MY DOCTOR

380 32 0
                                    

Part 5

"Kalung semangkanya sangat cantik..." Taeyong melihat bandul kalungnya. "Kau membuangnya nona" Taeyong melirik Kei sebentar lalu melihat kembali kalung ditangannya.

"Aku hanya melepasnya, berikan padaku tuan. Aku akan menyimpannya"

"Sayang sekali, kalung secantik ini harus disimpan. Aku akan membantumu memakaikannya."

"Tidak perlu. Terimakasih" Kei membalikan kursi rodanya. Ia berharap Taeyong keluar dari kliniknya. Sungguh, melihat Taeyong sekarang membuat hatinya sakit.

Taeyong bangkit. Lalu tersenyum melihat rambut Kei.

'Jadi seperti ini wajahmu. Cantik dan menggemaskan, maaf tak bisa mengenalimu lebih cepat. Maaf membuatmu menangis.' Batin Taeyong.

"Bisa tolong kakiku dokter, sepertinya berdarah. Kakiku terluka"

Kei membalikan kursi rodanya segera lalu memandang kaki Taeyong.

"Apa yang terjadi? Kau terjatuh atau menginjak sesuatu yang tajam" Kei terlihat sangat cemas. Ia khawatir pada Taeyong.

Taeyong tersenyum melihat wajah Kei, gadis itu begitu cantik. Wajahnya, mata indahnya, rambut hitam panjangnya, bibir mungilnya, semua yang ada pada dirinya begitu indah. Tuhan menciptakannya dengan sempurna.

"Aku tersandung" jawab Taeyong masih dengan tersenyum.

"Duduklah, ah tidak berbaring saja. Aku akan melihat lukamu. Kuharap tidak begitu sakit"

"Aku harap begitu, karena ada yang lebih sakit dari luka dikakiku.... hatiku" Jawab Taeyong seraya berbaring.

Kei mencoba tak mendengarkan apa yang Taeyong katakan. Ia hanya akan fokus pada luka Taeyong.

Kei membuka sepatu Taeyong, benar saja  ibu jarinya berdarah. Kei langsung membersihkan lukanya, lalu memberikan obat pada lukanya. Selesai itu ia lalu menutupnya dengan perban.

Taeyong terus melihat wajah Kei. Kei sadar, Taeyong terus melihat dirinya. Kei menjauh dari Taeyong.

"Kau berasal dari sini nona? Atau..." Tanya Taeyong bangkit dari ranjangnya. Ia duduk ditepi ranjang.

"Sepertinya kita tidak dekat tuan? Saya tidak perlu menjawab pertanyaanmu. Sudah selesai, silahkan keluar"

"Baiklah, mulai sekarang kita bisa menjadi dekat"

Apa?

"Anda tidak lupa kan? Kekasih anda telah menunggu. Silahkan keluar?"

"Apa ini cara dokter mengusir pasiennya"

"Hanya kau..."

"Apa aku begitu istimewa hingga dibedakan" Taeyong tersenyum melihat wajah Kei yang kesal. Menggemaskan.

"Noona..."

Taeyong dan Kei memandang bersamaan seseorang yang datang mendekat kearah Kei. Itu Doyoung.

'Ini pasti adiknya Kei' batin Taeyong

"Noona... aku merindukanmu" Doyoung mendekat kearah Kei lalu memeluknya. Kei mengusap kepala Doyoung. Doyoung menjauhkan dirinya.

"Oh kau ada pasien, hallo..." Doyoung memberi salam pada Taeyong. Taeyong mengangguk. "Tampan sekali, kekasihmu noona"

"Doyoung, jaga ucapanmu"

"Maafkan saya."

"Tidak apa-apa. Senang bisa melihat idola disini"

"Ohh kau mengenalku? Wah... noona dia mengenalku"

"Apa yang membawamu kesini Doyoung"

"Aku merindukanmu noona, dan seperti biasa. Membujukmu untuk terapi jalan. Dokter mengatakan padaku, jika kau sering terapi kau pasti akan bisa berjalan lagi"

"Jika kau datang hanya untuk itu, kalau begitu pergilah. Aku tidak akan melakukannya. Aku bahagia dengan keadaan seperti ini"

"Tapi aku ingin melihatmu berjalan lagi noona, dan lagi memangnya ada pria yang akan mencintai wanita yang tidak bisa berjalan. Kalau saja dulu kau tidak menolong anak kecil itu kau pasti...

"Doyoung!"

"Maafkan aku. Aku akan keluar sebentar, aku mau semangka. Aku akan kembali noona"

"Adikmu menggemaskan dan tampan"

"Tapi menyebalkan. Kau belum beranjak?"

"Mengapa kau tidak ingin terapi? Bukannya itu bisa membuatmu berjalan lagi"

"Aku bahagia seperti ini, aku merasa orang-orang disekitarku menerimaku tanpa melihat keadaanku. Mereka tulus, aku bersyukur."

"Jika aku yang memintamu untuk terapi, kau mau melakukannya?"

Kei terdiam, mencerna perkataan yang keluar dari mulut Taeyong.

Apa maksudnya?

Next...

MY DOCTOR | Taeyoung * KeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang