When will you realize?

2.1K 296 19
                                    

Semenjak ibunya mengenal--ralat mengetahui penampakan--Yuju, Dokyeom mau tidak mau jadi lebih sering dipertemukan dengan kekasihnya itu.

Pasalnya ibunya jadi sering sekali menghubungi Yuju dan meminta gadis itu untuk datang ke rumah mereka, dan tidak mungkin Dokyeom tidak mendekatinya karena status berpacaran mereka. Padahal, kadang ibunya itu memanggil Yuju tanpa alasan. Yah, Dokyeom sih maklum. Ibunya sedari dulu memang ingin sekali memiliki anak perempuan, namun Tuhan berkata lain.

Awalnya Dokyeom tak enak hati pada Yuju, mengingat hampir setiap hari gadis itu jadi harus berada di rumahnya. Namun sepertinya gadis itu tak keberatan. Apalagi setelah berita sakitnya kakek Yuju yang berada di kota lain yang menyebabkan dirinya harus tinggal sendiri terkadang. Ayah dan ibunya kadang harus tinggal beberapa hari di rumah kakeknya dan kembali ke rumah sekitar satu hingga dua hari, kemudian mereka akan pergi lagi. Begitu seterusnya.

Untung saja pekerjaan ayah Yuju tidak mewajibkannya untuk selalu datang ke kantor sehingga ia dengan mudah bisa berpindah-pindah tempat. Namun Yuju tidak, karena ia memang harus sekolah.

Mengetahui Yuju yang sering ditinggal sendirian di rumah--Yuju dan Nyoylnya Lee sudah membiarakan tentang banyak hal--membuat Nyonya Lee semakin bersemangat untuk lebih sering mengajak Yuju bertemu dengannya. Yuju sepertinya senang-senang saja karena ia juga jadi memiliki teman bicara.

Dokyeom jadi bertemu dengan Yuju hampir setiap saat.

Pernah malah, Yuju tertidur di rumahnya ketika sedang membuat kue malam-malam. Sehingga Dokyeom harus menggendong gadis itu di punggungnya--dibantu ibunya--untuk ditidurkan di kamar tamu yang ada di sebelah kamar Dokyeom.

Paginya Dokyeom terbangun mendengar suara benda jatuh yang sangat keras. Panik, ia berlari ke kamar sebelah dan menemukan Yuju yang terjatuh dengan muka tak kalah panik sambil memegangi kepalanya yang sepertinya terbentur nakas. Gadis itu lebih panik lagi ketika melihat Dokyeom, jadi Dokyeom menjelaskan segalanya.

Sejak saat itu, mengibap di rumah Dokyeom sudah menjadi hal yang biasa bagi Yuju. Bahkan rumah Dokyeom saat ini lebih cocok disebut rumah pertamanya dibanding rumahnya sendiri.

Salahkan hubungan orangtua mereka yang juga baik, sehingga orang tua Yuju baik-baik saja, tahu Yuju diurus oleh ibu dari rumah sebelah (rumah mereka tidak terlalu dekat, sih).

Bukan hanya kehidupan Yuju yang sedikit demi sedikit berubah karena kenal dengan ibu Dokyeom, hidup Dokyeom pun juga berubah karenanya.

Dokyeom diberi tugas tambahan oleh ibunya. Yaitu bangun lebih pagi lagi untuk membawa sarapan ke rumah Yuju. Sekalian menjemputnya untuk berangkat bersama dalih ibunya. Padahal Dokyeom tahu ibunya memang ingin mengurusi Yuju lewat dirinya. Bahkan sepertinya Nyonya Lee lebih menyyangi Yuju daripada dirinya (karena Yuju dengan senang hati merelakan dirinya untuk dipeluk dan diciumi Nyonya Lee sedangankan Dokyeom tidak).

Seperti hari itu, seperti biasa Dokyeom berjalan santai menuju rumah Yuju. Dengan membawa sekotak bekal berisi makanan dari ibunya untuk diberikan pada Yuju.

Tidak seperti biasa, Yuju membuka pintu baru setelah Dokyeom menekan bel rumahnya sebanyak enam kali. Dengan prnampilan yang tidak biasanya juga. Rambut acak-acakan, masih memakai piyama tidur, wajah baru bangun tidur, dan gerakan yang terlewat lemah.

Yuju bangun kesiangan.

Biasanyanya gadis itu sudah rapi ketika Dokyeom datang dan tinggal memakan bekalnya saja kemudian dengan tenang berangkat sekolah.

Tapi saat itu ia benar-benar terlihat panik setelah tahu ia terlambat. Dokyeom sempat dengar gadis itu menyalahkan jam bekernya yang tidak berfungsi karena baterai jam itu habis.

✅️ Dear, Heart. || DKxYujuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang