Chapter 6 #Exalted

51 16 0
                                    

Hana membaringkan tubuhnya di kasur empuk miliknya. Dia memejamkan matanya. Rasanya matanya sudah sangat berat sekali. Tapi entah mengapa, tiba-tiba matanya beralih pada bunga mawar ungu yang ada di nakas nya

Dia menatap dalam bunga itu sambil memikirkan peristiwa yang akhir-akhir ini terjadi tentang dirinya. Dia berkutat dengan pikirannya sendiri.

Ceklek!

Hana terlonjak. Matanya melihat dengan tajam orang yang baru saja membuka pintunya.

"Kau belum tidur?"

"Seperti yang kau lihat paman? Aku belum tidur. Ada apa?" Jawab Hana masih dengan menatap bunga itu.

"Dari mana kau dapat bunga mawar ungu itu? Cantik sekali." Kata Jimin sambil melihat-lihat bunga itu. Bunga yang bagus, sekaligus aneh.

"Seseorang yang memberikannya. Kenapa? Apa kau mau paman?"

"Tidak. Bunga seperti ini, aku bisa langsung membeli ladangnya." Kata Jimin membanggakan dirinya.

Pewaris perusahaan memang bisa di bilang orang kaya. Tapi dia tidak pernah memperlihatkan kekayaanya di depan orang, apalagi di depan para gadis dan jalangnya.

"Cih, kau sombong sekali paman pewaris perusahaan."

Hana menatap lekat pamannya. Dia tampan, tapi sifat bad boy nya yang sudah kelewat batas itu sedikit membuat Hana jijik.

Hana mendudukan dirinya di sisi kasur. Pamannya itu sdang sibuk denga mawar ungu itu. "Paman, kapan eomma pulang?"

"Molla. Dia tidak memberitahuku."

Hana hanya mengangguk lemah. Dia sangat rindu dengan ibunya.

"Kau tidak keluar paman?"

"Keluar? Kemana?"

"Biasanya kau selalu pergi setiap malam." Hana menundukan kepalanya. Dia menautkan jarinya satu sama lain.

"Pergi kemana? Untuk apa aku pergi jika aku punya wanita cantik di rumah." Jimin memberikan smirk nya dan membelai lembut rambut keponakannya itu.

"Cih, lepaskan paman. Aku semakin takut jika aku ada di dekatmu."

Jimin hanya menggeleng pelan dan tersenyum.

"Dengarkan aku." Kata Jimin lirih

Jimin duduk di samping Hana. melihat keponakannya yang sudah dewasa itu membuat Jimin bangga. Walaupun dia jarang melihat Hana. tapi dia tahu betul bagaimana Hana.

Hana akan mempunyai semangat menggebu dan tidak takut apapun untuk mendapatkan keinginannya. Jika dia menemukan sesuatu yang aneh dia akan menelusuk dan mencarinya. Tapi, Hana mudah sekali jatuh pada saat dia akan mendapat keinginannya.

Jimin menyibakkan surai coklat Hana. dia mengelus pipi ponakan tersayangnya itu.

"Jaga dirimu baik-baik. Jangan bergaul dengan sembarang orang. Jadilah dirimu sendiri, tidak perlu terlalu baik. Mengerti?"

Hana mengernyitkan alisnya. Dia tidak mengerti. Bagaimana bisa pamannya yang ceroboh itu bisa menasehatinya sebijak itu. Dia sedikit terharu.

"Kau mengerti?"

Hana hanya menganggukan kepalanya.

"Ingat, jangan keluar malam. Paman akan bertemu dengan teman paman sebentar. Dan jangan lupa, jika kau akan tidur, kunci semua pintu. Mengerti."

"Iya paman. Wah, kenapa kau mirip sekali dengan ibu?"

Jimin hanya tersenyum mendengar kata Hana yang lebih terkesan seperti ejekan. Lalu jimin pergi berlalu meninggalkan Hana. Dia menutup pintu kamar Hana dengan pelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Byul Bi [BTS FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang