Bukan jarak, tetapi rindu

2.4K 30 10
                                    

Aku lelah. Bukan. Bukan karena hubungan jarak jauh yang kita lewati saat ini. Bukan juga karena waktu yang tak kunjung mempertemukan kita lagi. Aku lelah dengan dirimu yang seperti bukan dirimu yang dulu. Aku tahu tentang perasaanmu, perasaanku, dan perasaan kita. Semuanya sama. Dan tak ada perubahan yang mengharuskan kita melupakan satu sama lainnya. Aku takkan mempermasalahkan perasaan kita. Aku yakin denganmu. Kamu yakin denganku. Kita yakin dengan semua ini. Bahkan jarak yang memisahkan antara aku dan kamu, takkan kujadikan alasan untuk mengurangi semua; perasaanku untukmu.

“Selamat pagi,”

Aku takkan melupakan ucapan singkat yang sepertinya sudah biasa itu. Aku tahu kamu mungkin sudah bosan dengan ucapan itu yang setiap pagi aku berikan untukmu melalui pesan singkat. Dengan bahasa dan kata-kata yang selalu sama tanpa ada perbedaan sedikit pun. Aku tahu itu hanyalah ucapan sederhana yang mungkin tak punya arti yang hebat untukmu. Sehingga kamu mengabaikan hal yang sudah menjadi rutinitasku. Baiklah, aku takkan memperpanjang ini.

Lalu, jika aku bilang kalau aku merindukanmu, apakah kamu juga akan mengabaikanku?

Aku mengerti kalau kamu tak hanya memikirkanku. Aku tahu kalau kamu punya bermacam-macam kesibukan. Yang membuatmu mengabaikan keluh kesahku. Yang membuatmu lupa sejenak denganku. Awalnya kupikir begitu. Aku pun tak mempermasalahkannya. Walaupun aku tahu ada sedikit perasaan yang mengganjal dan terkadang membuatku harus menutupi dengan senyuman konyol itu. Setidaknya aku terlihat kuat.

Tetapi, aku tak selamanya kuat seperti yang kamu kira.

Aku tak bisa terus-terusan berlarut pada perasaan yang tak kunjung membuatku menjadi lebih baik. Aku memang bodoh. Aku merindukanmu, tetapi tak mau mengungkapkannya padamu. Bukan. Aku bukannya tak mau mengungkapkan. Aku ingin kamu menyadari semuanya sendiri, tanpa perlu aku mengutarakannya terlebih dahulu. Aku yakin kamu tahu tentang semua perasaan rinduku yang tertahan dan semakin lama semakin memuncak. Kupikir begitu. Aku tahu kamu sibuk dengan urusan-urusanmu yang tak kumengerti, sehingga mengharuskanmu menomorsekiankan aku. Atau kamu sengaja menyibukkan dirimu sendiri? Agar kamu tak masuk pada jurang perasaan rinduku yang tak ada habisnya. Entahlah.

Dengarlah, aku tak berharap banyak padamu. Aku takkan mengganggu semua urusan-urusan yang membuatmu lupa denganku. Lupa dengan semua yang telah lalu. Lupa dengan kita. Aku hanya ingin kamu tahu tentang semua perasaan rindu yang semakin hari semakin merajaiku. Hanya itu. Aku tak ingin semuanya berakhir dengan tanda tanya tanpa jawaban. Aku takkan membenci jarak yang memisahkan kita. Semuanya bukan karena jarak. Tetapi rindu.

dariku; yang tak pernah lelah merindumu,

               untukmu; yang tak kenal rasa rindu.

Satu BukuWhere stories live. Discover now