MY DOCTOR

388 38 2
                                    

Part 4

1 tahun kemudian

Seorang gadis cantik mengayuh kursi rodanya seorang diri. Ia tidak bisa berjalan, lumpuh sementara. Ia ingin berjalan, namun sesuatu hal membuatnya mengurungkan niatnya. Menurutnya, sekarang ia bahagia walau ia tak bisa berjalan.

Kei tersenyum memandangi kebun semangka didepan klinik kecilnya. Yah, sekarang ia hidup disini. Disebuah desa kecil di pulau Jeju. Seperti rencana awal ayahnya, memberikan dirinya pelajaran. Menjadi dokter disebuah klinik gratis yang jauh dari perkotaan. Yang awalnya ia tolak dengan keras, namun sekarang ia sangat bersyukur hidup disana.

"Dokter Kei, Semua semangkanya sudah selesai dipanen." Teriak seorang ahjumma yang tak jauh darinya.

"Aku dengar akan ada seseorang yang datang" Sahut Ahjussi yang tak jauh dari Ahjumma Song. Dia Ahjussi Jung.

"Iya, mungkin sebentar lagi akan datang. Kalian akan dapat lebih banyak uang" Kei tersenyum.

"Kau benar hahaha..." Ahjussi Jung tertawa begitu senangnya. Diikuti beberapa orang yang ada disana. Mereka tertawa bersama-sama. Kei bersyukur melihat tawa lepas semua pekerjanya.

"Tapi itu tidak perlu dokter Kei" Tawa itu seketika diam saat Ahjumma Song berjalan mendekati Kei.

"Kenapa Ahjumma. Ini karena kalian sudah bekerja keras untuk kebunku. Tidak apa-apa"

"Bekerja disini saja sudah membuat kami semua bersyukur, apalagi pengobatan gratis yang kau berikan untuk kami. Sungguh kami sangat-sangat bersyukur"

"Apa yang kau katakan, lupakan itu. Aku senang bisa mengenal kalian semua, kalian baik padaku. Selalu menghiburku. Mau menjaga wanita yang tak bisa berjalan ini"

"Dokter Kei...."

"Kami beruntung bisa mengenal wanita baik sepertimu dokter"

Kei meneteskan air matanya, ia terharu. Walaupun jauh dari ayah dan adiknya. Tapi ia beruntung bisa bertemu dengan keluarga barunya.

Sebuah mobil sport hitam datang, dan sebuah truk besar ikut melaju dibelakangnya. Pembeli semangka Kei sudah datang.

"Mereka datang" Kei menghapus air matanya, merapikan penampilannya.

Seorang pria dengan balutan tuxedo hitam keluar dari mobil sportnya.  Menggunakan kaca mata hitam yang membuatnya semakin terlihat sangat tampan. Pria itu membuka kacamatanya.

Kei yang awalnya tersenyum melihat sang pembeli semangkanya seketika senyum itu pudar. Ingatannya kembali kemasa dimana ia pernah melihatnya. Itu Taeyong. Yah, ia tidak mungkin melupakannya. Sedangkan hanya dia yang selalu Kei tunggu kedatangannya.

'Taeyong?' Tanyanya dalam hati. Ia menghela nafasnya lega. Taeyong sudah bisa melihat. Kei menggenggam kalung semangka pemberian Taeyong. Ia akan mengatakan pada Taeyong jika dirinya adalah Kei. Seseorang yang pernah Taeyong kenal dulu. Tapi seketika keinginan itu pudar kembali bersamaan dengan seorang wanita keluar dari mobil yang sama dengan Taeyong. Kei menyembunyikan kalung semangkanya dibalik kerah pakainnya.

Taeyong dan wanita yang begitu menawan menggandeng lengan Taeyong, mereka berjalan mendekati Kei.

"Selamat pagi nona Kim" Sapa Taeyong pada Kei.

'Suaranya masih sama' batin Kei.

"Selamat pagi tuan, selamat datang" Kei menjawab tanpa melihat Taeyong. Memang tidak sopan namun hati dan pikiran Kei memintanya untuk tak melihat Taeyong.

"Kurasa karyawabku sudah mengatakan padamu, jika aku akan datang untuk melihat langsung kebun semangkamu"

Kei mengangguk.

"Lumayan, tidak buruk. Setidaknya masih bisa untuk membuat produk yang berkualitas"

Kei memandang Taeyong. Mengapa nada suaranya terdengar begitu angkuh. Taeyong sudah berubah atau memang seperti ini adanya. Mungkin inilah Taeyong yang sebenarnya.

"Produk kami sangat baik tuan."

"Sayang, panas sekali disini. Aku ingin cepat jalan-jalan kepantai" rengek gadis disamping Taeyong.

"Sabar sayang, sebentar lagi kita pasti akan bersenang-senang" Taeyong mengusap kepala gadis itu dengan lembut.

'Apa mereka sudah menikah?' Batin Kei melihat kearah lain. Rasanya dadanya begitu sesak melihat pemandangan itu didepannya.

"Sudah selesai, silahkan kalian bisa pergi. Pembayaran bisa lewat karyawan anda saja tuan." Kei memutar kursi rodanya.

"Tidak bisa berjalan saja begitu sombong, ya ampun" celetuk kekasih Taeyong.

"Saya belum selesai bicara nona"

"Kau bisa berbicara dengan Ahjussi Jung" Jawab Kei tanpa menoleh.

"Aku?" Ahjussi Jung terkejut. Tidak biasanya Kei memberikan tanggung jawab jual beli semangka padanya.

"Tolong Ahjussi, aku ada pasien diklinik"

"Tapi dokter Kei, aku tidak tahu apapun"

"Kau tinggal menandatangani kontraknya, lalu semuanya selesai. Semangkanya bisa mereka bawa"

Kei mengayuh kursi rodanya meninggalkan kebunnya. Taeyong melihat Kei meninggalkannya.

'Namanya tidak asing, siapa dia?' Batin Taeyong.

"Wanita sombong."

"Tolong jaga ucapan anda nona, dokter Kei wanita yang baik. Ia tak seperti apa yang anda pikirkan. Ia memiliki hati yang baik." Ahjumma Song membuka suaranya memandang wanita disamping Taeyong. Ia kesal.

"Sayang, ia menyebalkan."

'Kei? Sepertinya aku mengenal nama itu.' Batin Taeyong yang terus melihat Kei memasuki klinik itu.

"Kau pergilah lebih dulu, aku akan menyusulmu. Kau pakai saja mobilku, aku akan naik taksi nanti" Taeyong memberi kunci mobilnya pada kekasihnya.

"Kau mau kemana? Bukankah ini sudah selesai. Aku ingin bersamamu sayang"

"Pergilah lebih dulu, heum." Kekasih Taeyong berjalan memasuki mobil Taeyong lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Semua pekerja dikebun milik Kei mulai memasukan semangkanya pada truk besar.

Taeyong berlari menuju klinik Kei, namun ia tak melihat ada batu berukuran sedang disana. Ia buru-buru berlari.

Ia tersandung, Taeyong sedikit merintih. Mungkin ibu jari kakinya berdarah.

Taeyong sudah sampai didepan klinik Kei, pintu itu tertutup. Taeyong ingin mengetuknya namun ia urungkan. Ia hanya bersender dibalik pintu mendengarkan seseorang yang terdengar tengah berbicara sambil menangis didalam klinik.

~

Kei menggenggam kalungnya erat. Ia merasa selama ini ia telah salah, ia pikir Taeyong memiliki perasaan yang sama dengannya. Ia pikir Taeyong mencintainya, namun semuanya tak seperti apa yang ada dipikiran Kei. Taeyong sudah memiliki kekasih. Kei menghapus air matanya.

"Aku pikir ia memiliki rasa yang sama denganku, aku pikir ia akan datang menemukanku. Aku pikir penantianku akan berakhir bersamanya. Nyatanya semuanya tak seperti apa yang aku inginkan. Keinginanku telah hancur. Mana mungkin ia akan memilih wanita yang tak bisa berjalan sepertiku. Bukankah wanitanya bahkan lebih sempurna hiks..." Kei melepas kalungnya. Membuangnya disekitar kakinya.

Dibalik pintu Taeyong mendengarnya. Ia ingat sekarang, wanita yang tengah menangis dibalik pintu itu adalah Kei. Gadis yang masih menjadi pemilik hatinya. Masih ada dihatinya.

Taeyong membuka pintunya dengan cepat. Membuat Kei terkejut. Dengan segera Kei mengusap air matanya.

"Bukankah kita belum selesai bicara dokter Kei" Taeyong memilih untuk menyembunyikannya. Ia akan berpura-pura tak mengingat Kei.

"Bukankah aku sudah katakan pada anda tuan..." Kei mengusap kembali air matanya. Sungguh ia mengutuk air matanya yang terus mengalir didepan Taeyong. "Kau bisa membicarakan semuanya dengan Ahjussi Jung"

"Tapi aku ingin berbicara dengan pemiliknya langsung" Taeyong melihat kalung semangka di bawah kaki Kei. Kalung semangka pemberiannya.

Kei menyadari arah pandang Taeyong. Ia berusaha meraih kalungnya, namun tangannya tak berhasil menggapainya.

"Biar aku bantu nona" Tayong berjongkok didepan Kei.

"Tidak perlu, biarkan saja. Aku bisa melakukannya sendiri nanti"

Taeyong tak mendengar apa yang Kei katakan. Taeyong meraih kalung semangka itu. Taeyong menutup matanya, mengusap badul kalung itu. Ya, ini kalung yang ibunya berikan padanya. Ia memberikannya pada Kei dulu.

"Kalung semangkanya sangat cantik..." Taeyong melihat bandul kalungnya.

Next...

MY DOCTOR | Taeyoung * KeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang