MINE 1

768 46 12
                                    

Ketika rasa iba sudah tidak ada lagi dalam hati. Tidak akan peduli dengan apa yang terjadi pada orang lain, bahkan kematian pun.



♡♡♡


Sebuah ketukan keras di pintu membangunkan seluruh penghuni rumah di dalamnya. Lama-lama ketukan tersebut semakin keras, membuat Syakilla yang tengah tertidur pun langsung terjaga. Diliriknya jam yang tergantung di dinding bercat biru menunjukkan pukul sebelas malam. Mendengar terjadi keributan di luar dengan cepat Syakilla keluar dari kamarnya, di sana ada ibunya yang berdiri di ambang pintu dan seseorang yang berada di hadapan ibunya dengan menunjuk seakan sedang mengancam. Di lihat raut wajah ibunya yang ketakutan dan juga lelah hingga matanya berkaca-kaca menahan tangis.

"Awas! bulan depan harus lunas?!" Ancamnya lalu pergi melenggang hingga membuat tubuh ibunya meluruh ke lantai.

Dengan segera Syakilla berlari menghampiri ibunya yang tengah menangis tersedu di lantai. Memeluk ibunya erat dan ikut menangis bersama. Membuat jarak pada ibunya, kedua tangannya menghapus air mata ibunya dan menggelengkan kepala. Ibunya tersenyum lalu menganggukkan kepala mengerti maksud dari anak sulungnya itu.

"Udah jangan dipikirin bu ... bulan depan pasti di bayar. Nanti Kiki usahain bantu."

Syakilla mengelus tangan ibunya perlahan, mencoba memberi kekuatan untuk ibunya yang sudah merangkap menjadi kepala keluarga, karena Ayahnya yang sedang sakit-sakitan dan tidak sanggup lagi untuk memenuhi kewajibannya menafkahi mereka.

Ria -sang Ibu- hanya bisa menangis sendu, meratapi nasibnya yang sekarang ini. Suaminya yang sakit stroke akibat syok karena kebangkrutan perusahaan yang dirintisnya. Dulu kehidupan mereka sangat berada dan sangat berkecukupan namun beberapa tahun kemarin perusahaan Dodi -ayah Syakilla- mengalami kebangkrutan karena terkena penipuan yang besar, bahkan perusahaan itu sangat rugi hingga mengalami kebangkrutan. Untuk menutupi pesangon para karyawan terpaksa Bani meminjam uang kepada rentenir hingga sekarang para rentenir itu selalu menagih karena peminjaman yang sangat banyak di tambah bunga.

Semua aset rumah serta beberapa mobil yang dulu di miliki oleh keluarga Syakilla di jual habis untuk menutupi kerugian itu dan sekarang Syakilla serta keluarganya pindah ke kontrakan yang kecil dan ukurannya bahkan hanya sebesar ruang tamunya dulu. Sejak saat itu Ria yang menggantikan suaminya mencari nafkah untuk membiayai suami dan kedua anaknya serta membayar hutang dan pengobatan suaminya itu, dengan bekerja serabutan dan pabrik. Menjadi buruh cuci baju juga setrika para tetangga di waktu weekend juga sebagai buruh pabrik, hasilnya berhasil membuat Syakilla terbiayai sekolahnya hingga lulus SMA.

Ingin melanjutkan namun ekonomi memaksa Syakilla untuk cukup berpuas diri dengan menggenggam ijazah SMA. Sekarang Syakilla hanya harus fokus untuk mendapat pekerjaan yang bisa membantu beban ibunya. Ia hanya berharap jika akan ada salah satu tempat kerja yang memanggilnya untuk bekerja, apapun pekerjaannya akan Syakilla terima asal halal.

@@@

Syakilla terbangun dari tempat tidurnya dengan cepat setelah matanya yang tadi mengantuk sedikit melihat jam yang menunjukkan pukul delapan pagi. Ia terkejut dan langsung bangun melesat ke kamar mandi untuk membersihkan diri dengan sangat tergesa. Syakilla terlambat, ia bangun kesiangan. Setelah mendapatkan teguran dari rentenir juga menenangkan sang ibu tadi malam, dirinya tidak bisa tertidur lagi hingga menjelang subuh baru matanya terpejam dan alhasil sekarang ia terlambat.

Setelah memakai kemeja putih berlengan pendek di tambah rok sepan berwarna hitam dengan panjang yang menutupi lututnya, Syakilla bergegas mengambil tumpukan beberapa map coklat yang berisikan lamaran kerja miliknya. Hari ini ia akan berkeliling mengelilingi beberapa toko lagi di bagian selatan. Semoga saja ia bisa membawa kabar baik hari ini.

She's mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang