Putri dan Pangeran

123 13 7
                                    

"Kamu mau adik laki-laki atau perempuan, Dimi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu mau adik laki-laki atau perempuan, Dimi?"

"Aku mau laki-laki!"

"Kenapa?"

"Aku mau ngajak dia bermain bola. Papi selalu sibuk, nggak pernah ngajak Dimi main lagi!"

"Tapi... kalau adik kamu ini perempuan, bagaimana?"

Hening.

"Aku tetap mengajaknya bermain. Bermain putri dan pangeran."

Dan aku ingin menjadi pangeran sungguhanya, Mi....

Demian menghela napas.

Kenapa? Berkali-kali ia menghela napas, sesak yang mendera dirinya tak kunjung menghilang. Kenapa?

Dan Demian kembali menghela napas.

Pria berusia 26 tahun itu mengambil minuman yang sejak tadi didiamkannya di atas batu besar di samping dirinya.

Riuh rendah kemeriahan pesta terdengar dari belakang sana--kini ia berada di balik semak-semak, memandangi danau kecil buatan Papinya yang tak terurus. Ia sama sekali tak berniat bergabung.

Jika Mami tak memaksanya, ia juga tak akan hadir dan lebih memilih berkutat dengan pekerjaannya sebagai pengacara.

Memangnya ada, yang mau menghadiri pernikahan orang yang dicintai dengan sukarela? Jika ada, Demian akan berlari mengelilingi kompleks tanpa sehelai benang pun.

Demian tertawa miris, mengingat siapa orang yang dicintainya.

Mencintai saudara adalah hal yang wajar, tapi jika mencintai dan ingin memiliki jiwa raganya apa itu termasuk normal?

Kembali, Demian menghela napas.

Jika saja ia tak mengajak Tere ke anniversary perusahaan salah satu koleganya, pasti tidak akan jadi seperti ini. Tere tak akan mengenal Rayan, dan Rayan, si pria sok aristokrat itu tak akan merebut Tere darinya.

"Shit!" Demian tiba-tiba berdiri, melempar minumannya dan menjambak rambutnya. Rahang pria itu mengeras. Mata hitamnya berkilat marah. Bayangan Rayan tidur dengan Tere tergambar jelas di pikirannya. Seakan itu memang terjadi di depan mata.

Selama ini, ia selalu menahan diri untuk tak menyentuh Tere, dan lebih memilih menjadi pria brengsek dengan menyalurkan hasratnya kepada wanita lain. Ia menunggu Tere untuk menerima sisi lainnya terlebih dahulu sebelum mengklaim adiknya itu sebagai miliknya. Tapi sekarang, apa yang dia dapatkan dari buah kesabarannya itu?

RAYAN YANG AKAN MENJADIKAN TERE SEORANG WANITA SEUTUHNYA, BUKAN DIRINYA.

Napas Demian semakin memberat. Dadanya bergemuruh. Urat-urat di tangannya yang terkepal, terlihat jelas seakan hendak menerobos keluar.

Tidak ada yang boleh menyentuh Tere selain dirinya, sekalipun itu Rayan yang memang berhak. Tidak boleh.

Demian mengeluarkan handphone-nya dari saku jas dan menekan angka 5. Speed dial dari orang kepercayaannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang