Bargaining

3K 352 15
                                    

Setelah beberapa hari resmi berpacaran, Dokyeom dan Yuju justru semakin canggung. Yang kira-kira dulunya sehari mungkin bisa bertukar dua hingga tiga kalimat--walaupun hanya untuk meminjam pulpen saja--sekarang nol besar. Dokyeom dan Yuju literally tidak berbicara satu sama lain setelah kejadian itu. Too awkward. Ehm, sebenarnya hanya Dokyeom saja yang merasa begitu.

Hingga akhirnya pada suatu hari yang cerah, takdir Dokyeom berkata bahwa ia memang harus berinteraksi dengan Yuju.

"Satu, dua... enam... sembilan... dua puluh tujuh...," Jihoon, ketua kelas 3-5 terlihat sibuk dengan buku-bukunya. Ia berdiri di ambang pintu, bersiap untuk keluar kelas membawa buku-buku tersebut namun menyadari bahwa masih ada satu buku yang belum dikumpulkan. "Hmm, siapa ya?" Gumamnya.

Karena orang di sampingnya terlihat gusar, Seungcheol yang berada cukup dekat dengan Jihoon, yang tadinya sedang bertarung Cookie Run dengan Dokyeom terusik dan memutuskan untuk menjeda permainannya sejenak. Ia berpindah tempat dan duduk di bangku di samping Jihoon.

Tanpa Seungcheol bertanya, ia sudah lebih dulu berkata, "kurang satu. Tapi aku tidak tahu siapa yang belum mengumpulkan," katanya diikuti anggukan Seungcheol. Mereka berdua kembali memeriksa nama pada buku-buku tersebut satu persatu dengan lebih teliti.

"Ah, aku harus mengumpulkan ini sebelum jam selanjutnya dimulai," ujar Jihoon menggerutu.

Seungcheol tak menggubrisnya. Ia masih terus mencari nama yang hilang itu. Hingga, "Choi Yuju?"

"Ah, kau benar!!!" Pekik Jihoon girang. "Ya, ya, Seungcheol-ah. Bisakah kau mengambilkan buku Yuju kemari? Aku harus mengurutkan buku-buku ini sesuai absen."

"Hmm, biar aku bantu mengurutkan." Kata Seungcheol. "Dokyeom-ah!" Ujarnya sambil menoleh pada namja super produktif yang sedari tadi sibuk mencetak rekor baru di ponselnya.

"Hmm?" Balas Dokyeom tanpa menoleh sedikitpun.

"Heh!"

Dokyeom akhirnya menekan tombol Jeda dan menoleh ke arah Seungcheol. "Apaa?" tanyanya mengalah. Sedikit kesal Seungcheol mengganggu permainannya.

"Bisa tolong mintakan buku tugas matematika milik Yuju? Aku harus membantu Jihoon menata buku-buku ini," pinta Seungcheol.

Dokyeom berkedip dua kali. Kemudian menatap Jihoon dan Seungcheol bergantian. Jihoon pun kini sudah menatapnya.

"Harus... aku?" tanya Dokyeom sedikit serius.

"Iya? Aku dan Jihoon harus menata ini. Jadi--"

"Mana? Biarkan aku saja yang membantu Jihoon." Kata Dokyeom sambil beranjak dan berusaha mengangkat Seungcheol dari tempat duduknya untuk menggantikan posisinya.

Seungcheol tak langsung berdiri. Sejujurnya ia malas berjalan karena Yuju duduk di meja di ujung paling belakang saat ini. Tadi yeoja itu terlambat datang, mungkin begadang semalaman. Oleh karenanya, meja yang tersisa hanya meja ujung di bagian paling belakang ketika ia datang.

"Eits." Seungcheol menepis pelas tangan Dokyeom ketika kawannya itu menepuk pundaknya. "Kenapa?"

"Kau saja yang mengambilnya."

Dahi Seungcheol mengerut. "Kau saja."

"Ishh...," Dokyeom melotot ke arah Seungcheol.

"Memangnya kenapa kalau kau yang mengambil buku Yuj--eh."

Dokyeom hanya menatap Seungcheol datar ketoka namja itu meringis setelah menyadari suatu hal. Seungcheol sempat melirik ke arah Jihoon dan kawannya itu juga sedang melakulan hal yang sama, meringis ke arah Dokyeom.

✅️ Dear, Heart. || DKxYujuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang