II .

2.7K 374 8
                                    










"Bertahanlah..." seru Wonho dengan raut wajah yang sudah memerah dan beberapa urat nadi yang terlihat dari samping leher putih dan tangan miliknya. Ia berusaha keras memegang tangan Hyungwon dari atas.

"Aaaaaa......"
Teriak Wonho dengan wajah semakin memerah dan urat-urat yang semakin tebal terpampang jelas dileher wajahnya. Ia berusaha keras menarik Hyungwon yang tergantung dibawah. Bahkan sekarang kedua tangannya berusaha menarik tubuh Hyungwon yang dari tadi 'tergantung' diatas sungai han.

Brrukk...
Hyungwon jatuh tepat diatas tubuh Wonho.

Wonho melihat Hyungwon yang jatuh diatasnya dengan seksama. Dilihatnya mata yang sudah bengkak dan beberapa air mata yang masih tersisa disela-sela mata Hyungwon. Ia terus mengamati 'pemandangan' yang berada didepannya. Dengan bibir tebal yang terlihat sangat manis meskipun sedang menangis. Ia terus memperhatikan Hyungwon diatasnya.

***

Disisi lain Hyungwon yang tengah jatuh diatas Wonho hanya bisa menagis. Seakan apa yang didalam pikirannya saat itu sangat mengganggu dan membuat hatinya benar-benar sakit. Bahkan ia hanya bisa menangis..menangis..menangis dan menangis.
Setelah itu tanpa sadar kepala Hyungwon jatuh tepat diatas dada milik Wonho.

"Oh..ya..ya..kau tidak apa-apa?" Tanya wonho sambil menggoyang-goyangkan tubuh Hyungwon diatasnya.

-
-
-
-
-

Kkreekk...

Wonho membuka pintu kamar dan berjalan keluar dengan rambut acak-acak'annya. tidak seperti biasa, pagi itu ia melihat beberapa sarapan sudah tertata rapi diatas meja makannya.
Wonho mendekat kearah meja makan, ia bingung kenapa ada makanan diatas meja makannya. Tanpa melakukan hal apapun ia hanya terus melihat makanan itu dan..

"Apa kau sudah bangun?" Suara yang cukup asing ditelinganya terdengar dari arah belakang.

Wonho langsung melihat kearah suara itu berasal dan dilihatnya pria dengan tubuh tinggi kurus berdiri dibelakangnya. Rapi dengan jaket tebal berwarna merah tua yang dikenakannya. Ia tampak berbeda ketika pertama kali mereka bertemu semalam. Wajahnya tampak lebih imut dengan mata yang tidak bengkak lagi dan bibir tebalnya.

Hyungwon berjalan kearahnya, "apa kau tidak ingin sarapan?" Tanya hyungwon sambil memundurkan kursi meja makan dan duduk.

"Oh.." seru Wonho yang masih kaget melihat orang lain berada diapartemennya.

Maklum, Wonho sudah lama hidup sendiri bahkan jauh dari orang tuanya. Ia bekerja keras sampai sekarang agar tak selalu merepotkan kedua orang tuanya. Sampai akhirnya ia memiliki cafe sendiri dan memilih tinggal di sebuah apartemen.

"Makanlah.." ucap Hyungwon didepannya. "Tapi maaf..aku bukan juru masak yang han..."

Uuhhuukkk...uhuukk...
Wonho tersedak oleh makanannya. Ia lalu menarik segelas air yang berada disampingnya dan segera meminumnya.

"Benar..aku bukan juru masak yang handal" gumam Hyungwon dengan wajah menghadap kebawah.

"Oh..tidak..tidak..aku..aku..aku hanya tidak hati-hati dan tersedak" Wonho berbicara sambil terbata-bata. Ia mencoba untuk tidak mengiyakan kata-kata Hyungwon baru saja.  Meskipun lidahnya masih dipenuhi rasa asin yang sangat terasa.

"Hmmm....terima kasih sudah memberiku tumpangan untuk tidur nyaman semalam"

Wonho terus memasukkan suap demi suap makanan dalam mulutnya. Ia menahan rasa asin yang begitu getir di lidahnya. Sambil sesekali memperhatikan hyungwon yang sedang berbicara.

"Aku akan pergi sekarang, sekali lagi terima kasih" lanjut Hyungwon lalu berdiri dari duduknya.

"Oh.." seru Wonho. "Tapi..apakah aku boleh bertanya satu hal?"

"Apa?" Jawan Hyungwon yang terlihat berdiri didepan wonho.

"Kenapa kau melakukan itu semalam?"

Tapi bukannya menjawab pertanyaan Wonho, Hyungwon hanya tersenyum dan melangkah pergi dari hadapannya.

"Jika kau tidak mau menjawab, apa aku boleh tau siapa namamu?" Teriak Wonho yang melihat &yungwon semakin jauh dari hadapannya menuju pintu keluar.

Hyungwon memutar badannya dan.. "Hyungwon.. Chae HyungWon" ucapnya dan diakhiri dengan senyum manis tersirat dibibir tebalnya.

"Aku Wonho. . .semoga kau tidak lagi melakukan hal-hal seperti tadi malam.." teriak Wonho keras dan melihat Hyungwon telah hilang dibalik pintu keluar apartemennya.

-
-
-
-

"Oh.. hyung..kau baru datang? Biasanya kau tidak setelat ini" ujar Jooheon ketika melihat Wonho baru datang.

"Kenapa? Apa kau merindukanku?" Tanya Wonho sambil tersenyum dan berjalan menuju kantor pribadinya dilantai 2 .

-
-
-

"Hyung. . Dimana?" Tanya Hyungwon pada temannya disebrang telfon. Ia duduk pada kursi panjang yang berada dihalte. Dengan menekan-nekan ponsel miliknya, ia berusaha menghubungi seseorang yang ia kenal.
Tapi ntah kenapa seakan benar-benar tidak ada lagi yang bisa ia andalkan didunia ini. Semua orang yang coba ia hubungi terlihat sibuk dengan tidak mengangkat panggilan darinya sama sekali bahkan ada yang sengaja memutus panggilan darinya.

"Hhuuffttt..." Hyungwong menghela nafasnya sesaat. Ia merebahkan punggungnya kebelakang dengan kedua tangan berada didalam saku jaket tebal miliknya. Ia bahkan meraba-raba dalam isi sakunya, berharap menemukan lembaran kertas uang yang tersangkut didalamnya.
Tapi nihil.
Sekarang ia hanya bisa melihat beberapa orang atau kendaraan yang lalu lalang didepannya sambil memikirkan betapa 'berat'  hidup yang ia alami.

-
-
-
-

Seperti biasa, ketika malam hari tiba cafe milik wonho sudah ramai pengunjung. Ada beberapa yang berdua dengan pacarnya atau bahkan segerombolan teman-teman yang ingin hangout bersama.

"Hyung. . ." Panggil Jooheon terdengar dari lantai bawah.

traap..trap..trapp..

Suara gemuruh kaki Jooheon yang berlari melewati tangga-tangga itu dan menuju lantai 2 kantor wonho.

Took...tokk..tok...

"Hyung..." panggil Jooheon dengan suara ngos-ngosannya.

Wonho membuka pintunya dan.. "ada apa?"

"Hyung..ada..ada..ada orang mati didepan cafemu" ucap Jooheon terbata-bata berusaha mengatur nafas sengalnya.

"Mati????" Wonho terkejut dengan ucapan Jooheon baru saja . Dengan mata yang melotot tampak terkejut, ia segera berlari turun menuju luar cafe.

Dilihatnya segerombolan orang sudah memenuhi bagian depan cafenya. Ia berlari dan membuka pintu cafenya lalu menuju gerombolan orang yang sedang berkerumun menjadi satu.

"Permisi..permisi.." ucap Wonho sambil melangkah maju sedikit demi sedikit melewati desakan orang-orang.

Setelah berusaha melewati orang-orang itu akhirnya Wonho berhasil. Dilihatnya seorang pria dengan jaket warna merah tua yang tampak tak asing sedang tergeletak diatas trotoar dingin itu.

"Hyungwon??" Seru Wonho dan langsung berjongkok disampingnya.

"Hyung..sepertinya dia hanya pingsan, nadinya masih bergerak" ucap salah satu pegawai milik Wonho.

"Dia temanku.. angkat dia kemobilku" perintah Wonho dengan cepat.

you and me . different !! [Hyungwonho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang