Demian memandang sendu, Tere. Perempuan yang ia cintai itu, kini tengah duduk di hadapan seorang penghulu. Mengenakan gaun putih yang indah nan cantik.
Di sampingnya, seorang pria bersetelan tuxedo sewarna gaun sedang menjabat tangan sang penghulu sambil melapalkan sebuah ikrar yang membuat Demian merasa tak bisa bernapas.
"Saya terima nikah dan kawinnya Anna Theresia Sahid binti Iskandar Sahid dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"
Kedua tangan Demian mengepal kuat di atas pangkuan. Hatinya berdenyut sakit saat semua orang menyebutkan kata 'Sah'.
Apa semua orang bekerja sama untuk menghancurkan dirinya?
Setelah saling menyematkan cincin, Rayan-pria di samping Tere-menatap Tere dalam.
Demian menunduk, ia lebih memilih memandang ujung sepatunya dibandingkan melihat adegan yang menghancurkan hatinya yang memang telah hancur berkeping-keping.
Tepuk tangan para tamu undangan bergemuruh saat Rayan mencium kening Tere. Rasanya ingin menusuk telinga ini agar tuli.
Senggolan halus di bahu kanannya membuat Demian melirik patah-patah seorang pria paruh baya yang menyunggingkan senyum terlampau lebar kepadanya. "Tersenyumlah di hari bahagia adikmu, Demian."
Menelan ludahnya susah payah, Demian menarik sudut-sudut bibirnya dengan kaku. Setitik air mata menyembul saat ia menatap Tere yang juga menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Batas
RomanceAda batas di antara kita. Batas yang kita buat, namun sebenarnya ingin kuhancurkan. Copyright © Atik Lathifah, 2017 NO COPAS!! p.s : Cerita mainstream beut..