Gadis berkebangsaan korea Amerika tersebut diam. Menghelah nafas kasarnya. Memang benar, jika cepat atau lambat cinta membutuhkan uang juga untuk berjalan, hangout, makan bersama dan berkencan hanya sekedar melihat bioskop atau hanya jalan-jalan di taman.
"Kalo begitu mari kita debut bersama." Sangat jelas jika Dia memaksa senyumannya.
"Arraseo." Jihoon juga memaksa senyumannya.
Tapi semenjak itu jihoon dan gadis itu berteman dengan baik. Mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama makan toppoki dan juga latihan bersama tidak ada hal yg perlu mereka takutkan.
Musim dingin bulan desember, jihoon melakukan rekaman pertamanya debut pertamanya sebagai seorang pengisi Soundtrack.
"Oh, apa yg dia lakukan ?" Tanya gadis berdarah campuran itu. Dia membuka sedikit pintu rekaman. Suara indah jihoon dan lentingan musik terdengar berpdu dengan baik. Jihoon terlihat semakin tampan dimata gadis itu.
Selang beberapa lama, jihoon melihat gadis itu dari kaca dan melambaikan tangan tersenyum.
"Apa yg kau lakukan?" Tanya Jihoon. Gadis itu masih terpatung terpukau dengan Park Jihoon. Lalu dia menggeleng menata wajahnya yg memerah "Aku lewat dan melihatmu disini, jadi aku melihatmu sebentar." Wajah gadis itu masih memerah.
"Aku harus membeli sesuatu diluar." Ucap gadis itu
"Kau mau beli apa diluarkan dingin?" Jawab jihoon. "Aku akan ikut denganmu."
"Aniya, aku bisa sendiri."Jihoon tetap bersih keras mengikut gadis itu hingga sesekali gadis itu berjalan dengan cepat.
"Ya!! Tunggu aku."
"Aniya, aku mau cepat-cepat."
"Ya! Noe!" Jihoon meraih pundak gadis itu, sekatika gadis itu berhenti. Jihoon melihat tangan gadis itu yg tidak memakai sarung tangan. Dia menyadari jika gadis itu berjalan cepat karena kedinginan."Kemarikan tanganmu."
"Mwo?"
Jihoon meraih tangan gadis itu. "Aniya!" Gadis itu menolak. "Ya! Tanganmu begitu dingin, itu sebabnya kau berjalan dengan cepat. Ini menyebalkan."Jihoon menaruh tangan kanan gadis itu di sakunya, tangan kirinya dia beri sarung tangan. Gadis itu menelan ludahnya gugup.
"Kajja!"
Mereka berjalan bersama menujuh toko yg lumayan jauh dari perusahaan mereka. Hanya saja keduanya menikmati, berjalan bersama.Semenjak hari itu perjalanan mereka semakin baik walau tak pernah mengatakan jika mereka saling menyukai. Keduanya semakin berkembang dan kemungkinan keduanya juga akan debut dengan cepat.
"Ya!noerang neomu yeppoda." Gadis itu tertawa terbahak-bahak melihat jihoon yg dia pakaikan masker dengan warna-warna lucu. Gadia itu tertawa terbaha-bahak sampai perutnya sakit.
Jihoon melihat ke kaca.
"Ya! Kenapa aku jadi seperti ini? Lihat?"
"Kau sangat lucu, aku tidak bisa percaya akan hal ini.""Aku kan bilang kau harus memaskeri ku tapi bukan seperti ini bukan ?"
"Hahahahhaha, kau..hahahah"
Jihoon mengambil masker yg ada dimeja rias kamar gadis itu.
"Kemari kau biaraku beri kau masker!" Tapi gadis itu malah menghindar dan kabur. "Aniya, hahahhaha" tertawa hingga akhitnya gadis itu tertangkap oleh jihoon yg tanpa sadar keduanya terjatuh bersama diatas kasur, gadis itu berada dibawah sementara jihoon di atas.
Sesaat keduanya terpana akan satu sama lain. Diam kaku, merasakan hembusan nafas keduanya masih-masing lalu perlahan Jihoon mendekat, nafas jihoon mampu menyapu wajah gadis itu yga bertanda keduanya semakin dekat dan dekat hingga akhinya bibir keduanya bersatu dan ciuman pertama mereka terjadi.
Itu adalah moment paling indah yg pernah diingat oleh Jihoon. Moment sebelum semuanya berakhir, sekarang gadis itu debut dan dia masih ada didalam ruang latihan berlatih dan berlatih.
Dan gadis itu adalah
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead leave
Short Story"Aku tau jika hal ini akan sulit, bahkan bagimu yg menjadi Idol tingkat atas. ini akan sulit bagi kita untuk menjalaninya" wooshin "Oppa, aku akan berusaha hingga kau menyukaiku" Jeon So mi . . . Aku akan sedikit menembahkan bubuk 18+ jadi aku ing...