Chapter 2 #Purple

105 25 5
                                    

Hana Pov

Matahari pagi terlalu menyilaukanku hari ini. Mataku sedang bergerilya menelusuk seluruh penjuru kamarku. Mencari sebuah kebenaran di sana.

Author Pov

Dan rumah yg sangat sepi karena sang pemilik rumah pergi keluar kota. Dan hanya meninggalkan seonggok gadis yg belum genap berusia 17 tahun itu.

Tinggggg......Tungggggg

Tingggg.... Tunggggg

Suara bel pintu utama di rumah itu berbunyi. Entah apa yang terjadi. Gadis itu pun dengan berat hati meloloskan kakinya dari tempat tidurnya. Dan segera menuju ke sumber suara.

Hana Pov

"Ne.... Tunggu sebentar"

Aku berjalan gontai menuju pintu utama. Aku selalu berharap eomma dan appa bisa pulang saat aku membuka pintu.

Ceklekkkkkkkkk

"Ya, ada ap-"
"Kau siapa?" Ternyata ada seseorang menggunakan pakaian serba hitam dan tak lupa masker hitam mulusnya mendatangiku. Apakah mungkin ada seseorang yg meninggal di rumahku? Kurasa tidak.

"Ada sebuah paket untukmu." Kata seseorang itu sambil memberikan sebuah kotak yang cukup besar untukku.

"Oh, Hamsahamnida. Dari siapa paket ini?" Tanya ku sambil menyambut paket yang di berikannya

"Di dalamnya sudah ada nama pengirimnya. Saya pamit." Kata orang itu sambil berlari meninggalkanku.

"Aisshhh,,, apakah sekarang tukang pos tidak sopan seperti itu? Dan mengapa sekarang tukang pos memakai baju serba hitam? Menyebalkan!!!" Rutukku dalam hati.

Kedatangan tukang pos subuh ini sungguh membuatku jengkel. Tapi, apa isi paket sebesar ini? Mengapa ringan sekali.

"Aku harus membukanya sekarang." Aku pun membukanya dan ada selembar kertas berwarna ungu.

To : Hwang Hana
Jika ada satu bunga yang baru tumbuh, maka bunga lainnya akan layu saat itu juga. Dan jika bunga lainnya ingin tetap tumbuh dan mekar, maka bunga baru harus layu. Jika bunga baru itu tidak layu juga, maka bunga lainnya harus mati.

Aku masih bingung membaca kata-kata dari surat itu. Bunga apa? Mati bagaimana? Semua itu masih berotasi di kepalaku. Aku sangat pening.

Dan mataku pun beralih lagi pada isi kardus itu. Sebuah bungkusan berwarna ungu juga menyampuli paket itu. Aku pun memberanikan diri membukanya. Aku perlahan-lahan menyobek sampul. Jangan-jangan ada bom di dalamnya.

Setelah sampul itu habis ku jamah. Kardus ungu itu pun kubuka perlahan.

"Wahh..... indah sekali bunga ini..." seikat cantik bunga mawar ungu pun menyembul dari balik kardus.

"Pengirim ini benar-benar hebat. Dari suratnya, sampulnya, kotaknya, semua berwarna ungu. Tapi di sini tak tertera siapa yg mengirimnya? Ahh, entahlah!"

Akhirnya aku memutuskan untuk menaruh mawar ungu itu di kamar ku. Sangat indah. 3 ikat mawar ungu

--

Byul Bi [BTS FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang