Alvino menyisir rambutnya dengan jari tangan, sebelum dia mengetuk pintu rumah Aretta.
Tak lama pintu terbuka.
"Hai!" sapa Aretta dengan senyuman yang ceria, beda dari biasanya.
Alvino tersenyum miring lalu masuk ke dalam, melangkah menuju ruang makan yang tentunya sudah ada Ayah dan Ibu Aretta.
"Malem Om, Tante." sapa Alvino sambil tersenyum ramah.
"Alvino, silahkan duduk!" sahut Ayah semangat.
Lalu Alvino duduk disamping Aretta, dihadapannya Ibu sedang meletakkan nasi ke piring Ayah.
"Alvino ini sekelas sama Aretta atau gimana?" tanya Ayah lalu menggigit tempe goreng.
"Beda kelas om." sahut Alvino.
"Panggil Ayah aja," pinta Ayah sambil tersenyum. Membuat Alvino ikut tersenyum, sedangkan Aretta tidak usah ditanya lagi.
"Gimana Alvino, enak nggak masakan ibu?" tanya Ibu lalu meneguk air mineralnya.
"Enak Bu, kaya masakan Bunda,"
Ohh jadi manggilnya bunda. Gemes banget sih kamu...
Tak lama dari itu makan malam selesai, sekarang tinggal memakan hidangan penutup yaitu pancake pisang.
"Kalo disekolah Aretta suka bandel ng—"
"Ih Ayah, enggak!" Aretta memotong ucapan Ayahnya. Lebih tepatnya dia membela diri.
"Tuh kan, berarti emang suka bandel!" sahut Ayah sambil memasukan potongan pancake ke dalam mulutnya.
"Waktu itu juga Ibu pernah dipanggil kesekolah loh Vino, gara-gara Aretta berantem sama—siapa namanya Ibu lupa?" ucap Ibu menatap Aretta seakan-akan meminta Aretta untuk membantunya mengucapkan nama seseorang yang dimaksud.
"Sonya?" sahut Alvino sambil melirik Aretta. Wajahnya kesal. Dia lucu.
"Nah iya Sonya!"
"Ko jadi ngomongin aku si Bu." ucap Aretta lalu mengerucutkan bibirnya.
Alvino tertawa kecil bersama Ayahnya.
Lalu setelah perbincangan selesai, Alvino berpamitan pada kedua orang tua Aretta untuk pulang. Dia berterimakasih atas makan malam hari ini.
"Makasih ya Al lo udah dateng," ucap Aretta saat Alvino sudah duduk didalam mobilnya.
"Gue yang makasih udah di undang." sahut Alvino.
"Gue balik." lanjutnya, Aretta mengangguk memberi seulas senyum lalu Alvino menancapkan gas mobilnya.
Malam ini, kita terlihat lebih dekat. Dan semoga kita bisa lebih dekat.
●●●●Ravin mengetukkan jarinya ke atas meja, mengikuti alunan musik yang di dengarnya melalui earphone.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVINO
Teen Fiction[sebagian cerita sudah dihapus] "Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti lo butuh kehangatan kan?" ucap Aretta sambil menaik turunkan alisnya. Cowok dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga sa...