu ini ya dikasih tau kok bandel, lihat umur kamu sudah berapa? dua puluh delapan tahun kamu sudah pantas buat menikah, papa sama mama kian hari kian tua. Kami mau mempunyai cucu sebelum meninggal—"
"Kenapa harus minta sama aku sih? Kan masih ada Uta, bahkan dia sudah punya pacar mama suruh aja dia ngasih mama sama papa cucu."
Mamanya begitu gregetan melihat anak perempuan satu-satunya ini, ia hanya bisa membalas dengan gelengan pelan. "Kamu yang lebih tua yang seharusnya menyuruh mu segera menikah, Uta masih kuliah kamu mau dilompati sama adik kamu sendiri? Kamu kok betah banget menyendiri." ia begitu risih jika sudah membahas masalah pernikahan dan kawan-kawannya, lebih baik ia segera pergi ke Indonesia untuk menghilangkan rasa jenuh atas permintaan kedua orang tuanya.
"Nanti Dai pastikan buat menikah, mama sama papa tunggu saja undangannya." ujarnya bergegas mengambil semua barang-barannya, hari ini ia akan kembali ke kampung halamannya.
Mama hanya bisa menahan rasa gemes melihat anak perempuannya ini, ia meletakan barang-barang nya di bagasi mobil. Supir akan mengantarnya ke bandara, sekali lagi Mamanya mengingatkannya. "Segera menikah sebelum oma mencarikan suami buat kamu."
Wanita berambut panjang yang ia warnai itu menatap mamanya malas. "Ini bukan zaman Siti Nurbayah yang harus ada jodoh-jodohan, kalaupun ada mungkin aku akan mengajukan nama mama buat dicalonkan." Katanya dengan kekehan kecil, mamanya mencubitnya kesal dengan sih anak yang selalu membuatnya jengkel.
"Kamu mau mama menikah lagi gitu, Aish."
"Iya, biar semakin banyak pemasukan ekonomi." balasnya yang langsung mendapatkan pelototan dan ia segera masuk kedalam mobil, wanita yang telah berumur empat puluh lima itu menatap putrinya kesel.
"Dahh, nanti aku sampaikan sama Oma buat cariin calon kedua buat menantunya. See you.." Ujarnya melambaikan tangan yang dibalas dengan kerutan kesal dari wajah mamanya.
Daizy Bassania Nafeesa nama lengkapnya yang sering disapa Dai, anak pertama dari dua saudara yang bernama Nauta Sagar Arnawarma
Keduanya memiliki arti dan makna lautan yang membuat nama keduanya begitu asing. Di umurnya dua puluh delapan ini ia selalu di kejar untuk menikah, seperti orang awam di Indonesia jika tidak menikah ia akan di cap perawan tua ya pemikiran kolot yang tidak pernah diubah. Tetapi, Dai tidak perlu repot untuk memikirkan hal itu semua, ia hanya ingin refreshing, menikmati hidup dan juga merasakan penghasilan uang dari kerja kerasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You[Complete]
Random#69 in Random (1juni17) #45 in Random (5juni17) #17 in Random (11juni17) #6 in Random (22 juni 17) Terlibat dalam sebuah perjodohan dan mempertemukan keduanya dalam ikatan sakral, kehidupan rumah tangga mereka terus dalam ambang mengharapkan se...