MY DOCTOR

370 35 1
                                    

Part 6

"Sudah aku katakan, kita tidak saling mengenal atau bahkan dekat. Jadi silahkan anda bisa keluar"

"Benarkah..." Taeyong menampilkan smirk andalannya, ia tak mendengar apa yang Kei katakan, yang ia lakukan justru berjalan mendekati Kei. "Kalau begitu mulai saat ini, kita bisa dekat. Bahkan mungkin lebih dari sekedar dekat. Saling memiliki" Taeyong berjongkok didepan Kei.

Kei terkejut melihat Taeyong yang berjongkok didepannya. Menatapnya dalam hingga membuat debaran jantung Kei beberapa tingkat lebih kencang cara kerjanya dari biasanya. Ia gerharap Taeyong tak mendengarnya.

"Kei.... oh" Seseorang datang tiba-tiba tanpa mengetuk pintu klinik. Kei dan Taeyong menoleh bersamaan, melihat siapa kiranya yang datang tanpa permisi.

"Yuta"

Taeyong memandang Kei kembali, Kei mengenal laki-laki yang baru saja datang? Hati Taeyong tiba-tiba sesak. Ia berharap Kei dan laki-laki itu tidak memiliki hubungan yang lebih dari sekedar saling mengenal.

"Maaf, sepertinya aku menganggu kalian berdua."

"Tidak tidak. Tentu saja tidak"

"Siapa dia" tanya Taeyong.

"Dia kekasihku" Jawab Kei cepat.

"Kekasih? Kei..." Yuta terkejut.

"Iya. Bukankan kita pasangan kekasih,ya kan"

"Bukankah kau sangat mencintai siapa itu ya..." Yuta berfikir sejenak" oh, orang yang memberimu kalung. Ya kan?" Ia mengingatnya.

Astaga Yuta.

Taeyong tersenyum kearah Kei, wajah malu Kei sangat menggemaskan.

"Apa dokter cantik ini sangat mencintai pria itu?" Tanya Taeyong pada Yuta tanpa mengalihkan pandangannya pada Kei. Ia tersenyum. Kei tak bisa berbuat apapun. Ia ketahuan berbohong.

"Tentu saja. Ia bahkan selalu berharap pria itu datang. Ia selalu melihat kearah jalan, berharap pria itu berjalan kearahnya."

"Yuta hentikan"

"Kenapa? Bukankah itu yang selalu kau lakukan. Apa yang salah dari perkataanku"

Baru saja adiknya membuatnya marah, sekarang Yuta membuka kartunya didepan Taeyong. Tapi bukankah Taeyong tak mengingatnya? Untuk apa ia malu.

"Aku memang selalu menunggunya. Aku bahkan tak berhenti merindukannya. Aku selalu berdoa semoga ia akan bahagia dengan hidupnya. Dimanapun itu, walaupun aku selalu menunggunya tapi aku tahu ia tak mungkin mengingatku. Ia mungkin bahagia dengan wanitanya. Pertemuan singkat itu tak berarti untuknya." Kei menatap Taeyong dalam. Taeyong mendengarkan apa yang Kei katakan.

Yuta merasa ada yang aneh dengan Kei dan pria yang masih berjongkok didepan Kei. Pria yang tak pernah mengalihkan pandangannya dari Kei. Siapa dia?

"Aku akan ke Doyoung" Yuta memilih pergi. Meninggalkan Kei dan pria itu.

"Kau mencintainya?" Tanya Taeyong.

Tentu saja. Aku sangat mencintaimu

"Hemb..." Kei mengangguk. Air matanya tiba-tiba mengalir saat ia ingat bagaimana Taeyong datang bersama wanita itu. Ah iya bukankah itu kekasihnya.

Tangan Taeyong terangkat, membasuh lembut air mata Kei dengan punggung tangan kanannya. Kei menatap Taeyong semakin dalam seakan mengatakan apa yang Taeyong lakukakan?

"Aku merindukanmu. Aku merindukanmu Kei. Aku tidak melupakanmu, aku sangat merindukanmu. Aku mengingatmu, aku ingat semuanya. Kau, kalung semangka dan pertemuan kita. Aku tahu semuanya." Wajah Taeyong lebih dekat dari sebelumnya, jantung Kei masih berdebar dengan cepat "Maaf, aku terlambat mengingatmu"

"Kau...."

"Ya, si pria yang dulu tak bisa melihat. Pria yang memberimu kalung semangka. Pria yang jatuh cinta pada gadis yang tak pernah ia tahu wajahnya. Kau... kau gadis itu"

Lagi dan lagi air mata Kei mengalir indah di kedua pipi putih mulusnya. Ini bukan tangisan kesedihan, sungguh. Ini tangisan haru. Kei hanya merasa tiba-tiba ada secercah kebahagiaan yang menyapanya kali ini.

"Kau menangis lagi, heum" ucap Taeyong lembut yang kembali mengusap air mata Kei. "Maafkan aku, aku membuatmu menangis lagi."  Taeyong tersenyum manis.

Kei masih tak mempercayainya. Benarkah? Bukankah ini hanya mimpi disiang hari.

Jika ini mimpi, bangunkan aku Tuhan.

"Hey, katakan sesuatu... mengapa terdiam. Apa perkataanku melukai perasaanmu?" Suara Taeyoung begitu lembut, ia bicara dengan hati-hati.

Kei menggeleng.

"Noona...." Doyoung tiba-tiba masuk. Taeyong melepaskan tangannya dari pipi Kei. Doyoung berlari mendekati Kei. "Noona, kau kenapa? Kau menangis..." Doyoung bangkit lalu dengan cepat menarik kerah pakaian Taeyong. Taeyong hanya diam tak membalas. "Apa yang kau lakukan? Kau membuat noonaku menangis. Brengsek!"

Bugh...

Taeyong tersungkur kelantai, Doyoung memukul wajahnya dengan keras hingga sudut bibirnya berdarah.

"Doyoung. Hentikan..."

"Kau..." Doyoung menarik kembali kerah pakaian Taeyong dan memukulnya kembali. Taeyong tak membalasnya. Mungkin itu pantas untuknya karena membuat Kei menangis.

"Doyoung... hentikan!..."

"Aku akan membunuhnya noona..."

Next...

MY DOCTOR | Taeyoung * KeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang