Chapter 3

11.3K 734 4
                                        

Chapter 3

      Sekian jam dibantu dengan Asna akhirnya Dai telah bersiap dengan pakai bermotif floral hitamnya dengan hiasan kalung hitam serta sepatu stilettos heels yang senada juga dengan kally bag yang indah menjadi pilihannya, kini ia dan omanya sudah berada di dalam mobil.

"Ternyata pilihannya bagus juga buat kamu, semoga aja kamu nggak malu-malui oma nanti." Dai hanya merengut, ia menatap jalan raya tanpa membalas ujaran oma nya. Malam ini ia tidak mood rasanya ia ingin pulang saja dan bergelayut di balik selimut. Ia iri dengan Asna sebelum dirinya pergi Asna tengah menonton drama Korea nonstop dengan cemilan di kantong plastik yang ia bawa, Ugh Dai benar-benar iri dengannya.

Sesampainya di resto yang sudah di janjikan, Dai beriringan dengan oma nya memasuki resto tersebut. Matanya menangkap sosok yang familiar di meja bagian outdoor, punggung itu ia sepertinya mengenalnya tetapi sebelum mencari lebih lanjut oma menariknya masuk ke dalam resto. Dai tidak berhenti melihat sekeliling karena resto itu cukup luas dan memiliki beberapa room private dan salah satunya sudah di booking dengan omanya, benar saja mereka memasuki ruangan persegi yang lumayan luas dengan beberapa tempat duduk dengan menampilkan latar malam kota Jakarta.

"Sebentar lagi mereka datang, jangan bicara yang sembarangan." Omanya kembali memperingatinya, Dai hanya mendengus pelan. Setelah menunggu beberapa menit pintu ruangan itu terbuka dan memperlihatkan beberapa orang yang tengah berdiri disana.

"Maaf oma kami terlambat." Ujar pria paruh baya yang mewakili kedatangan mereka, tentu oma membalasnya dengan senyuman.

"Ah tidak apa-apa kami juga baru saja datang, oh silahkan duduk." Ketiganya menempati beberapa tempat duduk yang telah disediakan, mata Dai tidak berhenti melihat sosok pria yang duduk di depannya itu, yang tak lain tak bukan sepertinya pria ini yang akan dijodohkan dengannya ya siapa lagi? Kalau bukan dia tidak mungkin kan pria paruh baya yang menyapa mereka di awal pertemuan tadi.

Pria yang tampak perawakan dewasa dengan penampilannya yang dibalut kemeja hitam juga jas coklat yang senada dengan celana nya, jika di sandingkan mereka seperti couple. Dai tidak bisa berhenti melirik pria tampan di depannya bukan ia terpesona, rasanya ia benar-benar ingin melenyapkan malam ini. baik Dai dan pria itu sepertinya sama-sama tidak menginginkan ini semua.

Orang tertua sedang mengobrol menyapa satu sama lain, pembukaan yang hangat. Sampai acara utama pun telah dimulai, oma mengeluarkan kotak biru dengan isi cincin putih yang indah nan cantik dengan satu berlian yang padat nan besar serta dengan taburan berlian kecil di setiap pinggiran ring nya. Dai tertegun melihatnya, ini cincin yang indah.

"Ini cincin untuk tunangan kalian, Aegir akan memakai kan cincin ini saat tunangan kalian akan digelar. Indah bukan? Dai bersyukur bisa mendapatkan cincin seindah ini, Aegir membelikannya untuk mu." Ujar oma membuat Dai mendengus, melihat keterpakuan dengan cincin itu seketika hilang.

"Kita akan menggelar pertunangan kalian segera mungkin—"

"Aku nggak mau." Ujarnya membuat para tertua tidak percaya, termasuk oma yang menatap Dai tidak suka.

"Apa maksud kamu Daizy!, sebelumnya kita sudah membahas ini." Oma murka ia menatap Dai dengan kekesalan luar biasa, dari wajah serta mata nya tidak menepis rasa kesalnya.

Dai memainkan gelas di depannya dengan jarinya, ia sudah menahan rasa gejolak ini sebelumnya dan selama itu ia cukup bersabar. Dai menggigit bibir bawahnya membuatnya merasakan rasa anyir, ia berusaha untuk menahannya tapi ia tidak bisa. Sesegera mungkin ia melihat omanya dan ingin menantang sekali saja. Ampuni dosa ku setelah ini ya Tuhan~Dai

"Oma baik aku sama dia, kami memiliki kehidupan masing-masing. Kami berhak untuk memilih masa depan kami, tidak seharusnya kalian menjodohkan kami yang bahkan kami tidak saling mengenal. Oma, tolong ngertiin kami. Dai nggak mau ini terjadi. Perjodohan dan pernikahan itu tidak ada dasarnya di paksa maupun di atur, kami punya hak suara disini dan kami tidak menginginkan ini. Jadi, Dai mohon batalkan perjodohan tidak masuk akal ini. Tentang keluarga oma dan kakek dia, itu hanya sebuah perjanjian yang sudah diatur yang sama sekali tidak masuk akal.  Semuanya akan percuma jika ini terus dijalankan, karena aku sama dia tidak setuju dengan ini semua. Dai harap oma bisa mengerti atas keputusan Dai, karena hidup dan masa depan Dai bukan untuk perjodohan ini.. Dai akan menemukan pria yang pantas untuk Dai." putusnya dan segera pergi meninggalkan kedua keluarga yang menatapnya dengan guratan sedih, Aegir pria itu hanya termenung Oma begitu malu menghadapi semuanya beliau hanya berdiri dengan tangan berpegangan di dua sisi meja, rasanya ia begitu sesak meminta maaf saja ia tidak sanggup pada akhirnya beliau jatuh pingsan meninggalkan suara histeris dari keluarga Langit yang terus memanggilnya.—

I Love You[Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang