chapter 1

755 71 3
                                    

"WOOSHIN MEMEGANG DADA SOMI"
[123-56] dia pasti sengaja
[1456-] dasar pemerkosa!
[1423-] memegang daerah pribadi seorang wanita sangatlah tidak sopan! Bahkan somi adalah anak dibawa umur

Wooshin menggaruk kepalanya frustasi. Sembari membaca komentar negatif yg tetlontar dari netiezen yg sedang dia baca. Dia benar-benar tidak sengaja melakukannya. Bahkan dia tidak merasa jika dia memegangi dada somi. Tetapi apalah daya kamera berbicara demikan.

"Bagaimana ini" suara berat wooshin memecah keheningan diantara dia dan juga managernya. Wooshin di panggil oleh managernya seletah berita itu muncul.

"Apa kau yakin kau tidak memegangnya?"

"Aniya, aku tidak secabul itu."

"Baiklah, biarkan semua ini berlalu. Mereka juga akan melupakan hal ini. Selaku pasang wajah menyasal. Aku kan mengkonfimasi dan mencari cara."

Pertemuan itu selesai, wooshin kembali lagi ke dorm nya yg tidak jauh dari tempat agencynya. Tiba-tiba langkahnya terhenti melihat seorang gadis yg berdiri didepan pintu dorm dimalam hari. Gadis itu tertutup oleh jaket dan mantel tebal. Tak lupa masker yg ada menutupi wajahnya.

Wooshin berjalan menujuh gadis itu. Dia tau siapa gadis itu.

"Wae ottoke yogi wasseo ?" Tanya wooshin. Gadis itu mendongak kearah wooshin yg lebih tinggi darinya. Hidungnya memerah, mungkin dia sudah terlalu lama menunggu wooshin.

"Aku datang karena khawatir."
Gadis berdarah campuran itu, berusaha menyeka cairan dari hidungnya. "Hacchi!" Melanjutkan bersin. "Aish." Wooshin melepas syall dan binnienya.

"Kenapa kau datang dengan, jaket yg tidak lengkap ?"
Wooshin mengikatkan syal dan memakaikan binnie ke kepala somi.

"Kau tau kan aku tidak bisa membawamu masuk kedalam dorm kami" wooshin menghela nafas kesal. Sedari tadi somi mencoba menghubunginya hanya saja dia tidak ingin mengangkat dan berbicara dengannya. Tetapi siapa yg menayangka gadis keturunan canada ini datang menemuinya di dorm.

Somi hanya menekuk wajahnya, menyembunyikannya dibalik syal yg wooshin pakaikan.

"Aku baik-baik saja. Kau tak perlu menghawatirkan ku." Wooshin memecah keheningan diantara keduannya.

"Arra yo."

"Mari, aku antarkan kau kembali ke dorm. Ini sudah malam, semua temanmu juga akan mengkhawatrikan mu."  Ajak wooshin

Somi tak banyak bicara dia hanya diam melihat namja yang sedang berjalan terlebih dahulu kearah agencynya. Hening dan dingin, wooshin tak pernah mengabaikan somi sedemikian rupa tetapi kali ini wooshin terlihat dingin. Somi menatap pilu punggung laki-laki yang berjalan dihadapannya.

"Tap-tap-tap" suara langkah kaki yg berlari.
Sebuah tangan melingkar dipinggang wooshin yang membuatnya kaget. "Somi" Tangan kecil dari gadis yg mengikutinya diarah belakang. Apa yg dia fikirkan. Wooshin langsung melepaskan tangan somi.

"Apa yg kau fikirkan? Kita ada diluar." Wooshin berbalik melihat somi.

"Aku." Tidak bisa berbicara apa-apa.
"Kau akan memperpanjang masalah jika kau melakukan hal ini padaku."

Wooshin berjalan tanpa mengetahui jika somi tidak mengikuti langkahnya. Sesaat dia berbalik. Dia melihat gadis itu hanya berdiri terpatung tak jauh dari langkahnya berdiri. Wooshin berjalan lagi dan menarik tangan somi. Agar dia bisa berjalan lebih cepat. Semakin cepat dia pulang semakin cepat dia bisa berfikir hal yg lain. Tapi somi malah diam saja dia tidak mau berjalan. Wooshin menempelkan tangannya dipipi somi, lalu mendekatkan wajahnya yg mulai miring semakin dekat dengan wajah somi semakin mereka merasakan nafas masing-masing wooshin menaruh hidungnya diatas hidung somi. Keduanya saling merasakan helahan nafas masing-masing.

"Saranghae" bisik wooshin
"Saranghamida" somi memandangi wooshi yg wajahnya hanya beberapa Cm dari wajahnya. Wooshi melingkarkan tangan kririnya dipinggang somi. Lalu memeluknya dalam-dalam. Setelah ini mereka pasti akan sulit untuk bertemu sementara waktu.

Dead leave Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang