Menjelang pagi dengan udara yang begitu dingin Daizy duduk berdua dengan Aegir pria yang akan dijodohkan dengannya, pagi itu tidak ada siapapun di taman mengingat masih pukul setengah lima dan kini mereka duduk berdua berdampingan tanpa jarak. Dekapan itu masih saja bertengger menghangatkan nya dari udara dingin yang masuk, Daizy tidak tau jika Aegir adalah pria yang baik dan juga dewasa, pria itu bisa menyikapi semuanya dengan tenang tanpa gegabah tidak sepertinya.
"Oma masih koma, kita akan menunggu beliau sadar. Kalau kamu tidak ingin dengan perjodohan kita bukan ini caranya, kita sama-sama terjebak disini tapi cara penyelesaiannya bukan seperti ini.. bahkan aku sudah mikiri buat ini semua tapi kamu mengabaikannya dan aku tidak yakin apa ide ini masih bisa berjalan atau tidak. Kemungkinan kita akan pasrah menerima ini semua."
Daizy mengeratkan cengkraman jemarinya, dia benar bukan dirinya saja yang menolak ternyata pria ini juga. "Apa kita harus pasrah? Nggak ada jalan lain lagi?"
Pria itu menarik tangannya yang mendekap Daizy, kini posisi mereka berjarak Daizy merasa kehilangan. Ia hanya menunduk tidak ingin merasakan nyaman yang berkepanjangan, untuk sekarang mereka harus memikirkan bagaimana ini semua akan berakhir.
"Mungkin begitu." Daizy pasrah ia menyandarkan kepalanya di sandaran kursi, matanya terpejam rasa nyeri dan pusing nya kembali menerjang tidak tau sampai kapan, Daizy tidak ingin ini terjadi.
"Apa alasan kamu menolak perjodohan ini?" tanya Daizy begitu penasaran akan hal ini, sepertinya ia harus menerima kenyataan dan ia berusaha mencari informasi mengenai pria yang akan dijodohkan dengannya ini.
"Kerena seseroang menunggu kepulangan ku." Daizy yakin pasti pacar pria ini lah yang menunggu kepulangannya, apa ia baru saja menjadi orang ke tiga yang masuk ke dalam kehidupan orang lain dengan tidak sopan nya lagi ia merebut pria ini dan akan menjadikan nya suami? Ya Tuhan, Mimpi apa ia semalam.
Perjodohan-lamaran-nikah-hidup bersama-keluarga Daizy benar-benar belum siap, ia ingin berteriak histeris tetapi ia sadar karena dirinya juga lah oma seperti ini. Ia berharap Tuhan tidak memasukinya ke dalam neraka.
[..]
Sepulang dari rumah sakit, ia di antar dengan Aegir pria itu terlalu baik untuknya yang terlalu jahat. Daizy tidak tahu apa yang ada di pikiran pria itu, seakan hubungan mereka baik-baik saja dan menerima perjodohan ini begitu saja. Daizy merasa melihat karakter yang berbeda dari pria ini, tapi seperti apa? Aegir terlalu misterius membuat Daizy terus menebak-nebak isi kepala Aegir.
Seperti sekarang ini, pria itu mengantarnya sampai di teras rumah dengan pintu yang terbuka lebar, ia berbisik pelan sangat pelan yang syukurnya Daizy masih bisa mendengar nya. "Seperti nya kita harus menerima perjodohan ini." Setelah membisikan hal tersebut Aegir menarik diri dan melihat mama Daizy yang sejak tadi memperhatikan mereka.
"Pagi tante, maaf memulangkan Daizy nya terlalu lama. Sepertinya kami menghabiskan waktu yang panjang."
Amber-ibunda Daizy memberikan senyuman yang begitu hangat pada Aegir, wanita paru baya itu mengusap lembut bahu Aegir. "Tidak apa-apa kalian hanya butuh waktu, maaf kan sikap Daizy yang terlalu keras kepala."
Aegir menundukan kepalanya, memberikan senyum setipis mungkin. "Daizy butuh waktu, saya tau dirinya begitu terpukul melihat oma yang tiba-tiba masuk rumah sakit. Dia sudah meminta maaf, semoga tante dan om memaafkan kesalahannya. Saya akan menjaga nya, saya menerima perjodohan ini. Dan sesegera mungkin saya akan membawa keluarga besar saya untuk melamar Daizy yang seperti seharusnya."
Perempuan itu menarik kemeja pria itu, ia menggeleng pelan Daizy menahan serangan air mata yang segera runtuh kembali. Sungguh hatinya terasa dalam ombang ambing yang membuatnya tidak karuan, sepertinya Aegir tidak membiarkan nya mencari oksigen.
"Jangan terburu-buru sekali, kamu bisa memikirkan ini semua. Mama tau kalian tidak bisa menerima ini begitu saja, perjodohan ini bukan antara dua keluarga melainkan dua manusia yang akan disatukan. Mama mau kalian jalani pelan-pelan jangan terburu-buru mengenal satu sama lain, oma pasti akan mengerti akan hal ini. Bukan Daizy saja yang butuh waktu kamu juga Aegir. Mama harap kalian berusaha untuk bisa lebih dekat, mama akan tunggu kabar baik nya.Terimakasih sebelumnya nak Aegir, sekali lagi maaf kan putri kami." Pria itu mengangguk, kini ia mengusap kepala Daizy dengan lembut dan penuh perhatian dan air mata itu kembali runtuh Daizy menangis tidak tahu ia menangisi atas dasar apa semua serangan respon dari Aegir tidak bisa ia mengerti.
"Kalau begitu saya izin pulang terlebih dahulu, kamu istirahat lah. Besok aku akan menjemputmu." Aegir memeluk Daizy singkat dan meminta izin ke Amber dan pria itu pergi meninggalkan keduanya yang masih berdiri disana.
Kepergian pria itu membuat Daizy terus berpikir apa maksud semua perilaku bahkan memberikan ide yang baru beberapa jam pria itu memaparkannya, apa ini sebagian ide dari nya? Daizy sama sekali tidak mengerti.
Dengan mantap ia melangkah kan kaki nya masuk kedalam rumah, ia sama sekali tidak melihat papanya. Segera ia naik ke kamarnya merebahkan diri dari penat nya hari ini, setelah membuka pintu kamarnya ia bisa melihat Asna yang tengah berdiri di balkon kamarnya. Perempuan itu terlihat memperhatikan sesuatu yang sama sekali tidak dipedulikan. "Itu pria yang akan di jodohkan sama lo? Dia tidak terlihat buruk sama sekali, kenapa menolaknya bahkan membuat oma jatuh sakit."
Perempuan itu merebahkan dirinya menatap langit kamarnya dengan gamang, ia masih saja memikirkan sesuatu yang sejak tadi mengganggunya. "Gue nyesel, gara-gara gue oma bisa jatuh sakit. Andai Doraemon ngasih pinjem pintu ajaibnya gue ingin mengubah waktu kemarin yang buat oma seperti ini, andai Tuhan tidak memberikan penyesalan itu diakhir, Andai—"
"Andai, Andai dan andai. Duh Dai ini sudah terjadi buat menyesalinya pun sudah terlambat, gue yakin oma baik-baik saja dan bisa melalui masa kritisnya. Bdw, nama calon tunangan lo siapa sih?"
"Aeni, Andri Andrea entah lah gue lupa." Daizy tidak ingin mengingat nama pria itu, bahkan pria itu menghantui pikirannya sejak tadi. Ia teringat akan pelukan hangat dan dekapan yang begitu menenagkan, sepertinya ia terlalu terbuai dengan dekapan yang bahkan hanya singkat tapi memiliki efek berkepanjangan. Daizy berusaha mengenyahkan semua pemikiran nya, matanya mulai terpejam dan menghabiskan waktu untuk melanjutkan tidur nya yang sempat tertunda hati pikirannya juga tubuhnya begitu lelah. Asna yang melihatnya hanya tersenyum tipis dan juga ikut berbaring di samping sepupunya itu, tangannya sibuk menscroll handphone nya yang menampilkan aplikasi insta.
Sebuah nama akun yang sangat akrab di penglihatan nya, membuatnya segera mengklik nama akun tersebut dan menampilkan room yang berisi beberapa foto termasuk foto yang beberapa jam di publish dengan latar meja bundar dua jemari dengan efek hitam putih dengan caption berbentuk hati. Seketika Asna melihat sepupunya yang tertidur nyenyak, hati dan perasaannya mencolos segera ia bangkit dan meninggalkan kamar tersebut.
[..]
Di sepanjang jalannya menuju lift beberapa pegawai yang berada di lantai yang sama dengannya memberikan hormat dan sapaan hangat untuknya, dia Aegir Okiian Damarlangit anak tunggal dari keluarga Langit serta penerus perusahaan yang saat ini tengah berkembang dengan pesat.
Jas hitam melekat memberikan kesana dewasa yang begitu menonjolkan dirinya, lantai dua belas adalah lantai dimana ruangannya berada. ruangan yang bertepatan dengan ruangan papa nya, mencapai posisi ini tidaklah memudahkannya hanya karena ia pewaris tunggal dari Langit tetapi semuanya ia capai dengan nol dan itu semua perlahan ia rahi dengan hasil kerja kerasnya sendiri bahkan ia memiliki satu perusahaan yang cukup sukses tanpa campur tangan papa nya.
Ia belum cukup puas telah mendapatkan semuanya, hubungan romance nya tidak lah jalan dengan mudah. Terutama perjodohan ini membuatnya bingung dan juga cemas, sesuatu membuatnya takut. Ingin pergi bukan jalan yang terbaik, Aegir merasa bodoh dan lemah ia tidak tau melakukan apa pun untuk menyelamati masa depannya perjodohan ini membuatnya terpuruk dan tak tau arah.
Semuanya selesai.
———
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You[Complete]
Aléatoire#69 in Random (1juni17) #45 in Random (5juni17) #17 in Random (11juni17) #6 in Random (22 juni 17) Terlibat dalam sebuah perjodohan dan mempertemukan keduanya dalam ikatan sakral, kehidupan rumah tangga mereka terus dalam ambang mengharapkan se...