8.

12.2K 1.3K 56
                                    

Brak!

Tanpa sengaja gue menjatuhkan buku yang berada di rak, mungkin saking gue terkejutnya atas suara-suara aneh yang ternyata perbincangan dua orang yang sepertinya gue kenal yaitu Dani dan Rasya. Nama temen sekelas gue yang emang gue curigai ada apa-apanya...

.

..

...

" Kalian berdua pa-car-an? " Tanya gue sedikit gugup kepada Dani dan Rasya, sementara mereka berdua menganggukan kepala bareng.

Heol, daebak!

Ternyata dugaan gue selama ini benar, kalau si Dani tuh emang ada apa-apanya sama Rasya. Malahan mereka itu adalah sepasang kekasih. Hanjir, bagaimana bisa si ketua kelas yang notabennya adalah musuh bebuyutan wakil ketua kelas malahan pacaran sama sahabat musuh bebuyutannya? Kan seharusnya yah Dani yang pacaran sama Mitha? Nah ini malah pacaran sama sahabatnya Mitha, si Rasya.

Aneh...

" Jadi tolong yah lo rahasiakan mengenai kita, Vano. Bisa kan? " Pinta Rasya sedikit menundukan kepalanya, mungkin malu atau takut karena hubungan mereka diketahui sama gue.

" Gue sih terserah, yang penting kalau gara-gara lo si Rasya kenapa-kenapa yah gue bakal kasih pelajaran sama lo. " Beda halnya dengan Dani yang berkata sedikit mengancam, gue sih langsung memutarkan bola mata gue malas.

Yaelah, ngapain juga gue sebarin hubungan orang yang lagi backstreet. Nggak guna banget, mungkin kalau gue tuh sejenis Jessa atau cewek-cewek bigos lainnya sih bakalan beda lagi ceritanya. Bisa-bisa seantero sekolah tau!

" Nggak usah khawatir, gue akan tutup mulut gue. Lagian, itu bukan urusan gue kan? "

Lagi-lagi mereka mengendikan bahu secara bersamaan, yaelah sok kompak banget kaya anak kembar!

" Vano, "

" Hm? "

" Lo yakin nggak suka sama Dika? "

Apa? Rasya nanya gue mengenai apa?

" Udah ah, gue mau balik ke kelas, kalian berdua jangan pacaran aja. Apalagi cium-ciuman di perpus, nanti bisa lanjut yang nggak-nggak lho! "

.

..

...

Canggung adalah ketika kita berhadapan dengan seseorang yang beberapa hari lalu mengutarakan perasaannya ke kita, dan juga seseorang yang lancangnya membuat buruk hubungan kita dengan sang mantan.

Seharusnya, masalah ini tidak serumit ini. Namun, sepertinya dengan campuran Dika dan Jessa semuanya menjadi luar biasa. Gossip yang tersebar menjadi heboh lantaran Dika dengan seenak jidatnya melabrak adik kelas yang mendadak menembak gue di depan kelas.

Belum lagi, Jessa yang semakin gencar mengerjai gue dengan berbagai cara. Bahkan terakhir kali Jessa menimpuk muka gue dengan cake, walaupun pada akhirnya sih dengan kurang ajarnya Dika membalas perbuatan Jessa tersebut dengan menyiramnya dengan kuah soto milik Mitha.

" Apa lagi? " Setelah hampir beberapa menit mengheningkan cipta, akhirnya Dika bersuara.

" Masih nggak percaya kalau gue suka lo? Tanya Dika sedikit sewot sambil bersedekap dan menyandar di kursi taman.

Gue terdiam, dan sedikit merenung...

Yah gimana gue mau percaya coba? Dika cowok yang lebih populer di banding gue, banyak penggemarnya, termasuk anak cerdas cermat --anak berotak pintar--, dan belum lagi kebanggaan sekolahan naksir gue yang notabennya adalah cowok juga?

Emangnya nggak ada yah cewek yang membuat Dika lebih tertarik gitu? Contohnya Jessa? Nggak usah gue sebutin apa kelebihan Jessa, yang pasti banyak cowok yang mengantri demi menjadi pacarnya. Atau Nabilah? Cewek mungil bergigi ginsul yang nggak kalah populer dari Jessa. Mungkin, cewek-cewek lainnya gitu?

" Gue nggak maksa lo buat percaya sih, cuma seenggaknya yah lo terima kek kalau kenyataannya emang gue suka lo. "

" Apa bedanya? "

" Entahlah, yang pasti semua ini nggak sesuai dengan pikiran su'udzon lo itu. "

Gue maupun Dika balik mengheningkan cipta masing-masing, sibuk sama pemikiran kita masing-masing.

Di otak gue masih ada pertanyaan yang nggak bisa nerima kalau Dika itu suka gue, dan perasaan gue entah kenapa jadi nggak karuan seperti ini. Sehingga hati gue sedikit percaya pengakuannya Dika, namun otak gue selalu menangkisnya. Takut kalau ini hanya lelucon atau permainan konyol seperti ToD atau DoD gitu?

" Kalau lo berpikir normal, gue juga sempet berpikir seperti itu. Tapi, gue mau nyalahin siapa? Hati gue nggak bisa di bohongin. Nyatanya gue jatuh cintanya sama lo, Vano... "

Gue pun menoleh kearah Dika yang ternyata juga menoleh ke arah gue, kita berdua pun bertatapan. Namun, tanpa gue sadari Dika semakin mendekatkan jarak wajahnya ke wajah gue.

Cup

Dengan kurang ajarnya Dika mencium hidung gue, tapi tololnya gue cuma bisa berdiam diri.

" Kyaaaaa... "

Gue maupun Dika langsung menoleh ke sumber suara yang mendadak mengagetkan kita berdua.

" Romantis banget, kyaaa... Lagi! Ayo Dika cium Vano lagi! "

Mitha kamfret! Berisik banget sih nih orang mulutnya...

Gue kan jadi salting dan malu!

Arrghhhh!

.

..

...

Satnite, 18 02 17

Muah💋

My Rival Is My Ex [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang