VI .

2.5K 317 15
                                    

Pagi ini Hyungwon sibuk dengan memasaknya. Seperti biasa, ia selalu bangun pagi lebih dulu dari pada Wonho. Ia selalu menyiapkan sarapan Wonho dipagi hari. Apalagi setelah kejadian semalam, ia semakin bersemangat membuatkan sarapan untuk orang yang sangat spesial baginya.

Ketika ia hanya terfokus pada masakan didepannya, tiba-tiba sebuah tangan melingkar dipinggang kecilnya.

"Oh Wonho ah.." ucapnya yang saat ini melihat Wonho tengah meletakkan kepalanya pada bahu kiri miliknya.

"Selamat pagi" jawab Wonho sembari mencium leher putih milik Hyungwon.

Wonho terus saja 'mengendus' leher Hyungwon disampingnya. Ia bahkan sangat suka dengan aroma tubuh Hyungwon. Dan ia juga lebih mempererat lagi pelukannya dari belakang.

"Auh..." rintih Hyungwon ketika Wonho memeluknya sangat erat.
"Apa kau sudah mandi?" Tanya Hyungwon.

Wonho hanya menggeleng pelan dan terus saja meneruskan aktifitasnya yang sedang menciumi leher Hyungwon.

"Hey.." ujar Hyungwon yang sedikit menjauhkan lehernya karena ulah Wonho dari tadi. "Jika seperti ini terus apa kau akan membuat leherku memerah?" Imbuhnya.

"Apa boleh? Baiklah!!" Wonho dengan cepat menangkup leher Hyungwon dengan bibirnya.

"Yayaya.." kata Hyungwon sekali dan menjauhkan lehernya sekali lagi. "Aku tidak menyuruhmu untuk memerahkan leherku"

"Lalu? Apa aku harus memerahkan ditempat lain?" Goda Wonho pada 'namja chingu' nya itu.

"Aish..lebih baik kau mandi dulu atau nanti aku akan telat untuk bekerja"

Bukannya menuruti apa kata Hyungwon baru saja, lagi-lagi Wonho malah mempererat pelukannya dengan sangat manja.

"Kalau kau tidak segera mandi aku akan naik bus saja untuk berangkat kerja" ujar Hyungwon yang terlihat kesusahan untuk memasak karena pelukan Wonho yang sangat erat.

"Kenapa kau naik bus? Kan ada aku" jawab Wonho santai.

"jika kau tak segera mandi, nanti aku akan telat"

"Jika kau telat kenapa? Aku bosnya disana. Siapa yang akan memarahimu?"

"Aku hanya tidak enak dengan yang lain" ucap Hyungwon yang masih berusaha menyelesaikan masakannya didepan meskipun sulit karena pelukan erat Wonho.

"Jangan pedulikan kata orang lain, karena hanya aku yang berhak menghukummu" jawab Wonho sekali lagi santai dan masih saja memeluk Hyungwon dari belakang.

Hyungwon berjalan menuju meja makan. Ia menata beberapa piring dan masakan yang baru saja selesai dimasaknya.

Tapi bukannya melepas pelukannya. Wonho malah terlihat seperti permen karet yang menepel pada Hyungwon dimanapun ia pergi. Tanpa melepas pelukannya, ia mengikuti Hyungwon yang mondar-mandir pergi ke meja makan dan menata sarapan pagi mereka.

Hyungwon berhenti disamping meja makan. Ia meletakkan tangannya pada meja makan dan.. "apa kau akan terus menempel sepeti permen karet?" Ucapnya.

"Heem" Wonho hanya berdehem menjawab ucapan Hyungwon baru saja.

"Bagaimana jika kau mandi, lalu kita sama-sama sarapan dan berangkat kerja" pinta Hyungwon yang berharap Wonho agar segera mandi.

"Aku malas mandi" seru Wonho yang masih meletakkan kepalanya pada bahu Hyungwon.
"Tapi mungkin jika mandi denganmu.." dua jari wonho mulai 'melangkah' menyusuri tubuh Hyungwon. Dengan perlahan jari-jari itu mulai naik keatas dan hendak membuka kancing atas baju Hyungwon.

you and me . different !! [Hyungwonho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang