A Change

2.2K 345 46
                                    

Sejak berguru kepada geng UNO dua minggu yang lalu--semenjak Dokyeom tertohok oleh kata 'pencitraan'--geng UNO terus memperhatikan perubahan-perubahan pada diri Dokyeom.

Dimulai sejak Dokyeom meyakini bahwa Yuju lebih dari sekedar menyukainya biasa, pria itu mulai was-was dan khawatir karena tak memiliki rasa yang sama.

Takut menyakiti hati gadis itu, ia berguru kepada geng UNO untuk membantunya. Agar setidaknya ia bisa memberikan perhatian cukup yang patut didapatkan oleh orang yang telah menaruh hati padanya.

Berkali-kali Dokyeom melakukan hal yang baik--yang memang biasanya sering dilakukan oleh seorang pria kepada pacarnya. Namun berkali-kali pula geng UNO menggeleng ketika Dokyeom menoleh dan sekedar bertanya, "bagaimana?" pada mereka. Bagaimana? Apakah aku sudah perhatian?

Seperti saat itu ketika kepala Yuju terkena bola basket ketika jam pelajaran olahraga. Dokyeom yang saat itu sedang duduk bersama geng UNO dengan ragu menoleh ke arah kawannya seperti meminta persetujuan kemudian ia berlari untuk membantu membawa Yuju ke UKS.

Dalam perjalanannya menuju UKS ketika kembali melewati geng UNO, lagi-lagi ia bertanya "bagaimana?" dengan senyum yang terlewat sumringah. Membuat geng Uno mendesah panjang dan menggeleng lemah secara bersamaan. Kala itu raut muka Dokyeom langsung ditekuknya, menunjukkan dirinya yang tidak senang dengan gelengan kepala yang sudah lama ia terima dari kawan-kawannya.

Sepeninggal Dokyeom, Jeongyeon berujar, "kawan kalian itu memang tidak tahu apa-apa."

Yang lainnya mengangguk menyetujui ucapan Jeongyeon.

"Dia bahkan tidak tahu bagian mana yang salah...," kata Dino.

"Haruskah kita katakan padanya kalau ia masih saja meminta pengakuan dari kita atas segala hal baik yang ia lakukan pada Yuju berarti ia masih belum sepenuhnya perhatian padanya?"

"Ani ani jangan, nanti dia malah sengaja sok tidak menanyakannya pada kita!"

Seungcheol menghela napas, "yah, kita tunggu saja sampai tiba waktunya ia sendiri tidak sadar kalau ia sedang memberika perhatian pada Yuju."

Sana menopang dagunya, "kenapa aku merasa itu akan memakan waktu yang sangaaaaat lama, ya?"

"Ya sudahlah. Paling tidak untuk saat ini dia sudah memiliki keinginan untuk membalas perasaan Yuju dengan bentuk perhatian walaupun masih belum suka." Kata Nayeon.

"Tapi," Minghao menyela Seungcheol yang akan menimpali kalimat  Nayeon. "Kalau ia sudah melewati tahap ini dan secara tidak sadar sudah memberikan perhatian pada Yuju layaknya seorang kekasih pada umumnya, bukankah itu artinya ia menyukai Yuju?"

Kesepuluh orang yang lainnya melihat ke arah Minghao.

"Benar juga...."


"Berarti ini sama saja dengan kita mengobservasi perkembangan perasaan suka Dokyeom kepada Yuju, ya...."

🐴🐎

Akhir-akhir ini Dokyeom lebih jarang meminta pengakuan apakah ia sudah perhatian pada Yuju atau belum.

Tapi pernah sih.

Tapi jarang.

Geng UNO yang kebingungan harus mengklasifikasikan hal itu menjadi Dokyeom sudah mulai suka atau Dokyeom lupa menanyakannya pada mereka.

Tapi yang membuat mereka sedikit yakin bahwa Dokyeom sudah mulai suka adalah pria itu beberapa kali kebingungan dan menjawab bahwa hal yang dilakukannya biasa saja.

"Ooohhhh Dokyeom! Kau keren!" Puji Jihyo saat Dokyeom duduk di sebelahnya setelah membantu Yuju membawakan tumpukan buku paket matematika.

"Hah? Yang mana?" Tanyanya saat itu.

✅️ Dear, Heart. || DKxYujuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang