POV AUTHOR
"Pagi, Adel," sapa Ryan ketika Adelia membuka pintu mobilnya. Hari ini Ryan sengaja menjemput Adelia untuk pergi bekerja, demi untuk melancarkan misinya.
"Pagi juga Ryan, maaf ya sampai repot-repot menjemputku hari ini," kata Adelia sedikit sungkan.
Ryan hanya membalasnya dengan menaikan bahu tanda bahwa itu bukan suatu hal yang besar. Kemudian, mobil Ryan menembus jalanan pagi dengan kecepatan sedang menuju kantor Adelia.
Saat mobil berhenti dilampu merah, terlihat Ryan mengetuk-ngetukkan jarinya pada sambil beberapa kali melirik ke arah Adelia yang saat ini sedang memakai pemerah bibir. Ia tersenyum saat mengingat kejadian kemarin yang sangat memalukan.
"Ada yang ingin kau katakan, Ryan?" tanya Adelia santai. Sepertinya ia sudah menduga bahwa sedari tadi Ryan ingin mengungkapan sesuatu kepadanya.
Ryan tergagap sebentar, lalu berusaha mengungkapkan apa yang sedari tadi ingin ia katakan.
"Ehm ... itu, aku ingin mengajakmu untuk bekerja sama denganku." Dilihatnya Adelia yang sedang menanti kelanjutan ucapannya.
"Kita "kan tahu, bahwa kita ini korban dari kecurangan perusahaan. Aku ingin kau membantuku dalam mengawasi perusahaanmu. Karena aku tak mungkin bisa leluasa mengamati perusahaan tempatmu bekerja itu."
Mobil hening untuk sejenak. "Lalu, apa yang harus aku lakukan?" tanya Adelia terfokus pada sepasang mata Ryan.
"Kurasa kamu hanya perlu mengawasi dan mencari kecurangan-kecurangan atau aset berharga di dalam perusahaanmu, lalu kau bisa meng-copy data-data tersebut dan menyimpannya sebagai senjata untuk melawan mereka," terang Ryan.
Adelia tampak berpikir, menimbang keuntungan dan kerugian yang akan ia dapat apabila ia bekerja sama dengan Ryan. Sedangan Ryan di sampingnya nampak cemas menunggu keputusan Adelia.
"Bagaimana?" tanya Ryan lagi untuk memastikam.
"Hm ... Oke, aku setuju," jawab Adelia sedikit ragu.
Tanpa sadar Ryan memekik senang mendengar jawaban Adelia yang membuat Adelia sedikit curiga.
"Nah, sudah sampai," ucap Ryan berusaha mengalihkan pandangan Adelia yang menatapnya curiga. Adelia melihat keseliling, ternyata ia sudah sampai di depan loby kantornya. Kemudian Adelia melepas sabuk pengamannya dan akan membuka pintu mobil. Sebelum keluar dari mobil....
"Adel," panggil Ryan. Adelia menoleh, menatap Ryan dengan tatapan bertanya.
"Hati-hati," kata Ryan tersenyum sambil mengusap rambut Adelia lembut. Yang langsung saja membuat pipi Adelia merona merah.
"A-aku pergi dulu," kata Adelia dengan sedikit terbata lalu terburu-buru keluar dari mobil Ryan. Ryan yang melihat itu pun langsung terkekeh geli. Kemudian ia terdiam sebentar, ia memikirkan rencana yang ia buat tadi, lalu tak lama ia tersenyum miring dan menjalankan mobilnya untuk mengintai objeknya yang lain.
《<¤>》
Saat ini Adelia sedang duduk berhadapan dengan bosnya, Mr. Adrian, untuk membicarakan misi yang akan ia lakukan.
"Pagi, Mr. Adrian," sapa Adelia.
"Jadi, bagaimana dengan tugas yang telah kuberikan kepadamu? Apakah kamu sudah menemukan siapa orangnya?" tanya Mr. Adrian pada inti dengan suara beratnya.
Adelia menunduk menatap tangannya. "Sudah saya laksanakan, Pak, dan saya juga sudah menemukan orangnya," jawab Adelia mantab tanpa basa-basi.
"Bagus! Lanjutkan tugasmu, bila kau dapat melakukannya dengan benar, aku akan memberimu sesuatu yang menyenangkan," kata Mr. Adrian dengan senyuman miringnya yang mengerikan. "Dan ingat, misi ini adalah misi terberat untuk bisa mendapatkan informasi lebih dari target tersebut. Jangan sampai misi ini terbongkar begitu saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Other Space of Spy
Roman d'amourIni adalah kolaborasi member AGKI. Cerita ini diusung oleh kelompok 3. (Cerita tanpa blurb)