VI
Penimbangan
Semua akan menjadi baik-baik saja. Tak perlu risau, jangan kau cemaskan di mana kau berada kini. Pendirianmu haruslah kuat, sebab tekatmu yang telah membentuk keberanian. Segalanya dapat ditempuh meski membelah gunung pencakar langit sekalipun. Tetapi, bagaimana melakukannya? Apa mungkin semuanya dapat terjadi? Tentu! Putar kembali kepalamu, kembalilah bereksperimen dalam pikiran, bagaimana caranya agar kau bisa menciptakan hal menakjubkan.
Memakai sihir? Aku rasa itu hanyalah jalan pintas. Banyak cara dan langkah yang bisa kita tempuh di dunia, kita hanya tinggal memilih mana yang terbaik. Namun, biasanya peluang mudah menyimpan rahasia tersendiri. Bisa saja sebuah jebakan atau perlakuan konyol pada tiap pengikutnya.
Bolehkah kupilih jalan pintas saja? Karena arah normal hanya membuang-buang waktu. Aku tahu, pasti akan muncul rintangan di sana. Tetapi, mana yang akan kau pilih jika dalam kondisiku? Cepat tetapi berbahaya, atau selamat tetapi membosankan? Menurut rekaanku, Laynard pasti memilih yang pertama.
"Aku benar-benar tidak tahu harus bertanya pada siapa..." ucap Lay pilu, ia hanya melirik tiap orang yang berlalu lalang dengan tatapan datar.
Dari arah barat daya, ia memandangi seorang manula terlihat kesulitan dalam membawa barang belanjaannya. Tanpa menunggu lama, Laynard datang menghampiri nenek itu.
"Anda tidak apa-apa, nek? Sepertinya Anda mengalami kesulitan."
"Tidak apa-apa, anak muda. Nenek hanya perlu membawa sayuran-sayuran ini ke rumah."
Laynard mengambil beberapa pelastik hitam berisikan sayuran dari genggaman sang nenek sebagai awalan untuk menolong. "Biar saya bantu bawakan ke rumah nenek."
Manula itu merasa terkesima, di dalam lubuk hatinya merasa riang. Ternyata masih ada orang baik di kota ini. Ia pikir mereka telah punah dibasmi oleh pengumpul Archlink kedua.
"Terima kasih banyak, nak. Kamu orang yang baik." pria itu menegakkan tubuhnya, lalu menjinjing dua kantung pelastik besar berisikan wortel dan lobak.
Akhirnya Lay telah menemukan sebuah awalan. Ini akan menjadi pertolongan pertama yang Lay lakukan dalam Archlink World. Ia harap semoga bisa menemukan para manula lain yang bisa dibantu, jadi ia tidak perlu susah-susah melawan para Noctis kegelapan demi mendapat upah batuan pertama.
"Rumahmu di mana, nek?" tanya sang pria.
"Nenek tinggal di distrik Mivela, lokasinya tidak jauh kok dari pasar. Sebentar lagi juga kita akan sampai." jawab si nenek tanpa menoleh pada Lay. "Kau tahu, sudah jarang sekali orang sepertimu di sini."
Lay mengerutkan dahi, apa maksud perkataan nenek ini? "Apa maksudnya, nek? Aku tidak paham."
"Dahulu, jauh sebelum batuan itu ada, banyak orang-orang berbudi luhur yang menolong tanpa pamrih. Mereka menolong apapun dengan ikhlas dan tak memperhitungkan apapun. Namun, semenjak kedua batuan itu mulai merajai dunia, semua orang jadi menimbang-nimbang saat ingin menolong orang lain. Mereka memperhitungkan imbalan batu yang didapat dari tiap berbuat kebaikan."
"Bukankah dengan adanya batu itu, orang-orang jadi lebih suka menolong?"
"Tak ada yang mau menolong nenek-nenek tua membawa sayuran. Karena mereka hanya akan mendapat batuan kecil. Jadi, daripada membuang-buang waktu, mereka lebih memilih untuk mengerjakan kebaikan lain yang akan mendapat batuan lebih besar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Archlink World
FantasyApa yang kau inginkan jika memiliki Archlink? Sebuah bongkahan batu hitam dengan kilatan cahaya keunguan yang dapat mengabulkan segala permintaan. Jenis mana yang akan kau kumpulkan terlebih dahulu? Archlink pertama, atau kedua? Melakukan segala hal...