Hari ini seperti janji Aegir kepadanya kemarin pagi setelah kejadian rumyam yang ia perbuat, kini ia berada di dalam mobil dengan semua perasaan berkecamuk yang membuatnya sejak tadi berdiam diri tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Begitu juga dengan Aegir sepertinya pria itu tidak ingin berbincang atau mengenal Daizy lebih dekat lagi, bahkan didalam mobil hanya keheningan yang melanda mereka.
Daizy memalingkan wajahnya, pikirannya berkelana sedari tadi ia terus termenung sesuatu mengganggu pikirannya. Ia tidak tau akan di bawa kemana tetapi ia percaya Aegir tidak berbuat sesuatu yang jahat kepadanya, Aegir pria itu terlihat tenang di belakang kemudinya ia sangat tau membawa Daizy kemana pembahasan kemarin belum mereka tuntaskan dengan selesai. Sesuatu harus diselesaikan, kini mobilnya memasuki perkarang cafe yang cukup Daizy kenal.
Dengan ragu perempuan itu mengikuti langkah Aegir yang terlebih dahulu masuk ke dalam kafe tersebut, sapaan hangat menyapa mereka Aegir memilih bangku paling sudut dekat jendela yang menampilkan jalanan kota.
"Aku akan memesan minuman dulu, kamu mau apa?"
"Coklat panas." setelah mendapatkan pesanan Daizy ia segera pergi ke kasir dan memesan minuman untuk mereka, hanya beberapa menit Aegir meninggalkannya, pria itu kembali dengan dua gelas diatas nampan dan juga sepiring cake yang sangat lezat.
"Aku membawa kamu kemari ada sesuatu yang ingin aku katakan." tanpa basa basi Aegir berujar apa yang sedari tadi ingin ia katakan, Daizy tidak percaya pria ini tidak memiliki kehangatan dalam obrolan terlalu to the point.
"Maaf membuat kamu bingung sama tingkah aku kemarin, aku juga bingung mau bersikap seperti apa di depan orang tua. Aku tidak ingin kamu berpikir aneh dengan sikapku kemarin, aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan buat kebahagian mereka dan bukan ini saja yang ingin aku katakan tetapi disini, aku cuman ingin katakan kalau orang tua ku akan segera datang untuk melamar kamu."
Daizy tersedak dengan saliva nya sendiri, ia menatap pria di depannya tidak percaya. "Bukan nya mama sudah katakan, kalau kamu bisa memikirkan ini baik-baik kita tidak perlu terburu-buru. Kita butuh waktu buat mengenal bukan? Bahkan mama aku sudah memberikan izin untuk itu."
"Aku tau, tapi orang tua ku tidak ingin mengulur waktu. mereka mengatakan jika kita bisa saling mengenal saat kita sudah menikah. tidak butuh waktu lebih lama buat menunda ini semua, aku juga tidak ingin ini terjadi, kamu dan aku punya masa depan yang harus kita jalankan tapi masa depan yang telah diatur ini banyak orang yang menitipkan kebahagian disini. Orang tua kamu, orang tua ku bahkan oma kamu dan kakek aku. Mama ku telah mengatur fitting kita, dan beliau sudah menjanjikannya hari ini."
"Apa!!" reflek Daizy berteriak membuat beberapa tamu yang ada di kafe itu melihat mereka, bukan hanya itu Aegir sempat kaget mendengar teriakan tersebut. Wanita itu benar-benar malu sekarang.
"Sorry, tapi aku benar-benar kaget. Maksud kamu mama kamu menyiapkan semuanya? Mereka setuju sama perjodohan ini?"
Aegir terlihat gelisah tangannya saling terpaut menggikat satu sama lain, matanya tidak bisa membalas tatapan bingung Daizy tetapi bibirnya bergerak pelan. "Ini keinginan mereka juga."
Daizy tidak tau harus menanggapi seperti apa, baik dirinya dan Aegir juga bingung harus menyelesaikan ini bagaimana. Semuanya terlalu rumit untuk diselesaikan begitu saja, hati dan perasaan mereka berbeda tetapi memiliki tujuan yang sama. Daizy tidak tau akan secepat ini waktu memutar nya, keadaan memaksanya untuk segera mencari oksigen sebelum kehabisan, terakhir ia merasakan sesak yang luar biasa. Kisah ini ceritanya bukan yang ia impikan, ini jauh dari mimpi buruknya.
Deringan handphone di atas meja membuat mereka mengalihkan pandangan, Aegir mengambil benda pipih itu sesaat ia melihat Daizy dan segera menggangkat panggilannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You[Complete]
De Todo#69 in Random (1juni17) #45 in Random (5juni17) #17 in Random (11juni17) #6 in Random (22 juni 17) Terlibat dalam sebuah perjodohan dan mempertemukan keduanya dalam ikatan sakral, kehidupan rumah tangga mereka terus dalam ambang mengharapkan se...